“Adanya kecenderungan penggunaan Air Power sebagai salah satu alat diplomasi suatu Negara saat ini tengah menjadi perbincangan yang hangat, dimana Air Power digunakan sebagai alat diplomasi pemaksaan (Coercive Diplomacy)”.
Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP pada ceramah pembekalannya kepada seluruh Perwira Siswa (Pasis) Sekkau Angkatan ke-91 di ruang kelas utama Kampus Sekkau, Rabu (6/6).
“Untuk itu dalam upaya mencermati dan mengantisipasi kemungkinan Coercive Diplomacy oleh Negara maju terhadap Indonesia, kita perlu mensikapinya melalui upaya pengembangan National Air Power yang sampai detik ini masih menjadi bahan pemikiran, baik menyangkut konsep maupun implementasinya”, lanjut Kasau.
Kemudian menyoal tentang “upaya peningkatan profesionalisme tanpa pamrih prajurit”, Kasau berujar agar para perwira siswa dapat memberikan profesionalisme yang secara bulat mencerminkan kemampuan dan ketulusan untuk memimpin dan membina organisasi TNI AU dan para perwira Angkatan Udara diharapkan mampu berindak sebagai patriot, ahli dalam bidangnya, pemikir, pembina serta pemikir.
Di penghujung ceramah, sejalan dengan perubahan Kasau pun menyampaikan bahwa perubahan menuju kondisi yang lebih baik merupakan suatu keharusan yang bersifat mutlak, demikian pula Angkatan Udara yang dapat diwujudkan dengan perubahan mendasar dalam pola piker, perilaku dan budaya kerja dari segenap insan AU baik dalam kapasitas individu maupun organisasi.
Tak ketinggalan Kasau juga berpesan kepada seluruh perwira siswa agar tetap terus meningkatkan kualitas pribadi, mengembangkan dan memacu diri agar mempunyai daya saing dalam meniti jenjang karir selanjutnya.
Turut hadir dalam pembekalan ini, Dankodikau, Marsda TNI R. Hari Muljono, Dansekkau Kolonel Pnb Hari Budianto, pejabat Kodikau, serta seluruh pejabat dan perwira penuntun Sekkau.