Sunday, July 28, 2013

Japan mulai berpikir untuk ekspor alutista mereka

Japan‬ defense review could help contractors to compete globally



Japan’s promised review of its longstanding ban on arms exports, as part of a push for a more robust military, could help make its defense contractors more globally competitive by reducing costs and expanding markets.

The Defense Ministry said on Friday it would review a decades-old self-imposed ban on arms exports and take action as needed. Media reports have said Japan could issue new guidelines to replace the ban, which has already been eased several times.

A lack of clear guidelines on what arms gear could be sold, and to whom, by firms such as the builder of the wartime Zero fighter, Mitsubishi Heavy Industries Ltd, submarine maker Kawasaki Heavy Industries Ltd and licensed Apache helicopter maker Fuji Heavy Industries Ltd, has held up efforts to translate the policy shifts into actual deals.

KRI Gadjah Mada: Flagship dan Destroyer Pertama TNI AL


KRI Gadjah Mada
KRI Gadjah Mada
Dalam gelar kekuatan militer, adalah hal yang wajar bila suatu angkatan laut memiliki flagship. Bila dicerna lebih dalam, flagship adalah kapal utama yang punya spesifikasi persenjataan paling mumpuni di suatu armada. TNI AL, sebagai kekuatan laut terbesar di Asia Tenggara dengan sejarah panjang dalam pengabdiannya, mengenal flagship dalam beberapa periode.
Dalam konteks kekinian, korvet kelas SIGMA (kelas Diponegoro) bisa dianggap sebagai flagship TNI AL, karena dari segi alutsista dan perangkat pendukung kapal buatan Belanda ini adalah yang paling canggih. Mundur ke dekade 90-an, frigat kelas Van Speijk yang dibeli second dari Belanda adalah yang paling canggih dimasanya. Mundur lagi ke dekade 80-an, kita mengenal frigat kelas Fatahillah (KRI Fatahillah, KRI Malayahati, dan KRI Nala) adalah kapal perang termodern dikala itu, bahkan kapal ini dibeli gres alias baru, juga dari Belanda. Bagaimana flagship TNI AL di tahun 70-an? Ada tiga perusak kawal (destroyer escort) kelas Claude Jones yang statusnya bekas pakai dari AL AS.
Dan flash back jauh ke masa lampau, saat militer Indonesia menjadi “Macan Asia” di tahun 60-an. Adalah KRI Irian menjadi flagship nomer wahid yang dipunyai TNI AL, bahkan kala itu tiada tandingan untuk penjelajah ringan ini di kawasan Asia Tenggara dan Australia. Adanya flagship dalam beberapa periode, menyiratkan ‘kematangan’ TNI AL dalam menyikapi modernisasi sistem senjata sesuai jamannya.

Berita Foto : F-35A Unit Ke-100 Memasuki Tahap Akhir Perakitan


Unit ke 100 F-35 Lightning II yang akan ditempatkan di pangkalan udara Amerika Serikat (AFB) Luke di Glendale, Arizona, telah memasuki tahap terakhir proses perakitan. 
Pesawat ke 100 yang memiliki kode produksi AF-41 ini merupakan F-35 versi lepas landas dan mendarat konvensional (CTOL), dan dijadwalkan tiba di Luke AFB pada tahun depan. Proses perakitan tahap akhir ini meiputi pemasangan sistem kelistrikan dan hidrolik pada struktur pesawat, sekaligus melakukan pengujian sistem-sistem tersebut sebagai persiapan untuk pengujian mesin dan sistem bahan bakar.

Gunung Pelindung Keutuhan NKRI di Nabire


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_OeNrFaALlcWCjXm031yFkZgssk-XmDHhU_Z7P_DDxrujS6qFro3eTLW5cL6_ZvKE2u262UnIw7948CpumzfdhM4I1sh_AfcEikI_Kx1YFeIop6K0AHf4Bqow6VvF31JSpoStZRtUQQdF/s1600/Arga+Vira+Tama+Yonif+753+Nabire.pngNabire, Papua - "Di sini, di sinilah, di kaki rangkaian Perbukitan Legari, di Kesatrian Walet Hitam inilah, kalian dilahirkan, dibesarkan, ditempa, dilatih, dibentuk sebagai seorang prajurit, seorang prajurit infanteri yang sejati, prajurit Batalyon Infanteri 753/Arga Vira Tama".

