Tuesday, November 20, 2012

Pertarungan Iron Dome VS Rudal Al Qassam


Brigade Al Qassam Tembakkan Roket ke Israel

Sedikitnya 737  roket telah ditembakkan oleh Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dari Gaza ke Israel. 
Menurut Juru bicara militer Israel, 492 roket berhasil mendarat namun 245 lainnya dapat disergap oleh sistem pertahanan Israel yang baru, Iron Dome.
Hal ini menunjukkan Iron Dome hanya sukses secara parsial, namun Hamas justru  melangkah lebih jauh dengan kemampuan barunya menembakkan roket hingga ke Tel Aviv.  
Roket Hamas ini semakin menunjukkan kelemahan Israel yang bisa saja terus dimanfaatkan oleh Hamas.
Serangan Roket Hamas di Tel Aviv
Serangan Roket Hamas di Tel Aviv
Israel menuding kemajuan kualitas roket Israel tidak terlepas dari transfer teknologi fajr-5 dari Iran.  
Menurut Israel, komponen-komponen roket itu dikirim ke Sudan lalu ke Mesir, untuk diselundupkan lewat terowongan bawah tanah ke Gaza. Namun militer Iran menolak tudingan transfer teknologi itu. 
Menurut Iran, Hamas mengembangkan teknologi roket sendiri dan Israel diminta tidak mencari kambing hitam.
Sejumlah pengamat militer juga menilai Hamas membuat kejutan dalam perang ini karena mampu meluncurkan roket dari bawah tanah yang belum pernah dilakukan sebelumnya.  Hamas juga telah berkembang dengan mamiliki rudal-anti udara. 
Satu pesawat mata-mata dan, dua F-16, satu helikopter apache dan satu tank diklaim Brigade  Al-Qassam, berhasil ditembak jatuh.  Mereka pun mempublikasikan dua kartu tanda pengenal tentara Israel yang berhasil ditangkap.

Brigade Al Qassam Tangkap 2 Pilot Israel
Roket -roket Hamas yang menghantam berbagai tempat di Tel Aviv, membuat banyak penduduk Israel terguncang. 
“Kini tidak ada lagi wilayah Israel yang aman dari serangan roket Hamas, ujar seorang penduduk perempuan di Tel Aviv.
Beberapa roket Hamas menghantam rumah, perkarangan rumah dan mobil di Tel Aviv, yang menyebabkan beberapa penduduk terluka.  
Kini warga Tel Aviv tidak bisa lagi tidur dengan nyaman, karena setiap beberapa jam ada raungan sirene keras di Tel Aviv, pertanda datangnya serangan roket dan penduduk diminta berlindung. 
Akibatnya selama tiga hari terakhir penduduk Tel Aviv kurang tidur karena selalu diganggu oleh raungan Sirene.

Gempuran Israel di Gaza
Kondisi di Gaza sebenarnya lebih parah. 
Tidak ada tempat yang aman di Gaza dan tidak ada pula peringatan datangnya serangan Israel melalui raungan sirene.  
Jumlah serangan Israel ke Gaza jauh lebih dasyat. 
Penduduk Gaza seakan mengundi nasib, apakah dia atau keluarganya kena bom Israel hari ini atau besok hari. Tidak ada yang pasti.

Menurut  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rumah sakit juga mulai kehabisan obat obatan dan stok darah, akibat banyaknya korban yang terkena serangan militer Israel. 
Persediaan 192 jenis obat (40 persen dari obat-obat darurat) dan 586 jenis perlengkapan medis sekali pakai (65 persen dari perlengkapan medis darurat) sudah habis. 
Operasi-operasi yang tidak darurat ditunda karena minimnya obat bius.  
Sedikitnya 90 penduduk Gaza telah tewas dan 700 lainnya terluka.  Sementara di pihak Israel, tiga tewas dan beberapa penduduk terluka.

Serangan Israel di Gaza
Di tengah serangan Israel yang membabi-buta, para pejuang Palestina menantang militer Israel untuk melaksanakan ancamannya melakukan penyerbuan darat. Para pejuang Palestina di Gaza menyatakan telah siap menghadapi serangan darat.
Pernyataan tantangan untuk perang darat dari pejuang Palestina kepada militer Israel, dilontarkan juru bicara sayap militer Hamas Abu Ubaidah setelah PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan sudah menyiapkan pasukannya di perbatasan.
Sementara, hasil poling terakhir koran  Israel Haaretz  memperlihatkan 84 persen Yahudi yang tinggal di wilayah pendudukan mendukung serangan ke Gaza. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan hanya 12 persen responden menentang serangan ke Gaza.
Brigade Al Qassam
Kini militer Israel tidak memiliki alasan politis lagi untuk tidak melakukan serangan darat ke Gaza, seperti yang mereka gembor-gemborkan, setelah mayoritas warga Israel menyetujuinya. Masalahnya adalah di militer Israel itu sendiri, apakah mereka siap menerima resikonya atau membatalkan serangan tersebut.
Dari perspektif masyarakat sipil, rencana peperangan darat tersebut memang mengerikan dan tentu akan menelan banyak korban. Namun perspektif itu berbeda dengan cara pandang sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam.  ”Peperangan itu nanti ibarat seorang pemuda yang siap menjemput calon pengantinnya. Kami akan sambut peperangan itu dengan suka cita”, teriak anggota Brigade Al Qassam.
Akankah nyali tentara Israel sebesar itu ?. Kita lihat saja nanti.
Sumber : JKGR

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...