Monday, November 19, 2012
Nexter Caesar, Meriam Kelas Berat Penggempur Sasaran Jauh
Tahun 2012 ini cukup banyak persenjataan baru yang mulai berdatangan memperkuat jajaran TNI. Salah satu di antaranya adalah meriam jarak jauh atau howitzer kelas berat berkaliber 155 mm, Nexter Caesar.
Seperti diberitakan antara lain di jurnal pertahanan Jane’s Defense Weekly, Indonesia bakal secara total membeli 37 unit howitzer swagerak ini, yang akan dikirim pada 2013-2014 mendatang. Dengan pengadaan ini, Indonesia akan menjadi negara keempat di dunia yang menggunakan senjata andalan AD Prancis ini. Selain Prancis sendiri selaku pembuatnya, Caesar juga sudah digunakan Arab Saudi dan negeri tetangga sesama anggota ASEAN, Thailand. Negeri lain yang tengah pikir-pikir untuk membeli adalah Denmark.
Sesuai jenisnya yaitu howitzer swagerak, meriam supergede ini memang bisa “jalan-jalan” sendiri karena terpasang secara integral dengan truk Renault Sherpa berpenggerak enam roda dengan kecepatan maksimal 100 km per jam dan jarak jelajah hingga 600 km tanpa mengisi ulang bahan bakar. Lain halnya dengan howitzer konvensional yang harus ditarik truk dengan gandengan untuk mobilitas. Pilihan lain kendaraan platformnya adalah Mercedes Benz Unimog, seperti yang dipakai untuk Caesar pesanan Arab Saudi.
Menurut Army-Technology.com, Caesar mulai dirintis tahun 2003 saat AD Prancis memesan lima unit untuk uji coba sebagai pengganti howitzer tarik TRF1. Kontrak pengadaan akhirnya diteken pada 2004 untuk pembelian 72 unit howitzer swagerak ini, dan produksinya pun dimulai pada Juni 2006.
Dilihat dari sistem meriamnya, sebenarnya Caesar masih mengadopsi sistem lama yang sebelumnya terpasang di howitzer swagerak yang menggunakan platform tank AMX-13. Meski begitu, sejumlah rancangan baru membuat meriam ini makin ampuh dan yang paling penting, praktis digunakan.
Misalnya saja, semua sistem persenjataan dan awak bisa dibawa oleh satu unit Caesar. Enam awak per unit bisa dibawa di dalam kabin truk pembawa dengan perlindungan cukup. Selain itu truk pembawa juga sudah bisa membopong 16 peluru yang tersimpan di rak-rak yang terpasang di bawah meriam. Semua sistem navigasi, pengintaian dan pengendalian tembakan juga sudah terpasang di truk itu. Jadi, setiap unit Caesar bisa beroperasi secara mandiri.
Sistem pengintaian sasaran dan pengendalian tembakan menggunakan FAST-Hit, sistem terkomputerisasi yang dikembangkan Nexter dan EADS Defense Electronics. Sistem ini dipadukan dengan radar Intertechnique ROB4 dan sistem navigasi SAGEM Sigma 30 plus GPS. Dengan semua sistem ini, kru meriam tak lagi butuh panduan dari tim lain. Penyetelan sudut tembakan dan kebutuhan lainnya dikendalikan dengan menggunakan komputer berlayar sentuh yang terpasang kokoh dalam lindungan kotak baja di dekat meriam.
Sistem penembakannya juga semi otomatis, sehingga meriam ini bisa menembakkan hingga enam proyektil dalam semenit, sementara penyiapan semua sistemnya mulai dari persiapan fisik senjata, pengintaian dan pembidikan sasaran hingga penembakan pertama bisa dilakukan dalam waktu kurang dari semenit. Kalau Anda perhatikan dalam video peragaan penembakan, tak terlihat ada selongsong peluru yang keluar setiap kali salvo tembakan dilakukan. Ini lantaran Caesar sudah menerapkan penggunaan peluru jenis tanpa selongsong atau caseless. Hal ini menguntungkan karena bobot peluru jadi lebih ringan dan tak meninggalkan limbah selongsong.