Penggalan puisi yang membangkitkan semangat dan gelora keprajuritan itu selalu dikumandangkan pada setiap upacara penerimaan dan pelepasan anggota Batalyon Infanteri 753/Arga Vira Tama di Nabire, Papua.

Puisi tersebut mengingatkan tugas seorang prajurit sebagai pelindung rakyat. Tugas prajurit untuk mempertahankan kesatuan bangsa dan mengawal Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.

SBY Dimata-matai Intelijen AS dan Inggris, Australia Ambil Untung


SBY Dimata-matai Intelijen AS dan Inggris, Australia Ambil UntungPerdana Menteri Australia, Kevin Rudd, dikabarkan memanfaatkan laporan intelijen Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat (AS), tentang sejumlah pemimpin negara Asia, termasuk Presiden SBY, dalam pertemuan puncak G20 di London, Inggris pada 2009.

Menurut pemberitaan The Age, laporan itu kemudian digunakan Kevin untuk mendukung tujuan diplomatik Australia termasuk kampanye untuk memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.

Setelah Menyadap SBY, Apa Iya Australia Mau Minta Maaf?


Kevin Rudd
JAKARTA - Pemerintah Australia didesak meminta maaf atas penyadapan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dilakukan agen intelijen Inggris untuk menguntungkan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd. Namun, hal itu diragukan akan dilakukan Pemerintah Australia.

"Harusnya Australia minta maaf. Tapi apa iya mereka mau melakukan itu?" ujar anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tantowi Yahya dihubungi pada Minggu (28/7/2013).

ADS Senapan Serbu Amfibi Terbaru Produk Rusia


Perdana Menteri Rusia dengan senapan serbu amfibi ADS

 ADS adalah senapan serbu pertama di dunia yang mampu ditembakkan dengan baik di udara dan di dalam air. Senapan serbu ini terbilang memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan senapan Kalashnikov model terbaru, namun ukurannya sedikit lebih kecil.



Pada tahun 2007, pabrik senjata yang berbasis di Tula, Rusia, membuat senapan serbu amfibi, hasil dari penelitian dan pengembangan selama hampir 6 dekade. Proses pembuatan senapan amfibi ini telah memakan waktu yang lama.

TNI Harus Prepare Bila Malaysia Jadi Akuisisi Brahmos



Modifikasi khusus Su-30MKI membawa rudal supersonik BrahMos anti-kapal, dan dua subsonik Kh-59.

Malaysia menunjukkan minatnya untuk membeli rudal Brahmos yang akan diluncurkan dari jet tempur SU-30MKM Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM). Hasrat ini disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Ahman saat berkunjung ke Rusia, awal Juli 2013. Rudal BrahMos dianggapakan menjadi senjata yang mematikan jika dipasang di 18 jet tempur SU-30MKM Malaysia yang dibeli dari Rusia tahun 2003.

Selain itu, Malaysia juga mencari tender untuk pengadaan 18 pesawat tempur yang akan menggantikan armada MiG-29N TUDM (14 pesawat aktif) yang dipensiunkan pada tahun 2015 nanti. Rusia meyakinkan pihak Malaysia bahwa Su-30MKM TUDM bisa dimodifikasi untuk meluncurkan rudal BrahMos, seperti halnya Sukhoi Su-30MKI India yang telah dimodifikasi untuk meluncurkan rudal BrahMos pada awal 2014 nanti.

Vietnam Tantang Klaim China Di LCS


Presiden Vietnam Truong Tang Sang akhirnya bersuara tentang masalah klaim China terhadap Laut China Selatan. Truong dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak menyetujui klaim dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
 
Akan tetapi, Truong menolak untuk mendukung upaya Filipina membawa kasus ini ke pengadilan internasional PBB. Filipina berulangkali memang mengeluarkan ancaman tegas kepada China yang dinilainya terlalu arogan melihat masalah Laut China Selatan.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...