Thursday, April 05, 2012

indonesia militery future


Kalau kita melihat perkuatan alutsista TNI sampai tahun 2014 rasanya sudah jelas bentuk dan rupanya.  Namun ada pertanyaan menggelitik apakah perkuatan alutsista TNI yang sekarang sedang digebyar akan berhenti sampai tahun 2014 dan setelah itu tidak ada lagi.  Jawaban mengelitik juga dikedepankan dengan spirit pede, tidak akan berhenti. Mengapa, karena kekuatan alutsista TNI tahun 2014 masih belum memenuhi standar kekuatan militer yang diperlukan untuk negara kepulauan terbesar di dunia ini.  Lugasnya perkuatan alutsista TNI bukan untuk membandingkan dan menyamakan dengan kekuatan militer negara tetangga tetapi untuk mengantisipasi dengan melihat dari sisi cakrawala horizon bahwa masa depan dunia ada di Asia Pasifik dengan segala dinamikanya. Kebangkitan naga Cina, saling berebut pengaruh antara AS dan Cina, mengawal sumber daya energi yang ada di laut Cina Selatan, laut Sulawesi, laut Timor, laut Arafuru dan Papua, itu alasan tegasnya.

Visi hankam RI diyakini tidak lagi melihat Singapura atau Malaysia sebagai kompetitor.  Tetapi bergerak ke cara pandang yang lebih luas bahwa dengan kemampuan ekonomi yang maju pesat dan stabil, kita harus mampu menjaga kedaulatan dan kewibawaan wilayah RI dengan  militer yang kuat, modern dan profesional.  Bahwa seluruh wilayah negeri ini harus dikawal dengan kekuatan militer untuk menjaga sumber daya energi tak terbarukan.  Termasuk isi laut yang mampu menghasilkan duit puluhan trilyun rupiah per tahun jika dikawal dan dikelola dengan efektif.  Ke depan sumber daya energi tak terbarukan di laut termasuk isi laut itu sendiri akan menjadi pusat eksplorasi dan eksploitasi untuk menghidupi dan mencemerlangkan ekonomi bangsa ini.
KRI Nanggala selesai retrofit di Korsel, makin gahar
Tahun 2014 adalah tahun pergantian parlemen dan pemerintahan.  Kalau melihat dari kesadaran dan cara pandang DPR (secara kelembagaan) saat ini untuk memodernisasi alutsista TNI seia sekata dengan pemerintahan SBY yang bersepakat menggelontor dana US$ 15 milyar untuk beli alutsista, maka  kita sangat berkeyakinan bahwa pemerintahan baru dan DPR baru hasil Pemilu tahun 2014 akan tetap melanjutkan perjuangannya memodernisasi TNI untuk periode lima tahun berikutnya.  Dan jika itu dikaitkan dengan perkembangan PDB, pertumbuhan ekonomi yang meningkat, cadangan devisa yang semakin tambun, maka optimisme itu akan semakin berbunga, bahkan jumlah yang digelontorkan untuk pengadaan alutsista periode 2015-2019 bisa jadi mencapai US$ 20 milyar.

Era SBY berakhir tahun 2014 tetapi figur yang akan tampil di panggung kekuasaan tahun itu diyakini tidak melepas momentum perkuatan alutsista TNI.  Sekadar catatan kekuatan regional yang menghimpit RI pada tahun itu sudah jelas ”warnanya”, India dengan kekuatan militer yang makin perkasa.  Cina sudah lebih dulu membangun kekuatan militernya secara besar-besaran. Lalu AS sudah menempatkan ribuan Marinir di Darwin dan Guam.  Sekedar mengingatkan sewaktu jet tempur Sukhoi India melakukan patroli di Andaman dan tertangkap radar militer kita akhir tahun 2011, yang datang “menghadang” hanya 4 jet Hawk 200 dari Pekanbaru.  Itupun harus berhenti dulu di lanud Iskandar Muda Banda Aceh untuk ambil nafas alias isi avtur.  Secara militer jelas itu kalah kelas, namun karena India dan Indonesia bersahabat baik, tentu kedua jet flight itu sekedar say hallo sambil bercanda karena sama-sama penggemar  Shahruk Khan yang fenomenal itu.

