Pasukan Kostrad TNI Batalyon Yonif Linud 431 saat tiba di Pelabuhan Soekano-Hatta Makassar, Sulsel, Senin (6/8). Sebanyak 650 (satu batayon) pasukan Kostrad 431 tiba di Makassar setelah bertugas selama enam bulan di perbatan RI-Papua Nugini. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/ama/12)
7 Agustus 2012, Makassar: Sebanyak 649 personel Satuan Tugas Penjaga Perbatasan dari Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud 431) Kostrad kembali dari penugasan selama enam bulan di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
Upacara penyambutan digelar di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Soekarno Hatta, kemarin. Personel Kostrad ini sebelumnya ditugaskan sejak Desember 2011 lalu untuk menjaga garis perbatasan di Papua dari penyusupan dan gangguan dari gerombolan bersenjata. Pasukan ini diterima langsung Panglima Divisi I Kostrad Mayor Jenderal TNI Daniel Ambat yang bertindak selaku inspektur upacara.
Dalam sambutannya,Daniel Ambat meminta agar seluruh personel yang baru pulang dari penugasan memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena masih banyak tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan. Daniel juga berpesan agar prajurit tetap mengadakan latihan rutin untuk meningkatkan kemampuan tempur. “Terima kasih atas pengabdinnya menunaikan tugas mengamankan daerah perbatasan RI-Papua Nugini dengan baik,”katanya.
Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri 431 Kostrad Letkol Indarto mengatakan, kendati sering terlibat kontak senjata dengan gerombolan bersenjata di hutan papua,dari 650 personel yang dikirim ke perbatasan,pihaknya hanya kehilangan satu orang karena jatuh sakit. “Di daerah perbatasan, Yonif 431/Kostrad sering melakukan kontak senjata dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) namun syukur dari pihak kami tak ada yang gugur,”katanya.
Menurutnya,Yinif 431/Kostrad memiliki wilayah tugas sepanjang 180 kilometer. Patroli dilakukan secara berkala di sepanjang garis perbatasan guna menghindari penyusupan dan pemindahan patok penanda wilayah Indonesia.
Letkol Indarto mengaku,selama bertugas, batalyon yang dipimpinnya tidakhanya menjalankan tugas pengamanan namun juga misi sosial seperti mengajar di sekolah, memberikan keahlian karateka buat para pemuda, membantu peternakan, dan memberikan pelajaran agama. ”Banyak suka duka yang terjadi selama di sana.Tapi dengan berbaur dengan masyarakat setempat,kami jadi merasa tidak terlalu sepi kendati jauh dari keluarga,”katanya.
Menurutnya,daerah perbatasan di Papua sangat kaya akan sumber daya alam.Hanya saja, sumber daya manusia belum mendukung untuk pemanfaatan bagi kesejahteraan penduduk asli Papua.”Makanya kami juga memberikan pendidikan buat masyarakat setempat,karena mereka butuh itu,”ucapnya.
Prajurit Macan Kumbang Kembali ke Markas
Prajurit Kodam V/Brawijaya yang diwakili oleh Prajurit Batalyon 521/Dhadaha Yudha sejak November 2011 lalu bertugas menjaga perbatasan Papua.
Sebanyak 647 prajurit dengan julukan Macan Kumbang itu kini telah kembali dari tugasnya. ”Pada hari Sabtu lalu mereka kembali ke home base dengan selamat dengan menggunakan fasilitas kapal Laut milik TNI AL, yang bersandar di Dermaga Ujung Armatim Surabaya setelah selesai melaksanakan penugasan di daerah perbatasan Papua sejak November 2011,” terang Kapendam V/Brawijaya Letkol Totok Sugiharto, kemarin.
Kedatangan para prajurit ini disambut dengan tradisi upacara dan bertindak selaku Irup Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito. Sebagai Komandan Upacara Danyonif 521/Dhadaha Yudha Letkol Inf Sunaryo dan diikuti oleh seluruh prajurit Yonif 521 tanpa terkecuali. Dalam sambutannya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito menyatakan, dengan selesainya penugasan berarti telah ikut mengambil bagian dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya daerah rawan Papua.
Pengalaman tugas adalah guru yang terbaik dalam peningkatan kemampuan sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas mendatang akan lebih baik dan lebih berhasil baik secara perorangan maupun satuan Orang nomor satu di Kodam V/Brawijaya ini berpesan kepada seluruh prajurit agar menjadi prajurit yang kehadirannya selalu didambakan oleh masyarakat.