Untuk jenis pelurunya, Caesar bisa menggunakan berbagai jenis sesuai kebutuhan. Salah satu tipe yang diunggulkan adalah tipe Ogre. Meski jenisnya konvensional alias tidak menggunakan sistem kendali canggih seperti jenis peluru lain, Ogre tetap sangat berbahaya karena dalam setiap proyektilnya terdapat 63 set peledak atau bomblet, yang akan memecah keluar dan meledak dalam pola menyebar di atas sasarannya. Penembakan berturutan enam proyektil Ogre bisa menyapu wilayah sasaran seluas 3 hektare, pada jarak jangkau tembakan hingga 35 km. Meriam Caesar sendiri bisa menembakkan proyektil hingga jarak maksimal 42 km.
Sumber : Solopos
Seperti diberitakan antara lain di jurnal pertahanan Jane’s Defense Weekly, Indonesia bakal secara total membeli 37 unit howitzer swagerak ini, yang akan dikirim pada 2013-2014 mendatang. Dengan pengadaan ini, Indonesia akan menjadi negara keempat di dunia yang menggunakan senjata andalan AD Prancis ini. Selain Prancis sendiri selaku pembuatnya, Caesar juga sudah digunakan Arab Saudi dan negeri tetangga sesama anggota ASEAN, Thailand. Negeri lain yang tengah pikir-pikir untuk membeli adalah Denmark.
Sesuai jenisnya yaitu howitzer swagerak, meriam supergede ini memang bisa “jalan-jalan” sendiri karena terpasang secara integral dengan truk Renault Sherpa berpenggerak enam roda dengan kecepatan maksimal 100 km per jam dan jarak jelajah hingga 600 km tanpa mengisi ulang bahan bakar. Lain halnya dengan howitzer konvensional yang harus ditarik truk dengan gandengan untuk mobilitas. Pilihan lain kendaraan platformnya adalah Mercedes Benz Unimog, seperti yang dipakai untuk Caesar pesanan Arab Saudi.
Menurut Army-Technology.com, Caesar mulai dirintis tahun 2003 saat AD Prancis memesan lima unit untuk uji coba sebagai pengganti howitzer tarik TRF1. Kontrak pengadaan akhirnya diteken pada 2004 untuk pembelian 72 unit howitzer swagerak ini, dan produksinya pun dimulai pada Juni 2006.
Dilihat dari sistem meriamnya, sebenarnya Caesar masih mengadopsi sistem lama yang sebelumnya terpasang di howitzer swagerak yang menggunakan platform tank AMX-13. Meski begitu, sejumlah rancangan baru membuat meriam ini makin ampuh dan yang paling penting, praktis digunakan.
Misalnya saja, semua sistem persenjataan dan awak bisa dibawa oleh satu unit Caesar. Enam awak per unit bisa dibawa di dalam kabin truk pembawa dengan perlindungan cukup. Selain itu truk pembawa juga sudah bisa membopong 16 peluru yang tersimpan di rak-rak yang terpasang di bawah meriam. Semua sistem navigasi, pengintaian dan pengendalian tembakan juga sudah terpasang di truk itu. Jadi, setiap unit Caesar bisa beroperasi secara mandiri.
Sistem pengintaian sasaran dan pengendalian tembakan menggunakan FAST-Hit, sistem terkomputerisasi yang dikembangkan Nexter dan EADS Defense Electronics. Sistem ini dipadukan dengan radar Intertechnique ROB4 dan sistem navigasi SAGEM Sigma 30 plus GPS. Dengan semua sistem ini, kru meriam tak lagi butuh panduan dari tim lain. Penyetelan sudut tembakan dan kebutuhan lainnya dikendalikan dengan menggunakan komputer berlayar sentuh yang terpasang kokoh dalam lindungan kotak baja di dekat meriam.
