Thursday, December 13, 2012

Kemandirian Alutsista TNI AL


Keprihatinan akan kondisi alutsista pertahanan laut negara ini, sedikit demi sedikit coba diperbaiki dan dioptimalkan. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan kemandirian pembuatan alat-alat pertahanan dari dalam negeri, dan blue-print penyusunan kekuatan Angkatan Laut yang diinginkan guna mewujudkan Green Water Navy.
Bagaimanapun dengan wilayah sebagian besar perairan, bangsa Indonesia harus punya persenjataan yang memadai untuk mengawal NKRI. Untuk itulah dalam upayanya memodernisasi persenjataannya, TNI AL hingga tiga tahun ke depan memborong kapal, helikopter, dan tank. Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno menjelaskan, persenjataan baru tersebut untuk memenuhi kemampuan tempur minimum dalam menjaga kedaulatan NKRI.
“Saat ini ada 151 kapal perang, 50-an pesawat udara, dan 439 tank serta kendaraan tempur. Ke depan diproyeksikan ada 151 kapal perang, 54 pesawat dan helikopter, serta 333 kapal perang,” ujar Soeparno di depan para sesepuh TNI AL dan pelaku sejarah pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962, baru-baru ini. Persenjataan baru yang segera datang adalah kapal selam diesel-elektrik buatan Korea Selatan sebanyak tiga unit. Unit terakhir akan dibuat di galangan kapal PT PAL Surabaya.
Kapal lain yang dibeli atau dibuat di dalam negeri adalah 4 Perusak Kawal Rudal (PKR), 16 Fast Torpedo Boat (FTB), 4 unit kapal perusak Trimaran, 27 kapal patroli cepat, Multi role Light Frigate buatan BAE Inggris sebanyak 3 unit, 16 Kapal Cepat Rudal (KCR) panjang 40 meter, 2 unit kapal survei Hidro Oseanografi, 1 kapal layar latih, dan 2 unit kapal pengangkut tank.
“Kapal pengangkut tank dibuat galangan pemerintah Kodja Bahari. Sedangkan trimaran dan sejumlah PKR dibuat di galangan swasta dalam negeri di Jawa dan Batam,” kata Soeparno.
Untuk kekuatan udara berupa pesawat udara dan helikopter, Soeparno melanjutkan, dianggarkan 2 unit pesawat patroli maritim, 11 helikopter antikapal selam yang masih dalam proses seleksi, 6 unit helikopter serang permukaan, dan 6 helikopter angkut.
Adapun tank amfibi PT-76 dan BTR 50 dipensiunkan. Indonesia, Soeparno memaparkan, sudah mendapat hibah 10 unit tank amfibi pengangkut pasukan eks Korea Selatan yakni LVTP7 buatan Amerika Serikat.
Ada tambahan hibah LVTP7 sebanyak 25 unit dari Korea Selatan untuk tahun 2012. Adapun tank amfibi yang baru adalah 17 unit BMP3F sudah dibeli dari rencana pengadaan 34 unit. Untuk mendukung kekuatan artileri pendaratan, dibeli 3 baterai peluncur roket multi laras 122 milimeter (MLRS 122 mm).
Soeparno menjanjikan, sebagian besar dari persenjataan baru tersebut akan tersedia dan dipamerkan dalam parade Hari TNI, 5 Oktober 2014.

sumber : lifestyle

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...