Duta besar Rusia untuk Indonesia Alexander A. Ivanov.
Tempo.co, 12 Desember 2011:
Indonesia telah membeli kapal selam tipe BNV dengan tipe terbaru
dengan teknologi termodern dari Rusia. Kapal selam ini antara lain mampu
mengejar target dalam posisi di dalam laut ataupun di permukaan laut.
Bentuk kerja sama lainnya, ujar Ivanov, adalah pembentukan pusat
pelayanan kapal selam tersebut dan akan dikelola oleh Angkatan Laut
Indonesia. “Ini langkah lebih maju dari kerja sama untuk transfer
teknologi dari Rusia ke Indonesia,” kata Ivanov.
Apakah seorang diplomat sekelas Duta Besar Senior Alexander A Ivanov
salah menyampaikan informasi ?. Rasanya tidak mungkin karena
kehati-hatian dalam menyampaikan informasi adalah salah satu tugas dari
diplomat. Kita juga tidak pernah menemui adanya koreksi dari Tempo
ataupun Kedubes Rusia, sehingga kita anggap informasi itu valid.
Informasi kedua, Kalender TNI AL yang memunculkan disain kapal selam
Kilo Rusia. Institusi militer negara tidak mungkin memasukkan gambar
alutsista secara penuh satu halaman, jika alutsista itu bukan miliknya
atau bagian dari rencana pembelian.
Dengan demikian ucapan Dubes Rusia Ivanov dengan pemasangan gambar kapal selam Kilo Class di kalender TNI AL, selaras.
Muncul lagi informasi yang lebih baru dari Kompas Cetak 26 September 2012:
Jakarta – TNI untuk pertama kalinya akan meluncurkan peluru
kendali (rudal) jelajah dari kapal selam. Menurut Kepala Dinas
Penerangan TNI AL Laksamana Pertama (TNI) Untung Surapati di Mabes TNI
AL, Cilangkap, Jakarta, Rabu (26/9), uji coba itu merupakan tonggak
sejarah TNI. “Rudal jelajah Yakhont ditembakkan dari kapal selam KRI
Nanggala. Rudal tersebut memiliki jangkauan hingga 300 kilometer dengan
hulu ledah 200-an kilogram,” katanya.
Kapal selam yang bisa menembakkan rudal yakhnot hanyalah sekelas
Kilo/ BNV. Setelah berita itu menjadi heboh, tidak ada koreksi dari
Kompas maupun Dispenal. Hal ini menunjukkan informasi yang disampaikan
benar seperti apa adanya.