Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut.Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengatakan, penambahan kapal selam itu sangat dibutuhkan mengingat dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan.
Sementara alat sistem utama pertahanan (alutsista) untuk mendukung operasi laut masih jauh dari batas ideal minimum pertahanan. Untuk mendukung pertahanan laut, minimal Indonesia harus memiliki 12 kapal selam.
"Jumlah ini sesuai dengan poin yang ada di wilayah laut Indonesia," kata Slamet di Jakarta, Jumat 6 Desember 2013.
Saat ini TNI AL memiliki tujuh unit kapal selam. Dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman. Dua jenis kapal selam jenis Scorten buatan Prancis dan tiga kapal selam jenis U-209 dari Korea Selatan.
"Kita akan menambah kekurangan kapal selam buatan Rusia jenis Kilo Class (B/M), dua kapal selam Kilo (S/H) dan dua Amur Class 950 (B/M). Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, anti peluru kendali dan rudal Yakhont," ujarnya.
Kapal selam INS Chakra buatan Rusia | Foto : altileri.blogspot.com |
Sementara alat sistem utama pertahanan (alutsista) untuk mendukung operasi laut masih jauh dari batas ideal minimum pertahanan. Untuk mendukung pertahanan laut, minimal Indonesia harus memiliki 12 kapal selam.
"Jumlah ini sesuai dengan poin yang ada di wilayah laut Indonesia," kata Slamet di Jakarta, Jumat 6 Desember 2013.
Saat ini TNI AL memiliki tujuh unit kapal selam. Dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman. Dua jenis kapal selam jenis Scorten buatan Prancis dan tiga kapal selam jenis U-209 dari Korea Selatan.
"Kita akan menambah kekurangan kapal selam buatan Rusia jenis Kilo Class (B/M), dua kapal selam Kilo (S/H) dan dua Amur Class 950 (B/M). Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, anti peluru kendali dan rudal Yakhont," ujarnya.