Thursday, October 31, 2013

Vietnam Began Sea Trials of the "Molniya"



Vietnamese Navy began sea trials Project 12418 missile boat "Molniya", built under license from Russia. On this, as reported by ITAR - TASS news agency, said Oleg proteins , CEO of Rybinsk Shipyard "Vympel " engaged in the construction of such ships in Russia .

According Belkova, sea trials at sea were gone the first two ships of the "Molniya", built in Vietnam. Currently, the third and fourth ships Vietnamese construction installation is carried out on-board equipment , and the fifth and sixth boats are in the process of formation of the shells and metal cutting. According to the results of tests of the first two ships of Vietnam may decide to build another four specified in the option.

Vietnam has purchased a license to build 12 missile boats of the "Molniya" (including four in option) in 2005. The deal amounted to about a billion dollars. Under the agreement , the first two ships were built by "Vympel" and delivered to the Navy in Vietnam 2007-2008. Documentation necessary to license the construction of ships, the Vietnamese side has transferred the Petersburg Central Design Bureau "Almaz".

Kendaraan Tempur Kopaska

Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com)
Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com)
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Kawasan Barat, memiliki alat alustista baru kendaraan tempur bawah air SEAL CARRIER dari Swedia. Kendaraan bawah air ini menyerupai kapal selam mini dan diperkirakan masih terbatas kepemilikannya di negara-negara Asia. Awal Oktober 2013 , prajurit SATKOPASKA KOARMABAR melakukan uji coba SEAL CARRIER diawaki 2 teknisi dari Swedia dan 4 prajurit SATKOPASKA, di laut lepas teluk Jakarta.
SEAL-Carrier-650
Kendaraan tempur bawah air  ini dipersiapkan Komando Pasukan Katak sebagai salah satu sarana infiltrasi melalui bawah permukaan laut, dengan sasaran khusus dermaga laut atau pun kapal-kapal perang musuh.
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Air

Indonesia Akan Terima Hibah Kapal Selam Setelah ada Kepastian dari Russia


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah sedang menunggu kepastian hibah kapal selam dari Rusia. "Saat ini kami menunggu surat resmi dari Rusia," kata Purnomo kepada wartawan di Landasan Udara Ranai, Natuna, Rabu, 30 Oktober 2013.
Indonesia Akan Terima Hibah Kapal Selam Setelah ada Kepastian dari Russia

Surat itu, dia melanjutkan, berisi kepastian berapa kapal selam yang akan dihibahkan Rusia. Termasuk bagaimana keadaan fisik kapal selam itu dan seberapa banyak perbaikan yang diperlukan. Sebab dalam hibah alat utama sistem persenjataan, negara pemberi pasti menyaratkan seberapa besar perbaikannya. "Tapi katanya masih bagus kondisinya," kata dia.

Soal berapa pagu anggaran untuk biaya 'up-grade' kapal selam ini, Purnomo belum mau menjawab. Sebab saat ini yang ditunggu oleh pemerintah adalah kepastian jadi atau tidaknya hibah kapal selam dari Rusia.


Menurut informasi awal yang Purnomo peroleh dari Duta Besar Rusia di Indonesia, negara Beruang Merah itu akan menghibahkan 10 kapal selam jenis Killo Class Namun hal itu bisa saja berubah. "Sebab negara tetangga, Myanmar juga mendapat satu (kapal selam) hibah dari Rusia."

KSAU : Tahun Ini TNI AU Akan Diperkuat Alutsista Baru


Yogyakarta  : TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru. 

Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.    

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta.   

Sekilas Tentang Batalyon Infanteri Mekanis TNI AD

4
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela.
JKGR  : Perkembangan teknologi di dunia militer menuntut perubahan taktik dan strategi demi memenangkan suatu pertempuran. Pada awal abad ke 21, satuan Light Infanteri atau Infanteri berjalan, masih menjadi kekuatan utama angkatan darat di semua Negara. Akan tetapi dengan tuntutan mobilitas yang tinggi serta efektifitas penggunaan manpower maka banyak negara mulai menggunakan system Mounted Infantry atau Infanteri Mekanis, termasuk Indonesia.

Saat ini TNI AD memiliki 3 batalyon infanteri Mekanis yang berada di bawah Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti, Kodam Jaya. Ketiga Batalyon Infanteri Mekanis itu adalah: Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela serta Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha diresmikan pada tanggal 16 Februari 2010 dan bermarkas di Jl. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta Timur. Perbedaan yang paling menonjol dari Batalyon Infanteri Mekanis adalah penggunaan Kendaraan Tempur berupa Panser yang jumlahnya sebanyak 82 kendaraan tempur Panser, untuk Yonif Mek 201/JY.

Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013 (photo: tniad.mil.id)
Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013.
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai tugas  melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan, baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang  lebih besar dengan Brigade Infanteri ataupun Komando Utama (Kotama).  

Kemampuan bela diri  para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudh rata-rata telah tingkat Dan satu Karate.  Satuan ini berada di bawah jajaran Satuan Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibu Kota/Jaya Sakti Kodam Jaya.

[Pics] Mengintip Persiapan Latihan Angkasa Yudha 2013

Natuna : TNI AU akan menggelar latihan perang di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10/2013) besok. Para personel TNI AU sudah melakukan berbagai persiapan jelang latihan bersandi Angkasa Yudha 2013 tersebut.

Sejumlah pesawat tempur TNI AU sudah tiba di Lanud Rinai.
Beberapa personel TNI AU mengecek kesiapan pesawat tempur.

2014 Indonesia Turki Launching Kerjasama Pembuatan Prototipe Tank


Jakarta  : Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu. 

Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Dia berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Akçam.

Mengkaji Urgensi Rudal Permukaan-Udara Jarak Jauh untuk Pertahanan Udara Nasional Indonesia

by Lundy Orlando
“To have command of the air means to be able to cut an enemy’s army and navy off from their bases of operation and nullify their chances of winning the war.” — General Giulio Douhet

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terhimpit diantara dua samudra dan dua benua dengan luas total 1,904,569 km2 yang memiliki komposisi luas daratan 1,811,569 km2 dan luas perairan 93,000 km2[1]. Dengan daerah seluas itu dan kondisi geografis pulau yang terpisah-pisah dengan laut, tentunya kedaulatan Indonesia terutama kedaulatan atas ruang udara menjadi sangat rentan terhadap ancaman-ancaman dari luar. Banyak sekali pelanggaran terhadap kedaulatan kita atas ruang udara yang merupakan wilayah blank spot terjadi. Di sini penulis tertarik untuk membahas ancaman udara yang sangat mungkin mengganggu kedaulatan negara kita dan seperti yang sudah kita ketahui bersama kedaulatan penuh atas ruang udara tidak hanya berasal dari jumlah dan kualitas pesawat tempur, jumlah dan kualitas radar, tetapi juga Surface to Air Missile (Rudal Permukaan-Udara) sebagai pertahanan udara di permukaan. Dulu pada jaman Perang Dunia ke II, dimana ilmu pengetahuan tentang computer embedded, sensor, dan rudal belum benar-benar matang, ada istilah “The bomber will always get through” yang berarti pesawat pembom pada masa itu selalu berhasil menembus pertahanan kota dan melakukan pengeboman oleh sebab itu pertahanan terbaik pada masa itu adalah dengan menyerang pangkalan militer lawan sebelum pesawat pembom menyerang kota. Setelah Perang Dunia ke II ilmu pengetahuan akan radar, computer embedded, rudal dan sensor yang berkembang pesat menyebabkan lahirnya rudal pertahanan udara / meriam pertahanan udara yang berpemandu radar menyebabkan kecilnya kemungkinan pesawat pembom dapat mencapai target mereka. Inilah masa dimana rudal pertahanan udara mulai memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga ruang udara dari ancaman seperti pesawat pengebom strategis. Taktik peperangan-pun berubah dimana pada saat perang dingin, pesawat pembom tidak lagi dijadikan sebagai andalan serangan melainkan rudal balistik dengan hulu ledak nuklir.

Dubes Diharapkan Turut Aktif Pasarkan Produk Industri Pertahanan Dalam Negeri

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap kepada para Duta Besar sebagai kepala perwakilan Indonesia di negara – negara sahabat untuk dapat turut aktif berperan dalam mempromosikan produk - produk industri pertahanan dalam negeri.

“Bapak - bapak Dubes, mohon nanti untuk dapat menjadi marketer kita menggunakan prinsip Indonesia Incorporated”, harap Menhan saat memberikan pembekalan kepada para Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Senin Sore (28/10) di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan bahwa disamping untuk mendukung pembangunan kekuatan pertahanan, pemerintah Indonesia juga mempunyai keinginan agar industri pertahanan dapat menjadi lokomotif pembangunan ekonomi. Untuk industri pertahanan, saat ini Indonesia termasuk dalam empat besar diantara negara-negara ASEAN disamping Singapura, Thailand dan Malaysia.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...