Wednesday, May 29, 2013

Pesawat CN-295 PT. DI Memikat Myanmar


Kehadiran pesawat CN-295 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Nay Pyi Taw, Myanmar, telah menarik kehadiran pemerintah setempat. Sejumlah pejabat militer Myanmar, antusias untuk mengetahui kemampuan dan karakter pesawat produksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military tersebut.
Dengan antusias, sejumlah pejabat Militer Myanmar, Selasa (28/5/2013), mengikuti joy flight CN-295 yang dimulai dan diakhiri di Bandara Nay Pyi Taw.
Kehadiran pesawat CN-295 di Myanmar, sebagai bagian dari road show pesawat tersebut ke enam negara Asean yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
Saat bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin yang memimpin rombongan road show CN-295, Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin juga menanyakan pesawat tersebut.
"CN-295 dipakai untuk kepentingan militer dan operasi bencana. TNI AU pakai untuk mengangkut pasukan dan penerjun. Pesawat ini juga dapat mengangkut dua mobil dan bisa mendarat di landasan rumput sepanjang 650 meter. Dengan daya muat 9 ton, pesawat mampu terbang 9 jam dan harganya lebih dari 30 juta dollar Amerika," papar Sjafrie.
"Terima kasih penjelasannya. Pesawatnya sangat bagus. Secara pribadi, saya suka pesawat itu. Tahun lalu kami punya rencana membeli pesawat, tapi dibatalkan. Sekarang ada rencana lagi kami harus melaporkan dahulu ke atasan" jawab Wai Lwin.
Sementara itu, Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh mengatakan, dibutuhkan waktu dua sampai tiga tahu unntuk melakukan penetrasi pasar ke suatu negara. "Kami ke Myanmar, sebagai bagian dari penetrasi pasar ini," kata Budiman. 
Alutsista Produksi Indonesia Sudah Terbukti Handal
Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin memastikan, alat pertahanan produksi Indonesia yang ditawarkan ke negara lain adalah independen dan dijamin secara teknis. Alat pertahanan yang ditawarkan ke negara lain tersebut juga sudah dipakai oleh Tentara Nasional Indonesia.
Demikian disampaikan Sjafrie sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Myanmar Wai Lwin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (27/5/2013).
Dalam pertemuan dengan Wai Lwin, Sjafrie menjelaskan tentang pesawat CN-295 yang ditumpanginya untuk ke Myanmar. Sjafrie ke Myanmar dalam rangka road show pesawat milik TNI Angkatan Udara tersebut ke enam negara ASEAN, yaitu Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Malaysia.
Pada akhir pertemuan yang berlangsung selama sekitar 30 menit tersebut, Sjafrie memberi cendera mata berupa helm pasukan dan rompi antipeluru yang semuanya buatan Indonesia. Sjafrie juga mengatakan, helm yang diberikannya terbuat dari kevlar dan sudah dipakai oleh pasukan Indonesia yang tergabung dalam misi perdamaian PBB.
"Terima kasih banyak. Jika misalnya ada perang, saya akan menggunakannya," kata Wai Lwin.
Dalam perbincangan dengan Kompas, Sjafrie menegaskan tetap terbuka peluang bagi Indonesia untuk menjual alat pertahanan produksi dalam negeri ke Myanmar meski negara itu sedang menghadapi embargo dari sejumlah negara. Alat pertahanan yang ditawarkan Indonesia adalah produk dalam negeri dan bahan bakunya juga dari Indonesia.
Alat pertahanan yang ditawarkan oleh Indonesia juga sudah terbukti keandalannya dan tak ada masalah dari segi pelayanan setelah penjualan. "Misalnya untuk CN-295 hasil prosuksi bersama PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military. Indonesia juga menyediakan suku cadang dan pusat pemeliharaan pesawat tersebut di Bandung," jelas Sjafrie. 
Sumber : Kompas

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...