Pesawat
CN-295 TNI AU (photo : Joseph Tonna)
BANDUNG – PT
Dirgantara Indonesia saat ini tengah menyiapkan lini produksi untuk pesawat
transport menengah CN 295. Pesawat ini sudah memperkuat jajaran armada TNI AU
dab merupakan pengembangan dari CN235.
“Pesawat
CN235 dirancang dan mulai terbang pada 1980-an, kini tercatat salah satu jenis
pesawat transpor populer dan banyak digunakan di seluruh dunia. CN295 adalah
pengembangannya,” kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PT
Dirgantara Indonesia (Persero). Windu mengatakan karena merupakan pengembangan
dari CN235 yang dirancang bangun bersama Indonesia dan Spanyol, maka bagi
pihaknya rincian pembuatan CN295 di PTDI bukan sesuatu yang memerlukan
pengetahuan asing sama sekali.
Windu
menjelaskan CN 295 telah memasuki pasar dunia sejak 1996 oleh Airbus Military
(konsorsium Eropa dan CASA terlebur di dalamnya), merupakan pesawat yang
mempunyai kapasitas dan jangkauan lebih besar serta memiliki tingkat kehandalan
dan dukungan operasional yang sama dengan CN 235.
Pesawat
CN295 pun mampu membawa beban muatan hingga 9 ton dengan kecepatan terbang
normal hingga 260 knot (480 km/jam). Pesawat ini juga mempunyai bentuk yang
kokoh, kualitas terbang serta multifungsi yang menawarkan biaya operasinal
rendah, termasuk bahan bakar dan pemeliharaan.
Sebagai pesawat
generasi baru dari hasil pengembangan CN 235, pesawat CN 295 dengan segala
kemampuan serta sistem yang dimilikinya, sangat cocok untuk tugas-tugas yang
diemban TNI AU. Desain dan kontruksi yang dibuat menggabungkan kekuatan,
ketahanan dan karakteristik operasi militer dengan tingkat keselamatan dan
kehandalan tinggi.
Selain itu,
kapabilitas STOL (Short Take Off & Landing) membuat CN 295 mampu lepas
landas dan mendarat pada landasan paling buruk sekalipun. Dengan muatan penuh,
CN 295 bisa lepas landas dari lapangan terbang sepanjang hanya berkisar 600
meter. “Untuk menjadi CN 295, beberapa struktur pesawat yang ada di tubuh CN
235 diperkuat dan dilakukan beberapa perubahan, di antaranya perangkat
pendarat, sayap tengah, mesin dan baling-baling, selain badan pesawat
diperpanjang tiga meter,” kata Windu.
Kementerian
Pertahanan RI membeli sembilan unit CN 295 hasil kerja sama antara PTDI dan
Airbus Military ini. Dua unit telah diserahkan pada 4 Oktober 2012 yang dibuat
di Spanyol, sedangkan sisanya tujuh unit akan diproduksi di Bandung dengan
rencana penyerahan empat unit pada 2013 dan tiga unit pada 2014.
“Guna
mendukung program plan tersebut, saat ini kami sedang melakukan beberapa
persiapan, di antaranya menyiapkan pencetakan badan pesawat (jig fuselage)
untuk yang kelebihan panjang badan tiga meter serta pembangunan pusat lini
perakitan,” katanya. Dengan menggunakan manufaktur dan lini perakitan terbaru,
PTDI dan Airbus Military berharap dapat mengirimkan pesanan pesawatnya ke
customer dalam kurun waktu 12 bulan, atau bahkan lebih cepat.
(SoloPos)
No comments:
Post a Comment