
Maka Presiden Soekarno, memerintahkan mempersiapkan Operasi Trikora, nama untuk operasi militer dalam rangka pembebasan Irian Barat. Segala sarana tempur dan kekuatan militer mulai digeser ke kawasan Timur, dengan basisnya di Makassar. Meski sempat terjadi bentrokan-bentrokan kecil antara kedua kekuatan militer yang sedang berhadapan itu –termasuk gugurnya Komodor Laut Yos Soedarso di Laut Aru—tapi perang besarnya sendiri tak pernah terjadi. Konflik itu selesai lewat jalur diplomatik, ketika PBB menekan Belanda untuk menyerahkan Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Belanda menurut.
Melunaknya sikap Belanda, yang notabene masih merasa superior kepada bekas negeri jajahannya, bukan tanpa sebab. Ketika kedua negara bersitegang, pesawat pengintai milik angkatan udara Amerika Lockheed-U2s yang berpangkalan di Taiwan, beberapa kali wara-wiri di atas angkasa Indonesia. Apalagi tujuannya kalau bukan mengintip kekuatan militer Indonesia, yang ketika itu sedang berbulan muda dengan Uni Soviet.
Hasil pengintaian itu membuat cemas Amerika, yang segera mengabarkan sekutunya itu. Mereka menyarankan Belanda agar “kabur” saja dari Irian Barat, ketimbang babak belur dihajar angkatan perang Indonesia. Itu juga yang mendorong PBB ikut menekan Belanda untuk menyerahkan Irian Barat. Belanda yang “tahu diri” segera angkat kaki dari Bumi Cendrawasih pada 1963.
Maklum jika Belanda jiper. Berkat kedekatan dengan Uni Soviet, Indonesia menjadi negara yang memiliki kekuatan udara paling kuat di Asia. Negeri Komunis itu bermurah hati dengan mengirimkan pesawat-pesawat perang paling modern pada era itu. Di antaranya adalah pembom TU-16, yang mampu menggendong misil udara ke darat AS-1 Kennel, yang punya jangkauan jauh serta daya hancur yang dahsyat. Di antara jejeran jet tempur, ada MIG 21 yang punya nickname versi NATO Fishbed. Inilah jet tempur jenis pencegat yang paling modern di dunia pada saat itu.
Sementara Belanda, masih mengandalkan pesawat sisa perang dunia kedua semacam P51 Mustang, serta jet-jet tempur semacam Vampire, Hawker Hunter, yang jauh kalah kelas dengan Fishbed. Makanya, Belanda memilih amit mundur ketimbang hancur lebur. Walaupun itu menyebabkan skadron Fishbed milik AURI tak sempat unjuk digdaya di langit Irian.