Wednesday, January 09, 2013

TNI AL Rancang Sistem Komando Laut



Jakarta | Strategi militer baru dirancang oleh Markas besar TNI Angkatan Laut. Sistem itu berupa pembentukan Komando Pertahanan Laut. Tugasnya untuk mengkoordinasi armada-armada yang ada di Indonesia.

Dalam sistem yang ada sekarang, garda laut Indonesia dibagi menjadi dua yakni armada barat (Armabar) dan armada timur (Armatim). Armabar berbasis di Jakarta, sedangkan Armatim di Surabaya.

Rencananya, sistem Komando Pertahanan Laut akan membuat satu armada baru di tengah. "Jadi, ini nanti terpadu, akan ada armada tengah yang juga membawahi kapal perang," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksmana Pertama Untung Suropati di Jakarta kemarin.

KAPAL TANPA AWAK ANTI KAPAL SELAM


Desain ACTUV, kapal tanpa awak anti-kapal selam AS
Desain ACTUV, kapal tanpa awak anti-kapal selam AS. Foto konsep: SAIC
Jumlah kapal selam diesel-listrik kian meningkat di seluruh dunia dan dapat mengancam armada Angkatan Laut AS. Upaya untuk mengatasi resiko yang dapat ditimbulkan oleh kapal selam kecil dan silent seperti itu menjadi sangat penting bagi AS, terutama di daerah litoral dan selat sempit.

"Tujuan kami adalah untuk transisi dan perubahan cara operasional Angkatan Laut," kata Scott Littlefiel, manajer program Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Anti-Submarine Warfare Continuous Trail Unmanned Vehicle (ACTUV). "Hal Ini akan menciptakan asimetri bagi keunggulan kami, meniadakan ancaman dari kapal selam akan menghemat sepuluh persen biaya untuk membangun kapal selam."

Kontraktor pertahanan AS Science Applications International Corporation (SAIC) saat ini tengah mengembangkan sebuah konsep baru kapal permukaan tanpa awak. Kapal tersebut akan dapat menemukan dan melacak kapal selam jauh di bawah air, pada tingkat presisi, persisten dan fleksibilitas yang jauh melampaui kapal perang permukaan berawak anti-kapal selam saat ini. 

AIR POWER DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA


Air Power dan Perkembangannya di Indonesia

Seiring perkembangan teknologi, Air Power (Kekuatan Udara) mampu membuktikan jati diri adidayanya untuk mengatasi berbagai ancaman. Di era sekarang ini, khusus di bidang militer, teknologi air power telah menjadi ujung tombak perkembangan teknologi. Bahkan banyak pakar menyatakan bahwa tolak ukur kemampuan teknologi suatu negara diukur dari seberapa baik penguasaan teknologi air power yang dimiliki.

Bukan tanpa alasan air power dijadikan ukuran dari kemampuan teknologi suatu negara. Ini terpicu dari pengalaman perang modern dalam beberapa dekade terakhir, yang menunjukkan superioritas teknologi air power di dalamnya.  Juga kemajuan teknologi air power dalam program antariksa dan penerbangan sipil. Dilihat dari hal tersebut, tak satupun negara bisa memiliki resistensi yang baik dengan meninggalkan perkembangan air power. 

Air power dapat didefinisikan sebagai segala upaya, pekerjaan dan kegiatan untuk menggelar kekuatan pertahanan negara di udara maupun luar angkasa dengan menggunakan alutsista atau peluru kendali yang dioperasikan dari atas permukaan bumi.

Menggelar air power bukan perkara mudah dan murah, dibutuhkan dana besar, pangkalan udara dan infrastruktur yang memadai, dipengaruhi oleh cuaca dan terrain (medan) yang dihadapi serta dibutuhkan kemandirian produksi alutsista yang memadai.

Rapim Kemhan 2013, Tahapan MEF Bisa Dipercepat dan Leopard 2 Sudah Kontrak



Seperti biasanya, di awal tahun, Kementrian Pertahanan melaksanakan rapat pimpinan. Demikian pula pada Rabu 9 januari 2013 kali ini. Rapat pimpinan dibutuhkan untuk menyampaikan Kebijakan Menteri Pertahanan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pertahanan negara Tahun Anggaran 2013. Dalam bidang perkuatan pertahanan terutama alutsista, di tahun 2013 akan dilakukan pemantapan terhadap berbagai jenis persenjataan yang sudah dilirik.


PERSIAPAN PELUNCURAN ROKET LAPAN RX-550




Roket RX-550 Lapan
Roket RX-550 Lapan
 Awal tahun 2013 merupakan hari-hari yang menegangkan bagi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata. Dia memiliki target untuk menerbangkan roket Lapan RX-550 pada tahun 2013, sementara uji statis  RX-550 yang dilakukan tanggal 29 September 2012, masih menemui kendala. Uji statis pertama dilakukan tahun 2011 silam.

Komponen nosel roket RX-550 kembali mengalami masalah dalam uji statis di Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Kabupaten Garut- Jawa Barat. Desain struktur nosel roket RX-550 belum mampu menahan tingginya suhu pembakaran. Akibatnya, komponen material nosel roket terlepas sebelum proses pembakaran propelan berakhir di detik ke 14.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...