Wednesday, September 18, 2013

Batu Karang Lindungi Kapal Selam RI dari Kejaran Belanda


Karang menyamarkan bentuk kapal RI Nagabanda. Tapi apa dampaknya?

torpedo,senjata,kapal selam(Ilustrasi, Thinkstock)
Dalam perjalananan pulang setelah melancarkan misi pengintaian Pelabuhan Biak, kapal selam RI, Nagabanda, sengaja muncul ke permukaan untuk mengisi baterai. Nagabanda sendiri berada di Biak, Papua, dalam rangka Operasi Jayawijaya yang digelar oleh TNI AL pada 20 - 29 Juli 1962 dengan nama sandi Operasi Cakra.
Kapal selam itu naik ke permukaan pada saat matahari terbit, sesuai pula dengan permintaan awak kapal karena bisa menghirup udara luar dan melepaskan kejenuhan. Permintaan itu juga tidak ditolak komandan kapal selam RI Nagabanda, Mayor Wignyo.

Indonesia Butuh 24 Kapal Selam


TNI AL idealnya memiliki 24 kapal selam untuk mengawal dan menjaga teritorial laut Indonesia yang cukup luas. Penguatan pertahanan dan militer akan memberi dampak luas di dunia internasional.

"Jika ditilik dari geografis negara, Indonesia sebagai negara maritim membutuhkan pengawalan ekstra ketat untuk mengantisipasi invansi dari negara asing melalui laut," ujar pengamat militer Kusnanto Anggoro dalam sarasehan memperingati HUT ke-54 Kapal Selam di Jakarta, Minggu (15/9).

Namun, lanjut dia, kekuatan alutsista TNI AL masih pada kebutuhan mendasar. Sekarang ini, TNI hanya memiliki dua kapal selam yang sudah sangat tua. Sedangkan, 3 unit yang dibeli dari Korea Selatan baru akan masuk memenuhi kekuatan Alutsista TNI AL hingga awal tahun 2017. "Sebelum sampai memiliki 18 unit kapal selam, saya kira semua orang harus kritis," kata dia.

Kerjasama PT.DI dan Thai Aviation Industry


Pada hari ini Selasa tanggal 17 September 2013 telah berlangsung penandatanganan kerjasama antara PTDI dengan Thai Aviation Industry Co. Ltd. (TAI), bertempat di Lantai I Gedung Pusat Manajemen PTDI, Bandung. Kerjasama antara kedua perusahaan, masing-masing ditandatangani Direktur Utama PTDI, Budi Santoso dan CEO TAI, Marsekal Weeranan Hansavata.

Kerjasama ini merupakan kelanjutan dari MoU sebelumnya yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 18 Agustus 2010 lalu. Dalam naskah kerjasama ditegaskan bahwa kedua perusahaan yang sudah memiliki kemampuan yang tidak diragukan dan juga dikenal di kawasan Asia Tenggara sepakat untuk menjalin kerjasama penjualan, customisasi dan perawatan pesawat CN 235 dan N 219 produk PTDI.

Roll Out C-130H Hibah Dari Australia


Inilah dia foto resmi C-130H Hercules hibah Australia untuk Indonesia. Tidak  seperti Hercules TNI-AU umumnya, kali ini pesawat angkut berat itu berbalutkan warna abu-abu tua. Dengan warna ini, sang putra dewa makin terlihat perkasa dan siap mengabdi untuk ibu pertiwi. Pesawat dengan nomor ekor A-1330 ini sudah roll out dari hangar Qantas Defense Services, dimana sebelumnya ia menjalani perawatan berat.

Menurut majalah Combat Aircraft, saat berdinas di AU Australia, Hercules ini menyandang nomor seri A97-006. Dikabarkan pula, pesawat ini akan dikirim ke Indonesia pada bulan Oktober nanti. 

AWACS Killer Sukhoi Indonesia


Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia (photo: FB Jiwa Merah Putih)
Rudal Krypton Kh-31 diusung Fighter Sukhoi Indonesia.
Pesawat tempur Sukhoi TNI AU lengkap sudah  satu skadron (16 unit), setelah datangnya dua pesawat SU-30 MK 2 pada awal bulan September 2013. Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar – Sulawesi Selatan, merupakan home base bagi pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 Indonesia.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin menyatakan kelengkapan skadron Sukhoi (16 pesawat) ditargetkan pada tahun 2014. Namun pengadaan alutsista 11 itu bisa dilengkapi dalam waktu yang lebih cepat di tahun 2013. Untuk itu program Kementerian Pertahanan selanjutnya adalah mendatangkan simulator pesawat tempur Sukhoi, serta dukungan konstruksi sistem yang bisa mengcover seluruh pesawat Sukhoi, pada tahun 2014. Hal ini disampaikan Wamenhan, saat mengunjungi Skadron 11 di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

“Mesin simulator untuk melatih kemampuan para pilot penerbang tempur. Nantinya tidak perlu lagi mengirimkan pilot tempur keluar negeri untuk melatih skill teknis mereka. Tetapi jika simulator ini belum sampai tahun 2014, untuk sementara para pilot dikirim ke negara yang memiliki fasilitas simulator, seperti China yang telah memiliki kerjasama pertahanan Indonesia”, ujar Wakil Menteri Pertahanan.

Indonesia Serius Bangun Armada Kapal Selam

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia seyogyanya membangun armada kapal selam guna mewujudkan TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani menuju world class navy. Pembangunan kapal selam ini dipandang perlu untuk mendukung pertahanan negara yang efektif dan berdaya tanggal tinggi. Saat ini, TNI AL sedang merancang untuk mmbangun pangkalan kapal selam di Palu, Sulawesi Tengah.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio mengatakan pembangunan kekuatan pertahanan harus sejalan dengan strategi pertahanan negara yang tepat dan mampu memaksimalkan pendayagunaan seluruh sumber daya nasional dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

Menurut Marsetio, sejarah membuktikan bahwa kapal selam merupakan senjata penghancur lawan yang sangat sukses. Terbukti dalam keterlibatan kapal selam selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, perang India-Pakistan, perang Malvinas dan perang dingin.

“Kapal selam merupakan salah satu kekuatan Angkatan Laut yang memiliki kemampuan handal sebagai salah satu striking force paling ditakuti dalam perang laut, sulit dideteksi lawan dan dapat menyusup ke jantung pertahanan daerah lawan tanpa diketahui,” kata KSAL Laksamana TNI Marsetio saat membuka Sarasehan Kapal Selam di Wisma Elang Laut, Jakarta, Minggu (15/9).

Rusia Buka Kembali Pangkalan Militer Warisan Soviet



Rusia membuka lagi pangkalan militer peninggalan Uni Soviet di dekat Kutub Utara. Langkah ini untuk membuka rute pelayaran global di perairan ujung utara sekaligus mengamankan kepentingan Rusia atas sumber-sumber energi di kawasan tersebut.

Menurut kantor berita Reuters, kebijakan itu diumumkan sendiri oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia pun telah mengirim sepuluh kapal perang dan penghancur bongkahan es ke Kepulauan Novosibirsk di Perairan Artik.

Itu merupakan bekas pangkalan militer Uni Soviet. Namun, pangkalan itu ditinggalkan di awal dekade 1990an saat Rusia tengah terpuruk akibat bubarnya Soviet menjadi beberapa negara. Kini, 20 tahun kemudian, Rusia mengaktifkan lagi pangkalan itu.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...