PT. PAL kembali mengeluarkan kapal perang baru, kali ini Fast Attack Craft Missile-Kapal Cepat Rudal (KCR-60), sebual kapal perang yang mampu membawa rudal.
Kepada itoday, Rabu (9/11), Manager Marketing Planning & Business Care PT. PAL, Didik Soebijantoro mengatakan, kapal perang ini masih tahap design, tetapi sudah di posisi pengadaan open LC.
"Untuk kontruksi belum dimulai, baru pemotongan baja," ujar Didik.
PTM PAL sendiri rencananya akan membuat kapal perang ini secara paralel, dan diperkirakan akhir tahun sudah mulai dibangun.
PAL meyakinkan, produknya kana lebih bagus ketimbang KCR-40, karen BUMN Srategis ini memiliki pengalaman membuat kapal perang FPB-57.
Tidak hanya itu, PAL mengkalim konsumsi bahan bakar KCR-60 lebih irit dari pada kapal sekelasnya, dengan kecepatan maksimal 28 knot.
"Kapal ini ampu bertahan di laut selama lima hari," jelas Didik.
Kapal yang terbuat baja dan steel aloy ini memiliki kandungan lokal sebanyak 50 persen dan desainnya murni dirancang oleh anak negeri.
Dengan kandungan lokal mencapai setengahnya, PAL memperkirakan harga jual kapal ini hanya Rp 125-an miliar diluar combat management system (CMS).
Kepada itoday, Rabu (9/11), Manager Marketing Planning & Business Care PT. PAL, Didik Soebijantoro mengatakan, kapal perang ini masih tahap design, tetapi sudah di posisi pengadaan open LC.
"Untuk kontruksi belum dimulai, baru pemotongan baja," ujar Didik.
PTM PAL sendiri rencananya akan membuat kapal perang ini secara paralel, dan diperkirakan akhir tahun sudah mulai dibangun.
PAL meyakinkan, produknya kana lebih bagus ketimbang KCR-40, karen BUMN Srategis ini memiliki pengalaman membuat kapal perang FPB-57.
Tidak hanya itu, PAL mengkalim konsumsi bahan bakar KCR-60 lebih irit dari pada kapal sekelasnya, dengan kecepatan maksimal 28 knot.
"Kapal ini ampu bertahan di laut selama lima hari," jelas Didik.
Kapal yang terbuat baja dan steel aloy ini memiliki kandungan lokal sebanyak 50 persen dan desainnya murni dirancang oleh anak negeri.
Dengan kandungan lokal mencapai setengahnya, PAL memperkirakan harga jual kapal ini hanya Rp 125-an miliar diluar combat management system (CMS).
PT. PAL kembali mengeluarkan kapal perang baru, kali ini Fast Attack Craft Missile-Kapal Cepat Rudal (KCR-60), sebual kapal perang yang mampu membawa rudal.
Kepada itoday, Rabu (9/11), Manager Marketing Planning & Business Care PT. PAL, Didik Soebijantoro mengatakan, kapal perang ini masih tahap design, tetapi sudah di posisi pengadaan open LC.
"Untuk kontruksi belum dimulai, baru pemotongan baja," ujar Didik.
PT PAL sendiri rencananya akan membuat kapal perang ini secara paralel, dan diperkirakan akhir tahun sudah mulai dibangun.
PAL meyakinkan, produknya kana lebih bagus ketimbang KCR-40, karen BUMN Srategis ini memiliki pengalaman membuat kapal perang FPB-57.
Kepada itoday, Rabu (9/11), Manager Marketing Planning & Business Care PT. PAL, Didik Soebijantoro mengatakan, kapal perang ini masih tahap design, tetapi sudah di posisi pengadaan open LC.
"Untuk kontruksi belum dimulai, baru pemotongan baja," ujar Didik.
PT PAL sendiri rencananya akan membuat kapal perang ini secara paralel, dan diperkirakan akhir tahun sudah mulai dibangun.
PAL meyakinkan, produknya kana lebih bagus ketimbang KCR-40, karen BUMN Srategis ini memiliki pengalaman membuat kapal perang FPB-57.
Tidak hanya itu, PAL mengkalim konsumsi bahan bakar KCR-60 lebih irit dari pada kapal sekelasnya, dengankecepatan maksimal 28 knot.
"Kapal ini ampu bertahan di laut selama lima hari," jelas Didik.
Kapal yang terbuat baja dan steel aloy ini memiliki kandungan lokal sebanyak 50 persen dan desainnya murni dirancang oleh anak negeri.
Dengan kandungan lokal mencapai setengahnya, PAL memperkirakan harga jual kapal ini hanya Rp 125-an miliar diluar combat management system (CMS
"Kapal ini ampu bertahan di laut selama lima hari," jelas Didik.
Kapal yang terbuat baja dan steel aloy ini memiliki kandungan lokal sebanyak 50 persen dan desainnya murni dirancang oleh anak negeri.
Dengan kandungan lokal mencapai setengahnya, PAL memperkirakan harga jual kapal ini hanya Rp 125-an miliar diluar combat management system (CMS