Israel memiliki persediaan 80 hulu ledak nuklir, yang semuanya selesai
diproduksi pada tahun 2004, namun kini Israel sudah menghentikan semua
produksi hulu ledak nuklirnya. Ini berdasarkan laporan dari Bulletin of
the Atomic Scientists edisi September /Oktober pada akhir pekan lalu,
yang mengutip pernyataan seorang tokoh intelijen pertahanan AS.
Reaktor nuklir Dimona Israel (Foto: Google Maps) |
Israel mulai memproduksi hulu ledak nuklir pada tahun 1967 dan kemudian
membangunnya secara konsisten. Sejak itu Israel memproduksi dua hingga
tiga hulu ledak nuklir setiap tahunnya hingga mencapai 80 hulu ledak
nuklir pada tahun 2004. Laporan tersebut tidak menyebutkan alasan
mengapa Israel menghentikan produksinya, meskipun ada laporan lain yang
menyebutkan bahwa Israel telah memiliki cukup bahan fisil untuk membuat
115 hingga 190 hulu ledak nuklir.
Program nuklir Israel selama ini sangat tersembunyi dan penuh kerahasiaan. Israel terus mempertahankan kebijakan nuklirnya ini, sementara juga menolak untuk menandatangani perjanjian non-proliferasi nuklir.
Diperkirakan sebelumnya Israel telah memiliki hulu ledak nuklir hingga 400 buah. Menurut laporan lain, militer Israel memiliki kapasitas untuk menggunakan hulu ledak nuklir tersebut dengan berbagai metode, mulai dari rudal balistik dan jelajah, pesawat terbang, hingga kapal selam.
Delapan puluh hulu ledak nuklir Israel ini -angka yang cukup mengejutkan- berarti tidak lebih banyak dari senjata nuklir negara-negara lain yang secara resmi mengakui kepemilikan senjata atom. Ini berdasarkan buku tahunan yang dikeluarkan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) Juni 2013, sebuah badan peneliti terkemuka untuk isu-isu keamanan global.
Hulu-hulu ledak nuklir Israel tersebut terdiri dari 50 buah untuk digunakan pada rudal balistik jarak menengah, dan sisanya (30) untuk digunakan sebagi bom yang dibawa pesawat, menurut laporan itu. Selain itu, "Israel juga telah membuat senjata nuklir non-strategis termasuk munisi artileri dan munisi atomic demolition," ini dikutip dari Guardian.
Berbeda dengan Sunday Times London, surat kabar ini memperkirakan Israel telah memproduksi lebih dari 100 hulu ledak nuklir pada tahun 1986. Ini berdasarkan informasi yang disampaikan oleh mantan teknisi reaktor nuklir Dimona Israel Mordechai Vanunu, yang kemudian ia dihukum karena tuduhan pengkhianatan.
Juga menurut laporan terkini, meskipun Korea Utara sudah beberapa kali melakukan uji coba nuklir, namun hingga kini negara ini belum satu pun mengembangkan hulu ledak nuklir yang "siap/berguna."
Program nuklir Israel selama ini sangat tersembunyi dan penuh kerahasiaan. Israel terus mempertahankan kebijakan nuklirnya ini, sementara juga menolak untuk menandatangani perjanjian non-proliferasi nuklir.
Diperkirakan sebelumnya Israel telah memiliki hulu ledak nuklir hingga 400 buah. Menurut laporan lain, militer Israel memiliki kapasitas untuk menggunakan hulu ledak nuklir tersebut dengan berbagai metode, mulai dari rudal balistik dan jelajah, pesawat terbang, hingga kapal selam.
Delapan puluh hulu ledak nuklir Israel ini -angka yang cukup mengejutkan- berarti tidak lebih banyak dari senjata nuklir negara-negara lain yang secara resmi mengakui kepemilikan senjata atom. Ini berdasarkan buku tahunan yang dikeluarkan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) Juni 2013, sebuah badan peneliti terkemuka untuk isu-isu keamanan global.
Hulu-hulu ledak nuklir Israel tersebut terdiri dari 50 buah untuk digunakan pada rudal balistik jarak menengah, dan sisanya (30) untuk digunakan sebagi bom yang dibawa pesawat, menurut laporan itu. Selain itu, "Israel juga telah membuat senjata nuklir non-strategis termasuk munisi artileri dan munisi atomic demolition," ini dikutip dari Guardian.
Berbeda dengan Sunday Times London, surat kabar ini memperkirakan Israel telah memproduksi lebih dari 100 hulu ledak nuklir pada tahun 1986. Ini berdasarkan informasi yang disampaikan oleh mantan teknisi reaktor nuklir Dimona Israel Mordechai Vanunu, yang kemudian ia dihukum karena tuduhan pengkhianatan.
Juga menurut laporan terkini, meskipun Korea Utara sudah beberapa kali melakukan uji coba nuklir, namun hingga kini negara ini belum satu pun mengembangkan hulu ledak nuklir yang "siap/berguna."
Laporan ini juga mengurutkan peringkat negara-negara di dunia dengan
jumlah hulu ledak nuklir terbanyak yaitu yaitu 4.650 dimiliki oleh AS,
4.480 oleh Rusia, 300 oleh Perancis, 250 oleh China, 225 oleh Inggris,
120 oleh Pakistan, 110 oleh India dan 80 oleh Israel.
Juga disebutkan jumlah hulu ledak nuklir yang "berguna" di dunia saat ini adalah 10.215 buah. Angka ini turun dari 64.449 saat puncak Perang Dingin pada tahun 1986.
Juga disebutkan jumlah hulu ledak nuklir yang "berguna" di dunia saat ini adalah 10.215 buah. Angka ini turun dari 64.449 saat puncak Perang Dingin pada tahun 1986.
No comments:
Post a Comment