PT Pindad Persero tak hanya memproduksi Senapan Serbu versi 1 dan 2 (SS1 dan SS2). Tapi juga membuat senjata Senapan Penembak Runduk (SPR) atau senjata khusus penembak jitu yang diproduksi sejak tahun 2007.
Staf Desain Produk PT Pindad, Windu Paramata menjelaskan, ada tiga versi SPR. Yakni SPR-1 (produksi 2007), SPR-2 dan SPR-3 (produksi 2010). Ketiga senapan itu sudah didesain menggunakan peluru yang bisa menembus lapis baja pada kendaraan tempur, seperti tank.
"SPR-1 menggunakan peluru kaliber 7,62 mm, peluru SPR-2 dan SPR-3 berkaliber 12,7 milimeter x 108," kata Windu saat berbincang dengan VIVAnewsdi Indo Defence 2012 Expo & Forum, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 9 November 2012.
Untuk SPR-1, kata Windu, dengan peluru kaliber 7,62 mm dapat menembak efektif sampai jarak 700-900 meter. Namun, pada jarak tembak 400-500 meter, SPR-1 ini bisa menembus baja dengan ketebalan 5 mm. "Dengan jarak tembaknya cuma 400-500 meter, baru baja itu bisa bolong," kata Windu.
Sementara, SPR-2 dan SPR-3 bisa menembak dengan jarak hingga 1,5 km. Secara keseluruhan SPR-2 dan SPR-3 bisa menembak efektif meski musuh berada pada jarak 2 km. Namun karena keterbatasan teropong pada senapan ini, sehingga hanya efektif menjangkau sampai 1,5 km.
"Dengan peluru 12,7 mm x 108 ini, SPR-2 bisa bikin bolong lapis baja tank dengan ketebalan 1 cm. Kalau SPR-3 bisa merobek ketebalan baja sampai 3 cm. Itu semua dengan jarak tank ada di 1 sampai 1,5 km," Windu menjelaskan.
Ketiga senapan penembak jitu itu sudah dilengkapi dengan peredam suara. Meski tidak secara signifikan menurunkan suara letusan senapan. "Tapi area aman si penembak jitu itu kan di bawah radius 1 km. Karena biasanya penembak jitu selalu ambil posisi tembak dengan jarak 1-2 km, jadi tidak kedengaran suara tembakannya kalau jaraknya segitu," kata dia.
Senapan ini terilhami produk-produk senapan tembus baja tank yang sudah ada. Namun untuk SPR ini PT Pindad sudah mendesain sendiri bentuknya dengan harga yang relatif murah. Walaupun pada sebagian sosok masih mengambil desain dari Black Arrow M93 dan NTW-20 produksi Afrika Selatan yang harganya berada di atas Rp1 miliar.
Produk senjata sejenis sudah ada. Misalnya Gepard M1/M2 (Hongaria, kaliber .50), Barret M82, M90 dan M95, M99, serta M-107 (Amerika, kaliber .50), SVN-98 (Rusia, kaliber 12,7 mm x 108), Steyr IWS-2000 (Austria, kaliber .50 dan 12,7 mm x 108), PGR UM-Hecate (Prancis, kaliber .50), AI AS (Inggris, kaliber .50), dan NTW-20 (Afrika Selatan, kaliber 20 mm).
Penggunaan senapan penembak jitu antimaterial tembus lapis baja tank ini sudah digunakan sejak Perang Dunia II pada tahun 1939-1945 oleh pasukan Nazi Jerman yang menggunakan Mauser Tank-Gewehr Model 1918 kaliber .51, Jepang dengan Tipe 97 kaliber 20 mm, dan Inggris dengan Boys Antitank Rifle kaliber .55.
Ketiga pasukan tersebut menggunakannya untuk menghantam masing-masing musuhnya, yang berlindung di balik tembok atau berada dalam kendaraan lapis baja.
Usai perang, berbagai negara terutama Amerika, Inggris, Prancis, dan negara-negara Eropa Timur kemudian mengembangkan dengan menggunakan peluru kaliber .50 atau biasa disebut dengan kaliber 12,7 mm x 99 dan kaliber 12,7 mm x 108, yang menjadi standar senapan mesin berat mereka. Dari berbagai negara yang ikut memproduksi senapan antimaterial ini, Jerman, Amerika, dan Rusia yang paling banyak membuat aneka produk sejenis.
Pindad Dalam Pengembangan Senjata Anti Air laut
PT Pindad tak hanya membuat sejumlah varian dari Senapan Serbu (SS) saja, tapi juga berencana membuat varian dari SS versi 2 (SS-2) yang tahan terhadap oksidasi atau anti karat akibat air laut. Varian SS-2 ini khusus dibuat untuk TNI Angkatan Laut.
Namun, staf Penjualan dan Pemasaran PT Pindad, Mutiara Erning, menjelaskan varian ini masih dalam tahap pengembangan, sehingga belum diketahui kapan resmi diproduksi. "Belum diproduksi, masih dalam pengembangan antara PT Pindad dengan Angkatan Laut," kata Mutiara kepada VIVAnews di Indo Defence 2012 Expo & Forum, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 9 November 2012.
PT Pindad, kata Mutiara, memang sengaja terus mengembangkan beberapa varian lainnya. Salah satunya adalah varian yang anti karat. "Pindad nanti bikin varian yang anti oksidasi. Caranya dengan menggunakan marinisme atau pelapisan yang tahan karat dan air laut. Pelapisan ini tentu beda dengan pelapisan SS-2 varian sebelumnya," ucap dia.
Senapa Serbu produksi PT Pindad sendiri sudah memiliki dua versi, SS-1 dan SS-2. Khusus untuk SS2, sudah memiliki sejumlah varian, yakni SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4HB, dan SS2-V5.
Staf Desain Produk PT Pindad, Windu Paramata menambahkan, dengan menggunakan SS2-V4HB, TNI sudah lima kali menjuarai lomba tembak tingkat internasional. "SS2-V4HB menggunakan peluru kaliber 5,56 mm dengan jarak tembak efektif 600 meter," kata dia.
Di ajang Indo Defence ini, PT Pindad memamerkan beberapa senjata produksinya, di antaranya SS versi 2 (SS2), Hand Gun G-2 versi elite dan Combat, serta Senapan Penembak Runduk (SPR) yang digunakan untuk para penembak jitu.