Tuesday, September 17, 2013

TNI AL Akan Memiliki Kapal Selam Kelas Kilo

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPe2nxHRzC4rXgUpbiDxdzjnxtN8qNkal2bKCJS91ZG-9HfY3TcMgGaGkft6G1VxwjAQiXQznQGxAc4uPPPthXIX-WyXcQ5BmOBBa9qvlHKBK8s5ICSlA8cAc2cPbuuJ7aMPKfNxCzBcwm/s400/1.jpg Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio menerima sejumlah masukan dan dukungan dari warga Hiu Kencana, terkait dengan penambahan alutsista kapal selam jenis Kilo saat menghadiri acara silaturahmi dan sarasehan warga Hiu Kencana (para mantan pengawak kapal salam) dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) kapal selam yang ke-54 tahun 2013, di Wisma Elang Laut (WEL), Jakarta Pusat, Minggu (15/9/2013).

Pada kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan kepada warga Hiu Kencana tentang pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut ke depan, termasuk pemenuhan kebutuhan alutsista kapal selam. Hal ini sangat diperlukan mengingat georafik Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga sangat diperlukan suatu pertahanan negara yang efektif dan berdaya tangkal tinggi, yang harus ditopang oleh strategi pertahanan negara yang tepat dan mampu memaksimalkan pendayagunaan seluruh sumber daya nasional dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

Northrop Grumman Kembangkan Sistem Anti Rudal Pencari Panas untuk F-35


Perusahaan pertahanan AS Northrop Grumman memulai pembangunan sistem Directed Infrared Countermeasures (Dircm) untuk digunakan jet berkecepatan tinggi. Pembangunan yang didanai sendiri oleh Northrop Grumman ini untuk mengantisipasi kebutuhan pesawat tempur F-35 JSF untuk perlindungan dari rudal pencari panas.

F-35 JSF
F-35 JSF (Foto via abiteinthechunk.wordpress.com)
"Kami yakin ini (Dircm) akan cepat dibutuhkan, dan kesempatan pertama (yang akan menggunakannya) adalah F-35," kata Jeff Palombo, wakil presiden senior dan general manager dari divisi sistem perlindungan diri Northrop.

Northrop berencana untuk menguji coba prototipe dari sistem Threat Nullification Defensive Resource (ThNDR) di laboratorium sistem integrasinya pada akhir tahun ini, Palombo mengungkapkan saat briefing di Washington 12 September lalu.

"Waktu untuk megembangkan laser missile jammer untuk dilengkapkan pada F-35 masih menjadi tanda tanya," kata Palombo, "Tapi kami ingin secepatnya."

Mengejutkan, Israel Hanya Memiliki 80 Hulu Ledak Nuklir

Israel memiliki persediaan 80 hulu ledak nuklir, yang semuanya selesai diproduksi pada tahun 2004, namun kini Israel sudah menghentikan semua produksi hulu ledak nuklirnya. Ini berdasarkan laporan dari Bulletin of the Atomic Scientists edisi September /Oktober pada akhir pekan lalu, yang mengutip pernyataan seorang tokoh intelijen pertahanan AS.

Reaktor nuklir Dimona Israel
Reaktor nuklir Dimona Israel (Foto: Google Maps)
Israel mulai memproduksi hulu ledak nuklir pada tahun 1967 dan kemudian membangunnya secara konsisten. Sejak itu Israel memproduksi dua hingga tiga hulu ledak nuklir setiap tahunnya hingga mencapai 80 hulu ledak nuklir pada tahun 2004. Laporan tersebut tidak menyebutkan alasan mengapa Israel menghentikan produksinya, meskipun ada laporan lain yang menyebutkan bahwa Israel telah memiliki cukup bahan fisil untuk membuat 115 hingga 190 hulu ledak nuklir.

Program nuklir Israel selama ini sangat tersembunyi dan penuh kerahasiaan. Israel terus mempertahankan kebijakan nuklirnya ini, sementara juga menolak untuk menandatangani perjanjian non-proliferasi nuklir.

Analisis : Menjelang Kunjungan PM Rutte

 Akhir Agustus 2013 ada kabar luka sejarah dari DenHaag dengan statemen PM Belanda Mark Rutte bahwa Belanda akan meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia sehubungan dengan kasus pembantaian massal yang dilakukan negeri itu dalam perang kemerdekaan RI tahun 1945-1949 khususnya kebuasan Westerling. Berita ini menyebarkan ingatan sejarah pada cerita kejam yang dilakukan Belanda dalam upaya memuaskan libido menjajahnya yang tak kunjung orgasme setelah lebih tiga abad memperkosa harga diri bangsa Indonesia. Permintaan maaf itu direalisasikan secara resmi tanggal 12 September 2013 melalui Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd Feico de Zwaan di Jakarta.

Kalau ingin diurut ini adalah kekalahan seri keenam dari penjajah paling tidak bermutu sedunia itu terkait dengan rangkaian episode perjalanan bangsa berdaulat penuh Republik Indonesia. Yang pertama pengakuan dan penyerahan kedaulatan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia tanggal 27 Desember 1949.  Kemudian kekalahan penalti diplomatik Belanda lewat ancaman militer RI yang kuat pada saat Trikora sehingga Papua kembali. Ketiga adalah kekalahan keangkuhan “tuan tanah kedaung” Mr Pronk yang merasa menjadi “tuan dermawan” lewat IGGI. Pak Harto membubarkan IGGI pada bulan Maret 1992 dan menggantinya dengan CGI tanpa ada Belanda lagi. 
1 dari 4 KRI Diponegoro Class buatan Belanda

Leopard Terlalu Berat Untuk Jalanan Jakarta

Wamenhan Sjafrie Syamsuddin meminta agar perencanaan tata ruang Jakarta disinkronkan dengan strategi pertahanan. Bukan ingin menjadikan Jakarta sebagai kota pertahanan, tetapi berjaga-jaga bila ada keadaan darurat.

"Mesti ada satu akses yang bisa memfasilitas kebutuhan-kebutuhan pertahanan apabila dalam kondisi emergency (darurat)," kata Sjafrie saat ditemui majalah detik di kantornya Kamis dua pekan lalu.

Sjafrie pun bergegas melobi Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Bukan tanpa alasan, Jokowi tengah getol memelototi tata ruang DKI. "Supaya strategi pertahanan bisa mendapat porsi dalam rancangan tata ruang DKI," imbuhnya.

Sjafrie menuturkan, permintaan itu mengikuti proses modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia, yang tengah dilakukan saat ini.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...