Melihat dinamika ini militer Indonesia harus banyak memperkuat skuadron tempur dan armada laut jika ingin mensejajarkan diri dengan kekuatan regional yang tumbuh pesat.  India misalnya, ngapain dia membangun militernya secara besar-besaran padahal musuhnya cuma Pakistan.  Yang jelas tidak sekedar Pakistan, ada visi yang diemban oleh hankam India bahwa perkuatan militer mereka adalah untuk menjaga kawasan regional yang diberi label “tanggung jawab India”.  Demikian juga Cina yang sudah memproklamirkan bahwa tahun 2020 nanti, akan menjadi tahun target untuk menjadi militer berpengaruh di Asia Pasifik dengan kekuatan armada tempur yang luar biasa.
3 Fregat Inggris yang ditaksir TNI AL
Catatan kita adalah sepanjang renstra TNI  periode 2015-2019 diharapkan TNI AU menambah sedikitnya 3 skuadron jet tempur tangguh.  Ini sangat realistis, jenisnya bisa jadi dari serial Sukhoi Family misalnya Sukhoi SU30 dan Sukhoi SU35.  Bisa juga Typhoon atau Rafale yang dua-duanya lagi naik daun.  Syukur-syukur bisa dilirik F35 walaupun hanya 10 biji sebagaimana yang dicita-citakan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat.  Untuk armada laut yang sudah menjadi 3 armada tentu perlu KRI yang lebih banyak.  Paling tidak perlu tambahan 30 KCR, 10 Korvet dan  8 Fregat.  LPD juga dirasa masih kurang, masih perlu 4-5 unit lagi apalagi jika diperlukan untuk mobilisasi MBT.  Arsenal strategis kapal selam jelas masih perlu tambahan 3-4 unit lagi.

Arsenal-arsenal darat perlu diperkuat dengan tank kelas berat, tank medium dan panser.  Yang tak kalah penting juga pengadaan rudal SAM jarak sedang, MLRS dan Howitzer untuk batalyon artileri dan batalyon rudal.  Heli tempur seperti Mi35 dan Apache atau yang setara dengannya  perlu ditambah untuk payung tempur angkatan darat. Pada era ini sangat diyakini kita sudah mampu memproduksi rudal SAM jarak sedang yang digelar statis atau mobile.  Pada era ini juga kita sudah mampu memproduksi Panser canon, Tank medium, kapal Light Fregat dan Kapal selam.  Artinya pengadaan alutsista strategis kecuali jet tempur sudah dikuasai oleh industri hankam dalam negeri.  Dengan kata lain pada periode renstra 2015-2019 itu 70% kekuatan militer kita sudah based on industri hankam dalam negeri.  Luar biasa.

Militer yang didukung oleh kekuatan industri hankam dalam negeri akan lebih mempertegas aura kewibawaan sebuah negara karena secara logistik tidak lagi bertumpu pada pembelian alutsista dari luar negeri.  Meskipun begitu harus juga diakui tidak ada satu jenis alutsista yang murni produksi dalam negeri karena komponennya tetap harus bekerjasama dengan produsen negara lain.  Oleh sebab itu tahapan-tahapan renstra ini, membangun kekuatan militer dengan memberdayakan industri hankam dalam negeri selayaknya kita apresiasi. Beberapa paket transfer teknologi dalam pengadaan alutsista saat ini adalah sekolah teknologi yang paling komprehensif untuk kemudian mendirikan sekolah industri alutsista sendiri untuk dikembangkan buat anak bangsa.  Lima tahun ke depan ini bukan waktu yang lama, Saudaraku.  Yakinlah dengan itu sembari berdoa semoga Allah selalu memberikan petunjuk buat jalan kebanggaan bangsa besar ini.

MILITER INDONESIA


Militer Indonesia sejatinya tidaklah lemah seperti yang digambarkan dan diceritakan beberapa kalangan terutama pengamat asbun. TNI selama ini selalu menampilkan posisi low profile demi menjaga stabilitas kawasan dan peran sejarah era konforontasi. Waktu itu dengan kekuatan alutsista seabreg dan semangat tempur tinggi yang dimiliki prajurit TNI bersama sukarelawan, negara tetangga menjadi gerah dan gelisah.

Dengan semangat tak mau tampil high profile, saat ini kekuatan TNI tidak bisa dipandang sebelah mata. Kekuatan angkatan laut Indonesia sangat jauh mengungguli kekuatan tentera laut diraja Malaysia dengan kekuatan armada 3 :1 dimana armada tempur TNI AL punya kekuatan 146 KRI, 375 KAL, 2 kapal selam dan 2 divisi marinir. Sementara TLDM hanya punya 54 KD, 2 kapal selam dan tidak mempunyai pasukan marinir.

TNI AD jangan dikata lagi, punya divisi Kostrad sebagai pasukan pemukul reaksi cepat, pasukan Kodam, Raiders dan Kopassus. Kekuatan darat TNI diperkuat oleh sedikitnya 250.000 tentara yang punya semangat tempur tinggi dan alutsista yang modern, termasuk rudal-rudal jarak pendek buatan dalam negeri. Batalyon-batalyon tempur tersebar di seantero nusantara. Saat ini sedang dibangun satu divisi baru Kostrad untuk mengcover wilayah Indonesia Timur.