Dengan bobotnya yang lebih ringan ketimbang artileri swagerak lain yang biasanya berbasis tank, Nexter Caesar bisa dibawa dengan pesawat angkut militer C-130 Hercules untuk misi jarak jauh. (nexter) |
Sistem penembakannya juga semi otomatis, sehingga meriam ini bisa menembakkan hingga enam proyektil dalam semenit, sementara penyiapan semua sistemnya mulai dari persiapan fisik senjata, pengintaian dan pembidikan sasaran hingga penembakan pertama bisa dilakukan dalam waktu kurang dari semenit. Kalau Anda perhatikan dalam video peragaan penembakan, tak terlihat ada selongsong peluru yang keluar setiap kali salvo tembakan dilakukan. Ini lantaran Caesar sudah menerapkan penggunaan peluru jenis tanpa selongsong atau caseless. Hal ini menguntungkan karena bobot peluru jadi lebih ringan dan tak meninggalkan limbah selongsong.
Untuk jenis pelurunya, Caesar bisa menggunakan berbagai jenis sesuai kebutuhan. Salah satu tipe yang diunggulkan adalah tipe Ogre. Meski jenisnya konvensional alias tidak menggunakan sistem kendali canggih seperti jenis peluru lain, Ogre tetap sangat berbahaya karena dalam setiap proyektilnya terdapat 63 set peledak atau bomblet, yang akan memecah keluar dan meledak dalam pola menyebar di atas sasarannya. Penembakan berturutan enam proyektil Ogre bisa menyapu wilayah sasaran seluas 3 hektare, pada jarak jangkau tembakan hingga 35 km. Meriam Caesar sendiri bisa menembakkan proyektil hingga jarak maksimal 42 km.
Sumber : Solopos
Satu Langkah Lagi Bagi RX-550
Hingga kini Teknologi Roket merupakan salah satu teknologi sensitif yang sulit didapatkan dari pihak luar. Apalagi adanya rezim MTCR yang membatasi jarak jangkau dan muatan roket, membuat teknologi ini eksklusif hanya dimiliki oleh negara maju. Akan tetapi, berbagai kendala itu tidak menghalangi ambisi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk menciptakan Roket Peluncur Satelit (RPS), dimana wujud awal dari RPS itu berupa RX-550.
Dan kini para peneliti LAPAN tengah bergelut dengan proses pengisian Propelan (bahan bakar roket) ke dalam RX-550. Proses pengisian propelan ke dalam motor roket umumnya dilakukan dengan dua metode yaitu free standing dan case bonded. Pada cara pertama propelan dicetak secara terpisah baru kemudian dimasukkan ke dalam tabung motor roket. Pada cara yang kedua propelan langsung dicetak ke dalam tabung motor roket sehingga terpasang secara permanen.
Akan tetapi cara yang dilakukan oleh LAPAN bukan salah satu dari dua cara tersebut, dimana propelan dicetak terpisah kemudian dimasukkan ke dalam tabung motor roket. Celah antara tabung dengan propelan diisi dengan material liner yang sekaligus berfungsi untuk mengikat propelan secara permanen. Metode yang dilakukan LAPAN ini banyak menimbulkan masalah terutama untuk motor roket yang berukuran besar . Seperti bahaya saat memotorng propelan, resiko cacat sambungan propelan, kurang presisi dan waktu pengerjaan yang lama.
Oleh karena itu LAPAN perlu menguasai metode case bonded pada proses pembuatan propelan. Propelan yang dicetak dengan cara ini akan mempunyai panjang terbatas karena sulit untuk mencabut mandrel. Untuk membuat motor roket yang berdiameter besar dan panjang secara case bonded maka harus dibuat menggunakan motor roket segmented.
Fokus dari kegiatan adalah melakukan penelitian untuk pembuatan propelan padat berdiameter 550 mm , agar dapat diperolah propelan yang bebas cacat seperti porous dan retak. Selanjutnya akan dibuat prototipe unit segmented rocket motor yang menggunakan propelan D550 yang dibuat secara case bonded. Kegiatan dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu: perancangan prototipe unit motor roket segmented, pembuatan peralatan casting propelan, proses pembuatan propelan dan uji properties serta pembuatan prototipe unit segmented rocket motor.
