Tuesday, October 08, 2013

Kebangkitan Armada tempur Indonesia


13810917001203808312 jakarta : Di bawah kepemimpinan Presiden SBY selama 10 tahun terakhir, terlihat peningkatan jumlah dan upaya modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI yang cukup signifikan. Rupanya pemerintah masih menginginkan adanya efek penggentar agar wilayah kedaulatan NKRI tidak dengan seenaknya dapat diinjak-injak negara tetangga kita.
Untuk matra udara ada satu Skadron Sukhoi 27 dan 30 beserta amunisi dan Rudal Kh-31P Krypton sudah komplit tergelar di Makassar, sebagian dari 16 Super Tucano sudah tiba, 34 pesawat F-16 Block 32 Upgraded  hibah dari Amerika sudah oke, 9 C-295, 4 C 130 H Hecules hibah dari Australia, penambahan helikopter Bell 412, pesawat CN 235, rudal anti serangan udara, sistem Radar, dan terakhir yang baru tiba pesawat jet latih tempur T 50 Golden Eagle.
Sementara untuk matra darat ada penambahan: 100 MBT Leopard, 50 Tank Marder, MLRS Astros II, ATGM, Meriam Caessar 155mm, Rantis Sherpa, Panser Anoa, 12 Helikopter Fennec, MI 35P, MI 17,  Rudal anti udara Startreak, rencana pembelian helikopter AH 64 Apache, dan berbagai senapan serbu dan amunisi buatan PT. Pindad tentu membuat taring TNI AD semakin tajam.

Alutsista untuk matra permukaan laut juga terus ditambah dengan: 4 Korvet Sigma, 3 Nakhoda Ragam Class, 1 PKR Sigma 10514, PKR Trimaran KRI Klewang, 4 Heavy Landing Platform Dock Makassar Class, KCR-40 puluhan Fast Patrol Boat, Tank Amphibi, BMP-3, Rudal Jarak Jauh Yakhont dari Rusia, Rudal  C-705 buatan Cina, dan lain-lain, termasuk rencana pembelian Korvet La Fayette dari Perancis.
Belakangan terdengar kabar bahwa TNI AL sedang membangun pangkalan khusus untuk kapal selam di Teluk Palu. Kedalaman Teluk Palu yang sampai 400 meter dan letaknya yang terlindung, memang cocok utuk dijadikan pangkalan kapal selam.
Dengan dibangunnya pangkalan kapal selam di Teluk Palu menunjukkan bahwa pemerintah melalui TNI AL yang selama ini terkesan adem ayem hanya mengandalkan 2 unit kapal selam lawas Type 209 butan Jerman Barat yang telah ditingkatkan kemampuannya di Korea Selatan, rupanya tidak tinggal diam.
Kini Indonesia mulai  bangkit membangun kekuatan Alutsista bawah air, dimulai dengan pembuatan kapal selam ringan oleh PT. PAL di Surabaya, pembelian 3 buah kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, sampai dengan pembelian kapal selam canggih Kilo Class dari Rusia yang kelihatannya masih tersendat karena urusan Transfer of  Technology, namun tidak mengapa, yang penting tetap “Tabah Hingga Akhir”.

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...