Untuk kekuatan Angkatan Udara, Malaysia sedikit lebih unggul dalam jumlah pesawat tempur namun masih kalah dalam jumlah seluruh pesawat yang menunjang operasi udara. Malaysia punya 18 Sukhoi, 10 Mig 29, 8 F18/Hornet, 8 F5E, 16 Hawk, sementara Indonesia memiliki 10 Sukhoi, 10 F16, 12 F5E, 36 Hawk. Untuk pesawat angkut Indonesia punya 27 Hercules dan puluhan pesawat angkut ringan termasuk 16 Heli Super Puma.

Jika melihat renstra TNI ke depan, tidak diragukan lagi pengawal republik ini akan sampai pada kekuatan minimum essential force dalam 4 tahun ke depan. Dari TNI AL sudah disiapkan pembuatan 10 PKR light Fregat kerjasama PAL dan Belanda. Pembuatan 32 Kapal Cepat Rudal buatan dalam negeri, pengadaan sedikitnya 2 kapal selam, modernisasi sistem tempur terhadap 42 KRI combatan dengan memasang rudal Yakhont dan C802. Marinir akan dilengkapi dengan sedikitnya 90 Tank tempur amphibi buatan Rusia BMP-3F dan sudah dipersenjatai dengan rudal Qw3 buatan China.

TNI AU sudah memesan 6 unit Sukhoi, 16 Super Tucano, 8 Heli Cougar, 16 pesawat latih lanjut. Tanpa publikasi luas TNI AU juga akan menambah sedikitnya 12 unit F16 blok 52, bahkan pilotnya sudah berlatih di arizona AS. Untuk pemantauan udara sudah ditambah sedikitnya 3 radar di Indonesia Timur dari Thales, dan berencana menambah lagi sediktinya 4 radar dari jenis yang sama.

Angkatan darat juga berbenah. Kodam Kalbar dihidupkan lagi, puluhan batalyon tempur dibentuk di perbatasan Kalimantan dan NTT. Alutsista diperbanyak secara besar-besaran termasuk roket dan rudal yang mempunyai fungsi strategis. Untuk Kalbar akan ditempatkan sediktinya 80 Main Battle Tank sementara rudal-rudal jarak pendek sudah digelar.

Menhan dan Petinggi TNI-Polri Terima Brevet Hiu Kencana



SELAT SUNDA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) berbincang dengan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan KSAL Laksamana TNI Soeparno (kiri) ketika meninjau ruang kontrol Kapal Selam KRI Nenggala-402, yang berlayar di kedalaman 45 meter di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4).

Kunjungan ini sekaligus penyematan brevet kehormatan Hiu Kencana dari Komandan kapal selam KRI Nenggala-402 Kol (Laut) Purwanto (kiri) kepada Menhan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri), Kapolri Jenderal Timur Pradopo (tengah) dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kanan).

Nanggala resmi beroperasi setelah diperbaiki secara total di Korea Selatan. Kapal ini kini punya kemampuan membawa beberapa senjata strategis seperti torpedo, ranjau laut, serta rudal laut ke darat. FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman/Koz/12, Dispenal






Enam Super Tocano Dipastikan Tiba Agustus 2012


Pesawat EMB-314 Super Tucano buatan Embraer Brazil (photo : Air Warrior)
Malang - Enam pesawat EMB-314 Super Tucano buatan Brasil akan tiba pada Agustus 2012 di Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Kepastian itu dikatakan Panglima Komando Operasi TNI-AU II (Pangkoopsau II), Marsekal Muda Ismono Widjajanto, di Malang usai upacara serah terima jabatan (Sertijab) Komandan Lanud (Danlanud) Abduracham Saleh, Selasa.
"Pengiriman pesawat buatan Brasil ini akan dilakukan secara bertahap, dan dari total 18 pesawat taktis yang dipesan, enam pesawat dipastikan tiba bulan Agustus 2012," katanya.

Sedangkan untuk penerbang yang akan mengawaki pesawat itu, akan diambilkan dari penerbang lama pesawat tempur taktis lama OV-10F Bronco yang ada di berbagai skadron udara.

"Kedatangan pesawat tempur Super Tocano ini akan menggantikan pesawat tempur taktis OV-10 F Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat yang sudah dinyatakan grounded, dan tiba kali pertama ke Indonesia ketika itu tahun 1976," katanya.

Sementara itu, dengan adanya Komandan Lanud baru yakni Kolonel Pnb Gutomo SIP yang menggantikan Komandan Marsekal Pertama Agus Dwi Putranto yang menjadi Kepala Staf Komando Operasi (Kas Koops) TNI AU II, diharapkan mampu menjadi orang yang tepat dengan kedatangan pesawat ini.