Hasilnya, telah diperoleh rancangan unit segmented rocket motor diameter 550 mm, insulasi termal yang telah dipasang pada tabung motor roket, peralatan casting propelan, serta hasil uji properties propelan. Dengan diperolehnya metode pembuatan propelan D 550 case bonded untuk membuat unit motor roket segmented, maka akan dapat diwujudkan pembuatan motor roket RX 550 yang dibuat secara case bonded. Namun demikian perlu terlebih dahulu harus dikuasai teknik penyambungan motor roket pada motor roket segmented.
UPDATE : SATU UAV, APACHE, KAPAL PERANG DAN DUA F-16 JADI KORBAN ROKET HAMAS
Sumber-sumber Palestina menyebutkan, sebuah jet tempur F-16 Israel jatuh kemarin (Ahad, 18/11) di Jalur Gaza.
Menurut keterangan berbagai sumber Palestina, pesawat tempur Israel itu jatuh di Khan Yunis beberapa saat melakukan bombardir sebuah rumah milik warga Palestina dan menggugurkan seluruh anggota keluarga di dalam rumah tersebut. Namun belum ada keterangan lebih lanjut dalam hal ini.
Sebelumnya, sebuah helikopter Apache Israel ditembak jatuh oleh roket muqawama.
Brigade Izzuddin Qassam, sayap militer Hamas juga menembakkan tiga roket 107 ke arah kapal tempur Israel. Hingga kini militer Israel belum memberikan keterangan apapun.
Dengan demikian Israel telah kehilangan satu pesawat tanpa awak, satu helikopter Apache, dan dua pesawat F-16 dalam agresinya ke Jalur Gaza.
Sumber : Irib
BELANDA-JERMAN KIRIM RUDAL PATRIOT BANTU TURKI
Belanda dan Jerman dapat mengirimkan bantuan rudal Patriot ke sekutu NATO Turki, untuk membantu Turki membela perbatasan negaranya dengan Suriah. Demikian dikatakan Kantor Berita Belanda ANP, Ahad (18/11), mengutip menteri pertahanan Belanda.
Turki mengatakan pada awal pekan ini bahwa pihaknya telah mengintensifkan pembicaraan dengan sekutu-sekutu NATO tentang cara untuk menopang keamanan perbatasannya sepanjang 900-kilometer (560 mil) dengan Suriah setelah bom mortir ditembakkan dari Suriah mendarat di wilayahnya.
"NATO tidak ada apa-apa," kata ANP mengutip Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Belanda mengatakan, "Tidak ada permintaan, tetapi Belanda dan Jerman adalah satu-satunya negara di Eropa yang memiliki rudal Patriot." Menteri Belanda berbicara kepada rekan Jerman-nya pekan lalu tentang kemungkinan pengiriman rudal itu, kata ANP.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan, Sabtu, bahwa NATO akan mempertimbangkan permintaan apapun dari Turki dan menegaskan bahwa Amerika Serikat, Belanda dan Jerman adalah negara-negara yang memiliki rudal Patriot yang sesuai.
Turki secara resmi meminta NATO untuk menyiapkan rudal di perbatasannya dengan Suriah karena kekhawatiran tentang tumpahan dari perang saudara di negara tetangganya itu, seperti dimuat surat kabar Jerman Sueddeutsche Zeitung, Sabtu.
NATO mengatakan pihaknya akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan membela Turki. Turki mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan sekutu-sekutu NATO-nya tentang kemungkinan penyebaran rudal Patriot permukaan-ke-udara.
Duta besar NATO akan mempertimbangkan permintaan apapun dari Turki dan mereka melakukan pertemuan rutin mingguan pada Rabu, namun mereka bisa menelepon sesuatu yang khusus setiap saat.
Para menteri pertahanan dan luar negeri Uni Eropa akan berada di Brussels, Senin ini, untuk menghadiri satu pertemuan.
Turki mengatakan pada awal pekan ini bahwa pihaknya telah mengintensifkan pembicaraan dengan sekutu-sekutu NATO tentang cara untuk menopang keamanan perbatasannya sepanjang 900-kilometer (560 mil) dengan Suriah setelah bom mortir ditembakkan dari Suriah mendarat di wilayahnya.
