Saturday, May 11, 2013

KALIMANTAN SIAP MENYAMBUT KEDATANGAN KAVALERI BERAT


Peta Strategis Kalimantan
Pemerintah menyediakan anggaran Rp3,9 triliun membangun wilayah perbatasan darat Kalimantan-Malaysia Timur. Panjang garis perbatasan di sana hingga 2.000 kilometer dari barat ke timur.

Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur berhadapan dengan Malaysia di Kalimantan berhadapan dengan dua negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak.

Sekretaris Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Sutrisno, di Balikpapan, Selasa, menyatakan, "Anggaran untuk mengembangkan 39 kecamatan sepanjang perbatasan." Artinya, tiap kecamatan akan mendapat banyak sekali dana untuk memajukan wilayahnya.

"Bagian dari tahapan pembangunan hingga 2025. Akan dibangun 187 kecamatan di 38 kabupaten di 12 provinsi. Rencana induk 2011-2014 sudah melibatkan 111 kecamatan," katanya.

Sutrisno menghadiri Rapat Koordinasi Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur. Rapat itu dibuka Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.

Anggaran dan perencanaan tersebut berkenaan perubahan cara pandang mengenai daerah perbatasan. Wilayah perbatasan, khususnya perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan, kini dianggap sebagai beranda atau teras depan dari Republik Indonesia.

Perubahan cara pandang itu juga untuk mengimbangi pesatnya kemajuan pembangunan kota-kota negara tetangga tersebut yang letaknya tidak jauh dari kota-kota Indonesia, yang umumnya tertinggal.

Pembangunan infrastruktur juga akan dibarengi pembangunan pada sektor energi, pendidikan dan kesehatan untuk membuka isolasi.

Bukan cuma pada aspek keseharian, karena TNI-AD berambisi menempatkan batalion-batalion kavaleri berat di garis perbatasan Kalimantan yang akan dilengkapi dengan meriam 155mm Caesar buatan Prancis, serta laras panjang lainnya, untuk pasukan Kodam XII/Tanjungpura, dalam menjaga perbatasan dengan Malaysia di Kalimantan Barat.

MERIAM 155M CAESAR

Meraim Caesar 155 M

Untuk tahap awal, Kodam XII/Tanjungpura akan dilengkapi satu Batalyon Altileri Medan dengan mengusung sekitar 30 meriam 155mm Caesar. Hal ini disampaikan KASAD saat mengunjungi Makodam XII/Tanjungpura, Pontianak.

Meriam 155mm Caesar adalah self-propelled howitzer bergerak, yang dipasang di atas truk Unimog 6×6. Dengan pengisian proyektil otomatis, meriam 155mm ini siap menembakkan 18 munisi dalam hitungan menit.

Howitzer Caesar dioperasikan oleh 3 hingga 5 kru dan bisa diangkut pesawat C130 Hercules untuk digerakkan dengan cepat. Di jalan beraspal, howitzer ini melaju hingga kecepatan 100 km/ jam. Sementara di medan off-road 50km/jam. Meriam otomatis ini memiliki jarak tembak 42 km (munisi ERFB) atau 50 km untuk munisi roket, Batalyon Armed Caesar 155mm, bertugas sebagai supporting Batalyon Kavaleri yang membawa MBT Leopard 2A6.

MBT LEOPARD
 
MBT Leopard 2A6
Pada tahap awal Kavaleri ini akan diperkuat 40 MBT Leopard 2, dipadukan dengan puluhan light tank lainnya. Batalyon kavaleri ini akan ditempatkan di kabupaten Bengkayang. Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata.

Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang diupgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6.

HIMARS (High-Mobility Artillery Rocket System)
 
HIMARS
Kodam XII/Tanjungpura bertugas mengamankan wilayah Kalimantan Barat dan Tengah. Sementara Kodam VI/Mulawarman menjaga wilayah Kalimantan Timur dan Selatan.

Untuk mengamankan perbatasan Kalimantan Timur, Kodam VI Mulawarman akan dilengkapi peluncur roket multi laras MLRS. Kini Kodam Mulawarman sedang membangun pangkalan MLRS di wilayah Berau Kalimantan Timur. MLRS yang akan mereka gunakan kemungkinan HIMARS dan Roket Pindad.

Kodam Mulawarman juga akan disuport satuan Skuadron Helikopter Serbu. Informasi terakhir, Skuadron ini akan diisi Helikopter AH 64 Apache.

AH 64 APACHE
AH 64 APACHE
Boeing AH-64 Apache merupakan helikopter serbu bermesin ganda dengan tandem cockpit untuk dua kru. Helikopter ini memiliki nose yang dilengkapi piranti sensor untuk mengakusisi posisi target, serta kemampuan perang malam (night vision).

AH-64 Apache dipersenjatai M230 Chain Gun 30mm, misil AGM-114 Hellfire serta Hydra 70 rocket pods yang diinstal di 4 sayapnya. Apache dilengkapi berbagai peralatan perang canggih, untuk menjaga kehandalannya dalam bertempur.

“Pengadaan delapan unit helikopter tempur jenis Apache bukan karena ditawarkan begitu saja oleh pihak Amerika kepada pemerintah Indonesia. Rencana pembelian itu dilakukan sesuai dengan kebutuhan Indonesia”, ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
UAV TNI AU nirawak 
PUNA UAV BPPT

Peringatan kepada siapa saja yang mau "main-main" atau curi-curi masuk wilayah udara Indonesia dari kawasan Pulau Kalimantan. Ada empat pesawat intai nirawak berpangkalan di Pangkalan Udara Supadio dalam waktu segera.

Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, menegaskan, empat pesawat tanpa awak akan memperkuat pertahanan Kalimantan dan segera ditempatkan di Pangkalan TNI AU Lanud Supadio pada akhir 2011.

"Pesawat itu diarahkan memperkuat kemampuan pemantauan. Termasuk perbatasan di Kalimantan Barat, bahkan juga dioperasikan untuk pengawasan di pulau Kalimantan," katanya saat berkunjung ke Lanud Supadio Pontianak, Jumat (19/8) sore.

Saat ini proses pembangunan hanggar untuk empat pesawat tersebut sudah delapan puluh persen dikerjakan dan ditargetkan dalam waktu dekat pengerjaannya sudah selesai.

Supadio juga menjadi pangkalan bagi Skuadron Udara 1 Elang Khatulistiwa berisikan BAE Hawk 209 buatan Inggris dan Batalion 465 Korps Pasukan Khas TNI-AU.

"Karena pengadaan pesawat tanpa awak ini dilakukan Kementerian Pertahanan, kita belum tahu pasti kapan pesawat itu bisa ditempatkan di Lanud Supadio. Kita harapkan akhir 2011 pesawat tersebut sudah ada di Supadio," kata bekas penerbang tempur itu.

Pucuk pimpinan ke-18 TNI-AU itu mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh tanpa resiko kehilangan personel pengawaknya.

Dalam terminologi militer, pesawat intai nirawak itu dikenal dengan nama unmanned aerial vehicle alias UAV.


SIMULASI PERTEMPURAN
 
Simulasi Pertempuran
Kodam VI Mulawarman akan menggelar latihan pertempuran besar-besaran di Samboja, Semoi dan Sepaku Penajam pada awal bulan September 2012. Latihan ini untuk melihat kemampuan prajurit menggunakan peralatan tempur baru, sistem integrasi antar pasukan, serta menyusun berbagai strategi tempur.(Jkgr).

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...