"Memimpin Lanud Abdurahman Saleh membutuhkan orang yang tepat. Karena merupakan salah satu pangkalan induk yang memiliki peran penting dalam melaksanakan operasi militer perang maupun operasi militer selain perang," kata Ismono.

Dengan adanya peran penting itu, Lanud Abdurahman Saleh dipilih menjadi pangkalan yang menerima dan mengoperasikan pesawat Super Tucano.

"Dengan adanya total 18 pesawat Super Tocano, maka tugas Danlanud yang baru adalah harus menyiapkan sebanyak 27 pilot Super Tucano," katanya.

(Antara)

Kazakhstan Jajaki Kerjasama dengan PT DI


Kerjasama dengan Kazakhstan termasuk opsi pembelian pesawat produksi PT DI. (photo : Airbus Military)
Bandung (ANTARA News) - Kazakhstan menjajaki kerja sama strategis industri penerbangan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), termasuk opsi pembelian sejumlah pesawat produksi industri dirgantara Indonesia.

"Persiapan kerja sama itu telah diawali dengan peninjauan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kayrat Sarybay, bersama rombongannya ke PTDI awal minggu ini," kata Kepala Humas PTDI Rakhendi Triyatna di Bandung, Kamis.

Menurut dia, Sarybay mengunjungi PTDI pada Selasa (3/4) untuk mempersiapkan agenda pembicaraan RI-Kazakhstan saat pemimpin negara itu, Nursultan Nazarbayev, datang ke Indonesia bulan ini.Ia mengatakan, Kazakhstan menyatakan tertarik dengan paparan PTDI tentang kemampuan dan kompetensi dalam membuat pesawat terbang dan berbagai jenis persenjataan.

Pada kesempatan itu, katanya, badan usaha milik negara bidang industri pertahanan lain juga menyampaikan presentasi masing-masing, termasuk PT Pindad, PT Dahana, PT LEN Industri dan PT INTI.(E004)


Kapal Selam Nuklir AL India di Serahterimakan



Inilah kapal selam bertenaga nuklir pertama India yang secara resmi akan memperkuat AL India pada 4 April 2012 nanti. Kapal selam yang disewa dari Russia ini diberinama "Nerpa", di adopsi dari basic kapal selam nuklir Russia kelas Akula II (971 Shchuka-B).

Kapal selam ini sebelumnya pernah mengalami kecelakaan kebakaran pada beberapa modul sistem kapal saat diujicoba pengoperasiannya di perairan Jepang yang menyebabkan tewasnya 20 pelaut Russia. ©alutsista

PT PAL Tangani 5 Kapal Pesanan Kemhan


PT PAL Mulai Tangani Alusista
Mendapatkan nafas baru baik dalam
bentuk dana bantuan maupun jajaran
direksi, PT Penataran Angkutan Laut
(PAL) Indonesia langsung menggenjot
kinerjanya dengan menangani proyek-
proyek yang telah mereka terima.
Menyerap instruksi dari kementrian
BUMN, perusahaan galangan kapal
terbesar di Indonesia ini fokus untuk
menangani pesanan kapal dari
kementrian pertahanan melalui Dinas
Pengadaan TNI Angkatan Laut. Saat
ini, kedua pihak mulai melaksanakan
kesepakatan untuk membangun dua
kapal tugboat (kapal tunda) dan tiga
kapal cepat rudal (KCR).
Direktur Utama PT PAL Indonesia M.
Firmansyah Arifin menyatakan,
pembangunan lima kapal tersebut
merupakan kelanjutan dari kontrak
yang telah diteken 20 desember 2011
lalu. Seiring dengan pergantian
jajaran direksi, proyek tersebut
akhirnya bisa terproses.
KRI Leuser 924, kapal tunda
samudera yang saat ini dioperasikan
TNI juga merupakan produksi dalam
negeri. (photo : TNI AL)
"Saat ini, kami sudah mulai memulai
proses konstruksi kapal tunda
pertama. Sedangkan kapal KCR
sedang dalam tahap desain," jelasnya
dalam acara first steel cutting kapal
tugboat M276. Dengan kondisi ini,
Firmansyah berharap kinerja PT PAL
bisa terpacu.
Realisasi akhir kedua kapal ini, lanjut
Firmansyah, ditarget pada juni 2013. "
Sesuai kontrak, kapal tugboat
pertama selesai april tahun depan
sedangkan kapal kedua harus selesai
di pertengahan juni tahun depan
juga," ungkapnya.
Firmansyah merasa optimis bahwa
perusahaannya bisa mencapai target
waktu. "Menurut pengalaman, kami
bisa mencapai tenggat waktu yang
ada. Kami bukannya pertama kali
membangun tugboat," tegasnya.
(adn/jpnn/rum)
(Timor Express)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...