TNI AD akhirnya memesan juga Anti-Tank Guided Missile untuk melengkapi modernisasi Alutsista AD yang sedang dibangun KASAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Salah satu jenis ATGM yang sedang dipesan adalah NLAW (Next Generation Light Antitank Weapon) buatan SAAB Bofors Dynamics, Swedia bekerjasama dengan Inggris.
ATGM sistem fire and forget ini secara resmi digunakan Inggris sejak tahun 2009. Inggris memesan 20.000 NLAW untuk pasukan: Darat, Royal Marines and Royal Air Force Regiment.
ATGM ini dipilih Indonesia karena praktis dan ringan, cocok untuk postur prajurit Asia/ Indonesia. ATGM NLAW cukup dioperasikan seorang prajurit, untuk menghancurkan berbagai jenis main Battle Tank modern, dengan sekali tembak. Dengan bobot 12,5 Kg NLAW memiliki kemampuan: Predicted Line of Sight, Attack modes Selectable, Overfly Top Attack atau Direct Attack.
Namun kelemahan ATGM ini adalah jarak tembaknya yang cukup pendek, 20 hingga 600 meter. Pendeknya jarak tembak ATGM NLAW dianggap tidak masalah jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang relatif lebih banyak menyediakan tempat perlindungan, berupa bukit dan gunung serta hutan dan rawa.
Anti Tank NLAW termasuk ATGM lightweight yang lebih menekankan kepada aspek mobilitas operatornya. ATGM ini juga dianggap cocok untuk perang kota di mana NLAW bisa diluncurkan dari ruang ruang tersembunyi dan sempit.
Tentu tidak lucu jika postur tentara Asia yang badannya lebih kecil daripada tentara Eropa harus membawa-bawa ATGM yang berat. Sama halnya tidak mungkin pasukan PARA Indonesia menggunakan parasut ukuran prajurit Eropa, karena bisa jadi tidak akan mendarat-darat karena payungnya terlalu besar, kontras dengan badan prajurit yang kecil.
Meski demikian TNI AD tetap berkeinginan mendatangkan ATGM Javelin, karena memiliki kemampuan yang tidak tergantikan oleh ATGM NLAW. ATGM Javelin buatan Amerika Serikat ini memiliki jarak tembak efektif lebih jauh yakni 2,5 kilometer.
Jika ATGM NLAW Swedia hanya berbobot 12,5 Kg, maka Javelin memiliki bobot jauh lebih berat yakni 50 Kg, nyaris seberat tubuh prajurit itu sendiri. Untuk itu ATGM Javelin, hanya digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. Kelebihan ATGM Javelin, selain bisa mengancurkan main battle tank, ATGM ini juga bisa menghancurkan tembok pertahanan musuh serta helikopter. Dibutuhkan waktu hanya 30 detik untuk menghidupkan dan memanaskan sensor ATGM Javelin. Begitu sensor telah siap, ia segera mengunci sasaran dan menembaknya dengan hulu ledak ganda.
Walau harganya mahal namun ATGM Javelin dianggap mumpuni, sehingga harus dimiliki TNI AD. Kemungkinan besar TNI AD akan mengkombinasikan penggunaan ATGM NLAW dan JAVELIN, untuk mendapatkan military balance dibandingkan dengan kekuatan tempur di kawasan. (JKGR)