"NATO tidak ada apa-apa," kata ANP mengutip Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Belanda mengatakan, "Tidak ada permintaan, tetapi Belanda dan Jerman adalah satu-satunya negara di Eropa yang memiliki rudal Patriot." Menteri Belanda berbicara kepada rekan Jerman-nya pekan lalu tentang kemungkinan pengiriman rudal itu, kata ANP.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan, Sabtu, bahwa NATO akan mempertimbangkan permintaan apapun dari Turki dan menegaskan bahwa Amerika Serikat, Belanda dan Jerman adalah negara-negara yang memiliki rudal Patriot yang sesuai.
Turki secara resmi meminta NATO untuk menyiapkan rudal di perbatasannya dengan Suriah karena kekhawatiran tentang tumpahan dari perang saudara di negara tetangganya itu, seperti dimuat surat kabar Jerman Sueddeutsche Zeitung, Sabtu.
NATO mengatakan pihaknya akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan membela Turki. Turki mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan sekutu-sekutu NATO-nya tentang kemungkinan penyebaran rudal Patriot permukaan-ke-udara.
Duta besar NATO akan mempertimbangkan permintaan apapun dari Turki dan mereka melakukan pertemuan rutin mingguan pada Rabu, namun mereka bisa menelepon sesuatu yang khusus setiap saat.
Para menteri pertahanan dan luar negeri Uni Eropa akan berada di Brussels, Senin ini, untuk menghadiri satu pertemuan.
Sumber : Metrotvnews
TNI SELEKSI CALON PENERBANG
Tentara Nasional Indonesia sedang menyeleksi calon perwira siswa penerbang yang akan mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista), baik pesawat angkut, tempur maupun helikopter milik TNI.
Ketua Panitia Pusat Penerimaan calon Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP) Marsekal Muda TNI Bambang Wahyudi dalam pembekalan calon siswa penerbang di Skadron Pendidikan (Skadik) 502 Wingdikum, Halim Perdanakusuma Jakarta Minggu mengatakan, penerimaan perwira PSDP penerbang TNI diarahkan untuk mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata senjata, baik `fix wing` maupun `rotary wing` (helikopter).
"Mereka yang lulus nanti akan disiapkan dan diharapkan jadi penerbang-penerbang handal TNI. Oleh karena itu,TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekruitmen ini," kata Bambang dalam pembekalannya yang dibacakan oleh Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP Kolonel Inf Herman Waluyo.
Rekrutmen dilakukan terhadap lulusan SMU jurusan IPA dengan nilai UAN rata-rata 7,5 melalui berbagai tahapan dalam program Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP).
Dari 369 orang yang mendaftar, hanya sebanyak 247 orang yang mengikuti seleksi tingkat daerah. Dari 247 orang itu diputuskan 60 orang mengikuti seleksi tingkat pusat, yang terdiri atas 47 orang hasil uji tingkat daerah dan 13 orang dari mantan catar( calon taruna) Akmil, Cakad AAL dan Cakar AAU.
Bambang yang juga sebagai Asisten Personil Panglima TNI, mengatakan, TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekrutmen ini. Karena itu, tahap seleksi selalu dilaksanakan secara ketat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.
Tak terpenuhi
Bahkan, untuk rekrutmen seperti ini, TNI tidak mengharuskan kuota bisa dipenuhi. Alokasi penerimaan calon perwira siswa PSDP penerbang TNI tahun 2012 sejumlah 25 orang, terdiri atas 15 orang TNI AD dan 10 orang TNI AU.
"Namun perlu dipahami, bahwa jumlah alokasi bukan suatu keharusan, apabila jumlah yang memenuhi syarat tidak memenuhi alokasi tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut Bambang menuturkan, standar kelulusan menjadi prajurit TNI relatif lebih ketat dibandingkan standar kelulusan profesi lainnya karena tantangan, peran, dan tugas TNI pada waktu mendatang semakin berat dan kompleks.
"Apalagi yang disiapkan menjadi penerbang militer," tegasnya.
Lulus tidaknya calon siswa ini didasari atas pertimbangan hasil pemeriksaan dan pengujian secara menyeluruh dari semua aspek yang diujikan dan diperiksa.
