Materi latihan gabungan berupa proses pengambilan keputusan militer,
kesiapan dan latihan, hingga komando pengendalian kampanye militer dan
operasi gabungan. Latihan gabungan ini juga melakukan operasi
pengintaian udara, operasi intelejen taktis, operasi pasukan khusus,
dukungan udara, operasi perebutan pengendalian panggkalan udara, operasi
laut gabungan, operasi amfibi, lintas udara, pendaratan administrasi,
teritorial dan operasi darat gabungan.
Kepala Staf Umum TNI, Marsekal Madya TNI Daryatmo menjadi Direktur
Latihan dengan Panglima Kostrad, sementara Letnan Jenderal TNI Muhammad
Munir, sebagai Panglima komando dan staf gabungan latihan mandala.
Menurut Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Latihan Gabungan 2013
ini termasuk pengujian beberapa doktrin baru, terkait sistem
persenjataan baru yang dimiliki TNI. Kehadiran sistem kesenjataan baru
ikut mengubah sebagian atau keseluruhan doktrin tempur dan perang yang
ada dan akan diuji di lapangan dalam latihan gabungan.
Dia mencontohkan, sebagian kapal-kapal pendarat pasukan TNI AL
merupakan generasi baru. Kecepatannya bisa lebih tinggi ketimbang kapal
pendarat tank (LST – Landing Ship Tank). “Jadi kapal pengangkut pasukan
pendarat tidak usah lagi terlalu dekat ke pantai kawasan yang akan
direbut dan diduduki karena bisa menambah resiko.
Dari sisi pertempuran udara, sekarang ada EMB-314 Super Tucano yang
dipersenjatai. Kegunaannya hampir sama dengan OV-10F Bronco dari
generasi sebelumnya yang digantikan. Fungsinya adalah untuk pengintaian
udara dan serbu udara-darat jarak dekat serta payung udara pasukan
infantri.