Saturday, November 03, 2012

SANG MIANGAS PULAU TERDEPAN INDONESIA YANG BERBATASAN DENGAN FILIPINA





1351829869479006106

Pulau Miangas adalah adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nannusa dan merupakan pulau terluar di sebelah Utara Indonesia, berbatasan dengan Filipina. Dalam administrasi Pemerintah Republik Indonesia, Pulau Miangas hanya mempunyai 1 Desa (Desa Miangas) dan Kecamatan Khusus Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.

1351829973274011828
Pulau Miangas

Luas Miangas sekitar 3,20 km², dengan Panjang Keliling Pulau adalah 6,0 Km, adapun sisi jarak terdekat Pulau Miangas dengan Filipina (Pulau Davao) hanya 48 mil laut, bandingkan dengan ke Manado (Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara) sekitar 320 mil laut, atau ke Melonguane (Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Talaud) ± 110 mil laut.

Secara geologi, Pulau Miangas tersusun dari batuan sedimen dan batuan gunung api yang beralaskan batuan ultramafik dan mélange (bancuh). Batuan ini terbentuk dari lapisan bumi yang terangkat karena tabrakan antara lempeng Halmahera yang bergerak dari timur dengan lempeng Sangihe yang bergerak dari barat. Sedang iklim di Pulau Miangas tergolong basah, dengan suhu rata-rata sekitar 27°C. ( BMVG RI)

Dengan jumlah penduduk lebih dari 797 jiwa, yang terdiri laki-laki 409 jiwa dan perempuan sebanyak 388 jiwa. (BPS 2010), dan mayoritasnya adalah dari Suku Talaud, maka perkawinan dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan (faktor jarak), dan mata uang yang sering digunakan adalah Peso (mata uang resmi Filipina), serta masyarakat Pulau Miangas pada umumnya mengandalkan hidup dari penjualan hasil perkebunan dan hasil laut. Dan untuk mengisi waktu luang masyarakat Pulau Miangas melakukan aktifitas industri kecil atau kerajinan rumah tangga, yakni pembuatan kerajinan daun pandan (dapat dibuat topi, hiasan dinding, tikar, dan hiasan lainnya).

13518300401025717543
Indahnya Pulau Miangas dari perairan Indonesia

Seperti pada umumnya masyarakat Indonesia di perbatasan, maka perdagangan masyarakat Pulau Miangas mengandalkan barang-barang dari wilayah Filipina seperti Santa Agustien dan General Santos, dan yang memprihatinkan adalah pada bulan Desember hingga Maret, masyarakat Pulau Miangas akan terisolasi akibat adanya gelombang laut yang ganas dari Samudera Pasifik, bayangkan selama 4 bulan lebih, mereka hanya mengonsumsi galuga (umbian keras dicampur daging dan kelapa), sedang kebutuhan minum mereka memanfaatkan air kelapa, karena sulitnya mendapat bahan makanan dari luar.

Sebagai pulau terluar, Pulau Miangas juga berfungsi sebagai Pos Lintas Batas Indonesia Filipina - Border Crossing Agreement (BCA)-, tentunya sangat rentan terhadap pengaruh negara tetangga (politik, pertahanan, keamanan, maupun sosial ekonomi dan budaya, termasuk terorisme), sepatutnya mendapat perhatian khusus dari segi pengawasan dan pengamanan, terutama dari pemerintah Jakarta.

Pencurian sumber daya alam berupa illegal fishing yang berlangsung dari tahun ke tahun, maupun jalur pelintas batas bagi warga yang bermaksud kurang jelas, seringkali terjadi, sebagai akibat rapuhnya pertahanan dan keamanan Negara.

Namun telah ada usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan dapat dilakukan dengan mengurangi disparitas pengelolaan antar wilayah dimana salah satunya melalui penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan masyarakat setempat.

Akses menuju Pulau Miangas dapat dilakukan dengan menggunakan kapal angkutan dari Pelabuhan Karatung yang melayani trayek Bitung-Karatung dengan lama perjalanan 15 hari (2 kali sebulan), melewati beberapa pelabuhan seperti Tahuna, Siau dan Lirung. Sedang untuk ke Pelabuhan Karatung dapat dicapai melalui rute dari Manado (Bandara Sam Ratulangi) ke Melonguane (Bandara Melonguane) dengan pesawat Merpati lama perjalanan sekitar 3 jam (2 kali seminggu).





Sumber : Kompasiana

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...