Patut disyukuri bahwa militer Indonesia lumayan punya pengalaman dalam mengoperasikan ranpur kelas IFV (
Infantry Fighting Vehicle), diantaranya ada
BVP-2,
BTR-80A,
AMX-10P, dan yang paling baru
BMP-3F. IFV memang punya kemiripan dengan peran APC (
Armoured Personnel Carrier),
yaitu sama-sama bertugas menghantarkan prajurit yang diangkutnya ke
wilayah operasi yang telah ditentukan. Tapi IFV punya kemampuan ‘lebih’
dibanding APC.
APC utamanya dibekali dengan senjata untuk self defence,
ujung-ujungnya senjata yang digotong paling banter adalah SMB (senapan
mesin berat) kaliber 12,7 mm atau
pelontar granat AGL-40, di lingkungan TNI biasa digunakan SMB dari jenis
M2HB Browning atau
CIS 50MG.
Jenis ranpur yang masuk kategori APC bisa kendaraan lapis baja roda
rantai atau roda ban. Jenis-jenis APC milik TNI saat ini adalah
AMX-13 VCI,
BTR-50P,
Alvis Stormer, dan
panser Anoa
buatan Pindad. Sementara di lini IFV, ranpur ini lebih sangar, meski
mengemban sebagai media transport personel, IFV dipersenjatai dengan
kanon kaliber menengah, sehingga lumayan efektif untuk ikut menyerang
secara langsung target, atau bisa diperankan sebagai wahana bantuan
tembakan yang menakutkan lawan.
Nah, kembali ke paragraf pertama, semua IFV yang dimiliki TNI saat ini
notabene adalah aset dari satuan
kavaleri Korps Marinir TNI AL.
Kodrat Marinir sebagai pasukan pendarat dan pemukul di garda terdepan,
memang mengharuskan adanya sista jenis IFV yang ampuh. Sebagai ranpur
aset dari korps Marinir TNI AL, sudah barang tentu BVP-2, BTR-80A,
AMX-10P, dan BMP-3F punya kemampuan amfibi.
Lalu bagaimana dengan TNI AD yang juga punya satuan kavaleri? Memang
untuk urusan IFV agak tertinggal, tapi TNI AD di tahun 2014 dipastikan
akan kedatangan IFV pertamanya, yang datang pun bukan ranpur dari negara
‘kelas dua,’ yang bakal hadir adalah Marder 1A3 buatan
Rheinmetall Landsysteme, Jerman. Marder boleh dibilang IFV nomer wahid
di kelas NATO, ranpur ini sudah
battle proven dalam misi
pertempuran di Afghanistan. Bila ditilik dari segi bobot, maka Marder
1A3 (35 ton) nampak setara dengan IFV andalan US Army, M2 Bradley (30,4
ton).