Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahan Inggris Philip Hammond menandatangani nota kesepahaman di bidang pertahanan. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Kediaman PM Inggirs, Downing Street nomor 10, London, Inggris, Kamis (1/11) siang waktu setempat.
Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron dan juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam rilis yang diberikan kepada wartawan, nota kesepahaman tersebut merupakan 'payung' yang dibutuhkan dalam meningkatkan kerjasama pertahanan.
"Nota kesepahaman ini jelas-jelas merupakan sinyal dari semangat dan keinginan kedua belah pihak untuk mengembangkan kerjasama antara Inggris dan Indonesia di masa depan," kata rilis tersebut.
Kerjasama Indonesia-Inggris telah dimulai sejak 1997 saat keduanya berjanji untuk mempererat kerjasama. Kunjungan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ke Indonesia pada 2006 semakin memperkokoh kerjasama dengan menerbitkan peryataan bersama dengan tema 'Inggris-Indonesia: Menuju Kemitraan Modern dan Dinamis'.
Sejak saat itu, hubungan antara Inggris-Indonesia telah memasuki kerjasama 'high profile', terutama untuk kerjasama keamanan dan pertahanan modern guna menghadapi tantangan-tantangan kontemporer.
Pada 2007, Inggris menempatkan Indonesia sebagai prioritas pertama dalam politik luar negerinya, terutama kerjasama bidang pertahanan dengan negara ASEAN. Sejak saat itu, beberapa kerjasama pertahanan diintensifkan termasuk di area pendidikan dan pelatihan.
Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron dan juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam rilis yang diberikan kepada wartawan, nota kesepahaman tersebut merupakan 'payung' yang dibutuhkan dalam meningkatkan kerjasama pertahanan.
"Nota kesepahaman ini jelas-jelas merupakan sinyal dari semangat dan keinginan kedua belah pihak untuk mengembangkan kerjasama antara Inggris dan Indonesia di masa depan," kata rilis tersebut.
Kerjasama Indonesia-Inggris telah dimulai sejak 1997 saat keduanya berjanji untuk mempererat kerjasama. Kunjungan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ke Indonesia pada 2006 semakin memperkokoh kerjasama dengan menerbitkan peryataan bersama dengan tema 'Inggris-Indonesia: Menuju Kemitraan Modern dan Dinamis'.
Sejak saat itu, hubungan antara Inggris-Indonesia telah memasuki kerjasama 'high profile', terutama untuk kerjasama keamanan dan pertahanan modern guna menghadapi tantangan-tantangan kontemporer.
Pada 2007, Inggris menempatkan Indonesia sebagai prioritas pertama dalam politik luar negerinya, terutama kerjasama bidang pertahanan dengan negara ASEAN. Sejak saat itu, beberapa kerjasama pertahanan diintensifkan termasuk di area pendidikan dan pelatihan.
Indonesia Akan membeli Sejumlah Alutsista Dari Inggris
Inggris sepakat menjual alat-alat pertahanan kepada Tentara Nasional Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond M.P. di White Room, Downing Street 10, pada Kamis siang, 1 November 2012.
Peralatan militer Inggris yang akan dijual ke Indonesia, di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate–MLRF), serta suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.
Inggris juga akan membantu meningkatkan kapasitas Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian.
Nota kesepahaman itu ditandatangani setelah pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di tempat tinggal resmi sekaligus kantor Cameron itu.
Ada tiga nota kesepahaman yang kemarin ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dua MoU lainnya adalah kerja sama bidang ekonomi kreatif dan pendidikan. Penandatanganan MoU bidang ekonomi kreatif dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Marie Pangestu dan Menteri Kebudayaan Komunikasi dan Industri Kreatif Inggris Ed Vaizey.
“Kesepakatan ini sangat penting karena Inggris merupakan salah satu rujukan bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia. Terlebih lagi tingkat komitmen politik terhadap pengembangan industri kreatif, juga sama, dikelola pada tingkat kementerian," tutur Marie Pangestu.
MoU bidang pendidikan ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhammad Nuh dan Menteri Negara Universitas dan Sains Inggris David Willets. “Melalui kerja sama ini, kita ingin mengembangkan studi mengenai Indonesia di universitas-universitas di Inggris, seperti di Exeter, SOAS, dan Oxford, agar para ahli Indonesia asal Inggris akan lebih banyak lagi," ujar Muhammad Nuh kepada Tempo.
Selain itu, kata dia, ada beasiswa yang diberikan kepada sekitar 150 mahasiwa Indonesia per tahun sebagai pelengkap beasiswa dari Ditjen Pendidikan Tinggi untuk belajar di Inggris.
Peralatan militer Inggris yang akan dijual ke Indonesia, di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate–MLRF), serta suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.
Inggris juga akan membantu meningkatkan kapasitas Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian.
Nota kesepahaman itu ditandatangani setelah pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di tempat tinggal resmi sekaligus kantor Cameron itu.
Ada tiga nota kesepahaman yang kemarin ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dua MoU lainnya adalah kerja sama bidang ekonomi kreatif dan pendidikan. Penandatanganan MoU bidang ekonomi kreatif dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Marie Pangestu dan Menteri Kebudayaan Komunikasi dan Industri Kreatif Inggris Ed Vaizey.
“Kesepakatan ini sangat penting karena Inggris merupakan salah satu rujukan bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia. Terlebih lagi tingkat komitmen politik terhadap pengembangan industri kreatif, juga sama, dikelola pada tingkat kementerian," tutur Marie Pangestu.
MoU bidang pendidikan ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhammad Nuh dan Menteri Negara Universitas dan Sains Inggris David Willets. “Melalui kerja sama ini, kita ingin mengembangkan studi mengenai Indonesia di universitas-universitas di Inggris, seperti di Exeter, SOAS, dan Oxford, agar para ahli Indonesia asal Inggris akan lebih banyak lagi," ujar Muhammad Nuh kepada Tempo.
Selain itu, kata dia, ada beasiswa yang diberikan kepada sekitar 150 mahasiwa Indonesia per tahun sebagai pelengkap beasiswa dari Ditjen Pendidikan Tinggi untuk belajar di Inggris.
Sumber : Metrotvnews
No comments:
Post a Comment