Sunday, February 10, 2013

Aksi China Berbahaya Dan Provokatif


Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan, Rabu (6/2), tindakan kapal perang China yang mengarahkan radar sistem persenjataannya ke arah kapal perang Jepang adalah tindakan yang ”berbahaya” dan ”provokatif”. Abe mendesak China menahan diri.

Sebaliknya, pihak China meminta Jepang menghentikan kegiatan ”ilegal” berupa pengiriman kapal-kapal patroli dan pesawat tempur ke wilayah di Laut China Timur yang diklaim sebagai wilayah China.

Di hadapan parlemen Jepang, PM Abe mengatakan, insiden penguncian radar pembidik oleh kapal perang China itu berbahaya karena bisa berujung pada situasi yang tidak bisa diprediksi.

”Sungguh sangat disesalkan bahwa China telah melakukan aksi provokatif satu sisi seperti itu, saat tanda-tanda dialog mulai muncul,” tutur Abe.

Insiden tersebut pertama kali dilaporkan oleh Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, Selasa lalu.

Menurut Onodera, insiden itu terjadi pada 30 Januari, saat sebuah kapal fregat China mengarahkan radar pembidik senjatanya ke sebuah kapal pengawal Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang sedang berlayar di Laut China Timur.

Sebelumnya, pada 19 Januari, satu helikopter militer Jepang juga dikunci dengan sistem radar serupa milik China.

Sistem persenjataan modern menggunakan radar untuk menentukan jarak, ketinggian, arah gerak, dan kecepatan gerak sasaran guna memandu rudal atau peluru meriam mengenai sasaran tersebut secara presisi. Pemerintah Jepang menganggap bahwa mengarahkan radar itu ke aset militernya sama saja dengan ancaman tembakan langsung.

Protes Resmi Jepang

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menyatakan, pihaknya langsung menyampaikan protes secara resmi ke Pemerintah China begitu informasi soal insiden itu diterima dari Kementerian Pertahanan Jepang, Selasa.

Protes disampaikan melalui Kedutaan Besar China di Tokyo dan Kedutaan Besar Jepang di Beijing. ”Pertama-tama, ini adalah tindakan yang berbahaya dan sangat disesalkan. Jepang harus mendesak China mencegah insiden seperti itu terulang lagi,” ujar Kishida, seperti dikutip dalam akun Facebook Asisten Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jepang.

Menurut Kishida, respons pertama China adalah mereka akan menyelidiki dulu fakta-fakta seputar insiden tersebut.

Hari Rabu, juru bicara Kemlu China, Hua Chunying, mengaku belum mengetahui detail insiden terbaru itu. Hua justru balik meminta Jepang menghentikan aktivitas ”ilegal” di wilayah China.

”Beberapa hari terakhir, Jepang telah berkali-kali mengirimkan pesawat dan kapal-kapalnya dan secara ilegal memasuki wilayah perairan China di sekitar Kepulauan Diaoyu. China sudah berulang kali menyampaikan protes dan meminta Jepang menghentikan kegiatan ilegalnya,” papar Hua.

Ketegangan China-Jepang terus meningkat terkait klaim tumpang tindih di wilayah kepulauan di Laut China Timur, yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China. 

China Harus Hentikan Provokasi Sengketa Maritim

China semakin terang-terangan menyatakan niat mengerahkan kekuatan miiter dalam konflik maritim dengan Jepang atas Kepulauan Senkaku. Menyikapi ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, Rabu, mendesak China jangan mengancam negara-negara lain.

Panetta mengatakan ia mengimbau kepada mitra-mitranya di Beijing untuk merundingkan perjanjian-perjanjian regional untuk menyelesaikan pertikaian-pertikaian wilayah maritim.

Menjawab pertanyaan tentang ketegangan-ketegangan antara China dan Jepang menyangkut Kepulauan Senkaku setelah menyampaikan pidato di Universitas Georgetown, Panetta cemas bahwa situasi menyangkut klaim-klaim wilayah seperti itu bisa pada akhirnya tidak dapat dikendalikan.

Ia menambahkan, "Satu negara atau lainnnya dapat bereaksi melalui satu cara yang dapat menciptakan satu krisis lebih luas."

Ketegangan meningkat menyangkut sengketa pulau itu ketika Jepang mengatakan satu kapal perang China menguncikan radarnya pada satu kapal perang Jepang di Laut China Timur pekan lalu.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyebut tindakan itu berbahaya dan provokatif. Panetta mengatakan, Amerika Serikat dan negara-negara lain harus bekerja sama untuk menyelesaikan "tantangan-tantangan bersama" termasuk perompakan, bencana alam dan sengketa-sengketa wilayah.

"China tidak dapat mengancam negara-negara lain. China tidak dapat melakukan ancaman, mencari wilayah-wilayah dan menimbulkan sengketa-sengketa wilayah," kata Panetta. 
 

 Sumber : Kompas

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...