Apache AH 64D Longbow III
Pemikiran di bawah ini tampaknya benar adanya. Tanda tanda TNI AD
akan membeli Apache plus Blackhawk semakin mendekati kenyataan:
Mengapa TNI AD harus membeli helikopter Apache AH 64D dan juga Blackhawk UH 60:
Satrio:
Dalam perang modern, kavaleri heli serang sangat dibutuhkaan.
Skenario dalam theater blitzkrieg modern atau serangan dadakan, sortie
1, .Apache maju ke depan dengan radar longbow-nya mendeteksi MBT lawan
dan menghancurkannya.
Apache terus maju hingga menjebak dan mengepung mbt lawan, kemudian
pilot Apache memberikan titik kordinat kepada MBT Leoprad RI untuk
menghabisi MBT lawan yg terjebak.
Sortie 2, Blackhawk dan MI-35 ikut menghabisi MBT lawan dan juga MLRS mereka. Menurunkan Pasukan Tontaipur atau Raider guna memecah
konsentrasi infanteri lawan dan memberikan informasi kondisi lapangan
musuh. Suport udara bisa dibantu oleh UAV yang menentukan posisi
strategis lawan dan memberikan data..
Monday, March 18, 2013
PT PAL akan Bikin Kapal Selam Sendiri
PT PAL Indonesia optimistis lima tahun ke depan mampu merenovasi dan
membangun kapal selam sendiri. Tekad itu dibuktikan dengan diikutkannya
karyawan PT PAL Indonesia dalam Transfer of Technology (ToT) di Korea
Selatan.
Direktur Utama PT PAL Indonesia, Firmansyah Arifin, menyebut saat ini
karyawannya tengah mengikuti seleksi internal. "Tahun lalu kami sudah
mengikuti ToT di Belanda, dan tahun ini ke Korea," kata Firmansyah.
Sebelumnya PT PAL Indonesia ditunjuk Kementerian Pertahanan membangun
kapal militer dengan dua negara tersebut. Kerjasama membangun Kapal
Cepat Rudal (KCR) dengan Belanda telah selesai. Kini giliran dengan
Korea untuk membangun kapal selam.
Optimisme bisa membangun kapal selam di dalam negeri itu dikuatkan
dengan program pemerintah yang mengucurkan anggaran melalui Penyertaan
Modal Negara (PMN) pembangunan kapal. Anggaran US$150 juta (sekitar Rp
1,5 triliun) itu tidak hanya untuk membangun kelengkapan militer, tetapi
juga doking untuk kapal militer.
"Selama ini untuk overhoul kapal selam harus dilakukan di Korea, setiap
lima tahun sekali dengan biaya yang cukup besar," kata mantan Direktur
Utama PT Dok Perkapalan Surabaya itu.
RUDAL KOREA UTARA BISA JANGKAU AS
Korea Utara memiliki rudal balistik yang dapat menghantam Amerika
Serikat, dikatakan Mike Rogers, seorang anggota parlemen terkemuka
komisi intelijen di Senat AS memperingatkan hari Minggu kemarin. Rogers
juga mengungkapkan kekhawatirannya pada pemimpin muda Korea Utara Kim
Jong-Un yang terus berusaha membuktikan dirinya kepada militer.
"Mereka pasti memiliki rudal balistik yang bisa mencapai pantai AS," kata Rogers kepada jaringan berita CNN, tanpa mengatakan rudal Korea Utara tersebut bisa sampai ke negara bagian AS yang mana, apakah Alaska, Hawaii atau pantai barat Amerika.
"Anda memiliki seorang pemimpin 28 tahun (Kim Jong-Un) yang mencoba membuktikan dirinya kepada militer, dan militer yang sangat ingin untuk pamer kekuatan senjata untuk kepentingan pribadinya, merupakan sebuah kombinasi yang sangat mematikan," ujar Rogers.
"Mereka pasti memiliki rudal balistik yang bisa mencapai pantai AS," kata Rogers kepada jaringan berita CNN, tanpa mengatakan rudal Korea Utara tersebut bisa sampai ke negara bagian AS yang mana, apakah Alaska, Hawaii atau pantai barat Amerika.
"Anda memiliki seorang pemimpin 28 tahun (Kim Jong-Un) yang mencoba membuktikan dirinya kepada militer, dan militer yang sangat ingin untuk pamer kekuatan senjata untuk kepentingan pribadinya, merupakan sebuah kombinasi yang sangat mematikan," ujar Rogers.
Proyek Pembuatan Kapal Selam Tetap Diteruskan
18 Maret 2013, Jakarta: Proyek kerja sama pembuatan tiga kapal selam antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) tetap diteruskan. Proyek kapal selam ini tak terimbas penundaan proyek pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) karena kondisi ekonomi di Korsel. "Tidak ada penundaan. Proyek kapal selam tetap diteruskan sesuai jadwal yang ada," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Sisriadi, saat dihubungi Koran Jakarta, Minggu (17/3).
Itu artinya kapal selam pertama dan kedua hasil kerja sama kedua negara akan rampung pada 2016. Dia menambahkan mulai April 2013, tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas Sisriadi.
Subscribe to:
Posts (Atom)