"Kolusi pada proses penerimaan prajurit TNI harus dicegah dan dihapuskan. Bentuk-bentuk nepotisme tidak berlaku," kata Bambang.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP Kolonel Inf Herman Waluyo menambahkan, lulusan rekrutmen ini akan menjalani ikatan dinas pendek sebagai perwira TNI selama lima-10 tahun.
"Setelah itu bisa dinas di luar atau tetap melanjutkan dinas di TNI," sebut perwira menengah yang menjabat sebagai Paban I Ren Spers TNI itu.
Siswa yang lulus akan menjalani pendidikan selama sekitar 33 bulan untuk kemudian dilantik sebagai letnan dua. Pendidikan berlangsung di Yogyakarta dan Solo.
Ketua Panitia Pusat Penerimaan calon Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP) Marsekal Muda TNI Bambang Wahyudi dalam pembekalan calon siswa penerbang di Skadron Pendidikan (Skadik) 502 Wingdikum, Halim Perdanakusuma Jakarta Minggu mengatakan, penerimaan perwira PSDP penerbang TNI diarahkan untuk mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata senjata, baik `fix wing` maupun `rotary wing` (helikopter).
"Mereka yang lulus nanti akan disiapkan dan diharapkan jadi penerbang-penerbang handal TNI. Oleh karena itu,TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekruitmen ini," kata Bambang dalam pembekalannya yang dibacakan oleh Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP Kolonel Inf Herman Waluyo.
Rekrutmen dilakukan terhadap lulusan SMU jurusan IPA dengan nilai UAN rata-rata 7,5 melalui berbagai tahapan dalam program Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP).
Dari 369 orang yang mendaftar, hanya sebanyak 247 orang yang mengikuti seleksi tingkat daerah. Dari 247 orang itu diputuskan 60 orang mengikuti seleksi tingkat pusat, yang terdiri atas 47 orang hasil uji tingkat daerah dan 13 orang dari mantan catar( calon taruna) Akmil, Cakad AAL dan Cakar AAU.
Bambang yang juga sebagai Asisten Personil Panglima TNI, mengatakan, TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekrutmen ini. Karena itu, tahap seleksi selalu dilaksanakan secara ketat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.
Tak terpenuhi
Bahkan, untuk rekrutmen seperti ini, TNI tidak mengharuskan kuota bisa dipenuhi. Alokasi penerimaan calon perwira siswa PSDP penerbang TNI tahun 2012 sejumlah 25 orang, terdiri atas 15 orang TNI AD dan 10 orang TNI AU.
"Namun perlu dipahami, bahwa jumlah alokasi bukan suatu keharusan, apabila jumlah yang memenuhi syarat tidak memenuhi alokasi tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut Bambang menuturkan, standar kelulusan menjadi prajurit TNI relatif lebih ketat dibandingkan standar kelulusan profesi lainnya karena tantangan, peran, dan tugas TNI pada waktu mendatang semakin berat dan kompleks.
"Apalagi yang disiapkan menjadi penerbang militer," tegasnya.
Lulus tidaknya calon siswa ini didasari atas pertimbangan hasil pemeriksaan dan pengujian secara menyeluruh dari semua aspek yang diujikan dan diperiksa.
"Kolusi pada proses penerimaan prajurit TNI harus dicegah dan dihapuskan. Bentuk-bentuk nepotisme tidak berlaku," kata Bambang.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP Kolonel Inf Herman Waluyo menambahkan, lulusan rekrutmen ini akan menjalani ikatan dinas pendek sebagai perwira TNI selama lima-10 tahun.
"Setelah itu bisa dinas di luar atau tetap melanjutkan dinas di TNI," sebut perwira menengah yang menjabat sebagai Paban I Ren Spers TNI itu.
Siswa yang lulus akan menjalani pendidikan selama sekitar 33 bulan untuk kemudian dilantik sebagai letnan dua. Pendidikan berlangsung di Yogyakarta dan Solo.
Sumber : Antara
Subscribe to:
Posts (Atom)