Saturday, March 16, 2013

MiG-21 Fishbed : pencegat teryahud


Tahun 1962, Indonesia tengah bersitegang dengan Belanda soal Irian Barat. Indonesia mengklaim wilayah itu merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara Belanda berpendapat lain, dan tetap menduduki Irian Barat, yang kini dikenal sebagai Propinsi Papua. Dan tampaknya, perselisihan itu akan diselesaikan lewat jalur perang.

Maka Presiden Soekarno, memerintahkan mempersiapkan Operasi Trikora, nama untuk operasi militer dalam rangka pembebasan Irian Barat. Segala sarana tempur dan kekuatan militer mulai digeser ke kawasan Timur, dengan basisnya di Makassar. Meski sempat terjadi bentrokan-bentrokan kecil antara kedua kekuatan militer yang sedang berhadapan itu –termasuk gugurnya Komodor Laut Yos Soedarso di Laut Aru—tapi perang besarnya sendiri tak pernah terjadi. Konflik itu selesai lewat jalur diplomatik, ketika PBB menekan Belanda untuk menyerahkan Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Belanda menurut.

Melunaknya sikap Belanda, yang notabene masih merasa superior kepada bekas negeri jajahannya, bukan tanpa sebab. Ketika kedua negara bersitegang, pesawat pengintai milik angkatan udara Amerika Lockheed-U2s yang berpangkalan di Taiwan, beberapa kali wara-wiri di atas angkasa Indonesia. Apalagi tujuannya kalau bukan mengintip kekuatan militer Indonesia, yang ketika itu sedang berbulan muda dengan Uni Soviet.

Hasil pengintaian itu membuat cemas Amerika, yang segera mengabarkan sekutunya itu. Mereka menyarankan Belanda agar “kabur” saja dari Irian Barat, ketimbang babak belur dihajar angkatan perang Indonesia. Itu juga yang mendorong PBB ikut menekan Belanda untuk menyerahkan Irian Barat. Belanda yang “tahu diri” segera angkat kaki dari Bumi Cendrawasih pada 1963.

Maklum jika Belanda jiper. Berkat kedekatan dengan Uni Soviet, Indonesia menjadi negara yang memiliki kekuatan udara paling kuat di Asia. Negeri Komunis itu bermurah hati dengan mengirimkan pesawat-pesawat perang paling modern pada era itu. Di antaranya adalah pembom TU-16, yang mampu menggendong misil udara ke darat AS-1 Kennel, yang punya jangkauan jauh serta daya hancur yang dahsyat. Di antara jejeran jet tempur, ada MIG 21 yang punya nickname versi NATO Fishbed. Inilah jet tempur jenis pencegat yang paling modern di dunia pada saat itu.

Sementara Belanda, masih mengandalkan pesawat sisa perang dunia kedua semacam P51 Mustang, serta jet-jet tempur semacam Vampire, Hawker Hunter, yang jauh kalah kelas dengan Fishbed. Makanya, Belanda memilih amit mundur ketimbang hancur lebur. Walaupun itu menyebabkan skadron Fishbed milik AURI tak sempat unjuk digdaya di langit Irian.

Indonesia in Asia’s Changing Balance of Power


Southeast Asia’s largest state and the de facto leader of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Indonesia has long served as a linchpin of regional order. More recently, Jakarta’s status has risen even higher as concern over China leads countries such as the U.S., Japan, South Korea and Australia to strengthen ties with Indonesia. Yet China’s attempts to stake its own claims to regional leadership pose a direct challenge to Indonesia, while China’s development of a blue-water navy and its claims to virtually the entire South China Sea directly threaten Indonesian interests. As a result, Indonesia has found it increasingly difficult to play its traditional mediating role within ASEAN.

Indonesia’s key interests in Southeast Asia are to promote stability and ensure that the region retains its autonomy from great power influence. In the broader Asia-Pacific, Indonesia seeks what Foreign Minister Marty Natalegawa calls a “dynamic equilibrium” in which “there is not one preponderant country.” Indonesia has historically used ASEAN as a tool to pursue these goals, and Jakarta’s purported ability to lead ASEAN is an important source of its international influence. Accordingly, Indonesia has a major interest in ensuring that regional architecture is built upon ASEAN, thereby giving its members agenda-setting influence and helping prevent their domination by larger powers.

Sultan Sulu : Kami ingin Bergabung Dengan Indonesia


Sultan Sulu Muizul Lail Kiram mengaku sangat frustasi terhadap konflik perebutan Sabah dan Serawak dengan Malaysia. Sebab itu, dia meminta bantuan Indonesia buat merebut kembali wilayah di utara Pulau Kalimantan itu.

"Saya akan menyerahkan kedaulatan Sulu kepada Indonesia asal Indonesia mau membantu mengembalikan Sabah dan Serawak kepada kami," kata Sultan Muizul. Dia mengoreksi namanya bukan Sultan Mudarasulail Kiram.

Menurut dia, Mudarasulail adalah orang mengklaim sultan Sulu. Aslinya dia bernama Faizal Abdul Naim, warga negara Malaysia asal Malaka.

Berikut penuturan Sultan Muizul Lail Kiram saat dihubungi Faisal Assegaf dari merdeka.com melalui telepon selulernya, Kamis (14/3).

Aksi-Aksi Pasukan Elite Indonesia


5 Aksi pasukan elite TNI yang kuras fisik dan mental


 Aksi kopral 'terkuat' TNI Subagyo Lelono mengundang decak kagum. Prajurit Polisi Militer TNI AD ini pernah lari 24 jam non stop. Dia juga koprol 5 Km tanpa henti dan push up 21 jam 40 menit. Aksinya ini diganjar rekor MURI.
Bagi prajurit TNI, kuat adalah sebuah kebutuhan. Kalau tidak kuat bagaimana mau melindungi bangsa dan negara.