Sumber: SINDO
7 Agustus 2012, Makassar: Sebanyak 649 personel Satuan Tugas Penjaga Perbatasan dari Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud 431) Kostrad kembali dari penugasan selama enam bulan di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
Upacara penyambutan digelar di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Soekarno Hatta, kemarin. Personel Kostrad ini sebelumnya ditugaskan sejak Desember 2011 lalu untuk menjaga garis perbatasan di Papua dari penyusupan dan gangguan dari gerombolan bersenjata. Pasukan ini diterima langsung Panglima Divisi I Kostrad Mayor Jenderal TNI Daniel Ambat yang bertindak selaku inspektur upacara.
Dalam sambutannya,Daniel Ambat meminta agar seluruh personel yang baru pulang dari penugasan memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena masih banyak tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan. Daniel juga berpesan agar prajurit tetap mengadakan latihan rutin untuk meningkatkan kemampuan tempur. “Terima kasih atas pengabdinnya menunaikan tugas mengamankan daerah perbatasan RI-Papua Nugini dengan baik,”katanya.
Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri 431 Kostrad Letkol Indarto mengatakan, kendati sering terlibat kontak senjata dengan gerombolan bersenjata di hutan papua,dari 650 personel yang dikirim ke perbatasan,pihaknya hanya kehilangan satu orang karena jatuh sakit. “Di daerah perbatasan, Yonif 431/Kostrad sering melakukan kontak senjata dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) namun syukur dari pihak kami tak ada yang gugur,”katanya.
Menurutnya,Yinif 431/Kostrad memiliki wilayah tugas sepanjang 180 kilometer. Patroli dilakukan secara berkala di sepanjang garis perbatasan guna menghindari penyusupan dan pemindahan patok penanda wilayah Indonesia.
Letkol Indarto mengaku,selama bertugas, batalyon yang dipimpinnya tidakhanya menjalankan tugas pengamanan namun juga misi sosial seperti mengajar di sekolah, memberikan keahlian karateka buat para pemuda, membantu peternakan, dan memberikan pelajaran agama. ”Banyak suka duka yang terjadi selama di sana.Tapi dengan berbaur dengan masyarakat setempat,kami jadi merasa tidak terlalu sepi kendati jauh dari keluarga,”katanya.
Menurutnya,daerah perbatasan di Papua sangat kaya akan sumber daya alam.Hanya saja, sumber daya manusia belum mendukung untuk pemanfaatan bagi kesejahteraan penduduk asli Papua.”Makanya kami juga memberikan pendidikan buat masyarakat setempat,karena mereka butuh itu,”ucapnya.
Prajurit Macan Kumbang Kembali ke Markas
Prajurit Kodam V/Brawijaya yang diwakili oleh Prajurit Batalyon 521/Dhadaha Yudha sejak November 2011 lalu bertugas menjaga perbatasan Papua.
Sebanyak 647 prajurit dengan julukan Macan Kumbang itu kini telah kembali dari tugasnya. ”Pada hari Sabtu lalu mereka kembali ke home base dengan selamat dengan menggunakan fasilitas kapal Laut milik TNI AL, yang bersandar di Dermaga Ujung Armatim Surabaya setelah selesai melaksanakan penugasan di daerah perbatasan Papua sejak November 2011,” terang Kapendam V/Brawijaya Letkol Totok Sugiharto, kemarin.
Kedatangan para prajurit ini disambut dengan tradisi upacara dan bertindak selaku Irup Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito. Sebagai Komandan Upacara Danyonif 521/Dhadaha Yudha Letkol Inf Sunaryo dan diikuti oleh seluruh prajurit Yonif 521 tanpa terkecuali. Dalam sambutannya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito menyatakan, dengan selesainya penugasan berarti telah ikut mengambil bagian dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya daerah rawan Papua.
Pengalaman tugas adalah guru yang terbaik dalam peningkatan kemampuan sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas mendatang akan lebih baik dan lebih berhasil baik secara perorangan maupun satuan Orang nomor satu di Kodam V/Brawijaya ini berpesan kepada seluruh prajurit agar menjadi prajurit yang kehadirannya selalu didambakan oleh masyarakat.
Sumber: SINDO
No comments:
Post a Comment