Monday, September 10, 2012

Presiden Singgung Sengketa Laut China Selatan dengan Hu Jintao




www.google.com
Indonesia kembali mendorong agar proses penyelesaian, langkah-langkah menuju penyusunan code of conduct.

Jurnas.com | DISELA-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Hu Jintao. Dalam pertemuan empat mata tersebut, SBY menyinggung penyelesaian sengketa Laut China Selatan. “Indonesia kembali mendorong agar proses penyelesaian, langkah-langkah menuju penyusunan code of conduct(kode perilaku) dilakukan,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah usai pertemuan, di Vladivostok, Rusia, (8/9).

Faiz mengatakan, perkembangan resesi ekonomi global, dapat berimbas pada negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, keamanan dan stabilitas menjadi hal penting yang harus ditingkatkan. Hu Jintao, kata Faiz, menanggapi positif pernyataan Presiden SBY. “Presiden Hu telah menyampaikan kesiapan mereka untuk bernegosiasi,” kata Faiz.

Selain menyinggung sengketa Laut China Selatan, ada lima hal yang dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Kedua negara, kata Faiz, bersepakat melakukan pertemuan strategis tingkat Menteri Luar Negeri maupun Kepala Pemerintahan untuk memaksimalkan mekanisme bilateral yang sudah ada. Presiden mengingatkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang membutuhkan investasi dalam dan luar negeri. Kepala negara mendorong China untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Dalam pertemuannya, Presiden mengatakan bahwa kawasan Asia Pasifik mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif. Dibutuhkan upaya bersama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. “Usaha bersama itu diperlukan dengan bilateral Indonesia dan Tiongkok,” ujar Faiz.

Di bidang pertahanan keamanan, kedua kepala negara membahas upaya untuk mendorong perkembangan industri pertahanan, dan kerjasama maritim. Presiden mengundang keikutsertaan Tiongkok dalam pengembangan sektor perikanan. Sementara hal lain yang dibahas yakni mengenai kerja sama di bidang sosial budaya, dan persiapan Tiongkok mendukung Keketuaan Indonesia pada APEC 2013 mendatang.

Sementara itu, pertemuan bilateral antara Presiden SBY dan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin tertunda karena padatnya jadwal Putin selaku tuan rumah KTT APEC 2012. Ia belum bisa memastikan kapan pertemuan akan dijadwalkan kembali. “Kami masih melihat apakah ada kemungkinan dengan sisa waktu yang ada,” kata Faiz.

sumber : JURNAS

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...