Apalagi pasukan elite TNI, yang kemampuannya di atas rata-rata prajurit reguler. Latihan mereka pun dibuat ekstra keras hingga menghasilkan prajurit yang memiliki otot kawat dan tulang besi.
Indonesia memiliki banyak satuan elite yang memiliki kemampuan tempur terbaik. Di TNI AD ada Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Sat 81 Penanggulangan Teror (Gultor), Peleton Intai Tempur (Tontaipur), dan Raider. TNI AL punya Pasukan Intai Amfibi (Taifib), Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka). Sementara TNI AU punya Pasukan Khas dan Detasemen Bravo 90 di dalamnya.

Jepang Inginkan Aliansi Pertahanan Dengan ASEAN


Jepang mendesak pembentukan hubungan pertahanan yang kuat dengan negara-negara ASEAN seiring dengan meningkatnya kapabilitas militer China. Wakil Menteri Pertahanan Jepang dan 10 orang delegasi negara ASEAN memulai pertemuan dua hari di Tokyo untuk membahas masalah itu.

"Wilayah Asia-Pasifik memiliki banyak isu yang beragam terkait pertahanan dan keamanan, termasuk pula di antaranya adalah konflik teritorial Laut China Selatan," ujar Wakil Menhan Jepang AKinori Eto dalam pertemuannya dengan delegasi ASEAN, seperti dikutip AFP, Rabu (13/3/2013).

"Di saat adanya peningkatan kematangan kerja sama ekonomi kita, Jepang dan ASEAN patut memperkuat hubungannya di ranah pertahanan dan keamanan," paparnya.

Indonesia Akan Gelar JIDD Di Jakarta


 Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana akan menggelar Jakarta Internasional Defence Dialogue (JIDD) pada 20 hingga 21 Maret 2013. Pertemuan internasional ini dimaksudkan sebagai upaya kerjasama antarnegara dalam menghadapi ancaman pertahanan internasional di era globalisasi.
"JIDD merupakan forum bagi negara-negara kawasan Asia Pasifik maupun di luar itu untuk saling berbagi gagasan terutama menyangkut bidang pertahanan," ujar Steering Committee JIDD 2013 Eris Herryanto dalam konferensi pers di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (14/3).
Eris mengatakan, Kemenhan merasa perlu menyelenggarakan forum ini mengingat ancaman pertahanan masing-masing negara tidak bersifat sporadis dan hanya menyangkut negara tertentu saja. "Di zaman globalisasi ini, semua permasalahan pertahanan bersifat transnasional. Sehingga kita merasa perlu memiliki forum untuk membicarakan masalah-masalah ini," kata dia.

Irak Berminat Pesan 500 Panser Anoa Buatan Pindad

Irak berminat untuk memesan panser Anoa buatan PT Pindad (Persero). Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang akan dipesan mencapai 500 unit panser.

Kesepakatan memang belum terjadi, kedua belah pihak masih terus melakukan kajian terkait hal ini. Minatnya Irak membeli panser ini muncul setelah kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke Baghdad beberapa waktu lalu.

"Sampai saat ini belum ada kesepakatan, masih negosiasi. Mereka memang berminat, tapi belum ada kelanjutannya," kata Duta Besar Indonesia untuk Irak Safzen Noerdin ketika ditemui detikFinance di Hotel Al-Mansour, Baghdad, Rabu (13/3/2013) malam waktu setempat.

Sjafrie berangkat ke negeri 1001 malam itu sekitar pertengahan tahun lalu dan diterima oleh Perdana Menteri Irak, Nuri Al-Maliki serta beberapa pejabat bidang pertahanan dan perekonomian Irak.

Kabarnya, tak hanya panser, tapi Irak juga tertarik membeli beberapa produk Pindad lainnya, seperti senjata dan peralatan militer lainnya.

PT DI Serahkan Enam Unit Helikopter Bell-412 EP ke TNI AD


Wakasad Letjen TNI Moeldoko (kiri), Brigadir Jenderal TNI Mochammad Afifuddin (kanan) dan Mayjen TNI Joko Sriwidodo (tengah) berada didalam Helikopter pada Serah Terima 6 Unit Helikopter Angkut Type Bell-412 EP di Hanggar Rotary Wing PT. Dirgantara Indonesia, Bandung, Jabar, Jumat (15/3). PT. DI menyerahkan 6 unit helikopter kepada Kementerian Pertahanan RI guna peningkatan kebutuhan Alutsista TNI. (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra/Koz/mes/13)

15 Maret 2013, Bandung, Industri pertahanan dalam negeri kembali membuktikan telah memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Alutsista TNI. Hal tersebut dibuktikan dengan diserahterimakannya enam unit Helikopter Angkut tipe Bell-412 EP produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) kepada TNI AD.

Proses serah terima ditandai dengan penandatanganan serah terima dan dokumen penyerahan enam unit helikopter angkut oleh Direktur Utama PT DI Budi Santoso kepada Kementerian Pertahanan dalam hal tersebut diwakili Kabarahanan Kemhan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, Jum’at (15/3) di Hanggar Rotary Wing KP II PT DI, Bandung. Acara serah terima dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AD.

Selanjutnya dari Kemhan diserahterimakan kepada Mabes TNI yang diwakili Aslog Panglima TNI Mayjen TNI H. Hari Krisnowo, kemudian diserahkan kepada TNI AD yang diwakili Aslog Kasad Mayjen TNI P. Prastyanto, S.I.P., S.E., dan terakhir diserahkan kepada Danppuspenerbad Brigadir Jenderal Mochammad Afifudiing selaku pengguna enam unit helikopter.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...