Rudi Purwoko, wartawan Lensaindonesia.com diberi kesempatan ”menguji coba” kinerja SMML kaliber 7,62 mm
Indonesia kini sedang mengembangkan prototipe senjata canggih yang diberi ama Senjata Mesin Multi Laras (SMML).
Senjata dengan kaliber 7,62 milimeter, senjata ini mampu melontarkan 3.000 butir peluru per menit.
Baca juga: 'Kepincut' Iptek, Indonesia Gandeng Negeri Ginseng dan Tangani Konflik Sosial, Polri Kini Bisa Pinjam Alutsista TNI
Yasdi,
Teknisi Bagian Litbang Senjata PT Pindad, secara khusus kepada LICOM di
Jakarta mengatakan, senjata mesin ini merupakan kerjasama PT Pindad
dengan Dislitbang TNI-AD.
“Anggarannya dari Direktorat Litbang
TNI-AD Tahun Anggaran 2012,” ujarnya tanpa mau menyebutkan besaran
anggaran yang dikeluarkan untuk pegembangan senjata ini.
Menurut
Yasdi, senjata ini pengembangan dari senjata Gatling untuk mendukung
infantri dari belakang dan juga senjata untuk bertahan dari serbuan
infantri. Selain itu, senjata ini diperlukan untuk mengatasi target yang
berkecepatan tinggi. Biasanya targetnya adalah pesawat atau terget
darat ketika ditembakkan dari udara.
“Senjata ini belum dipasarkan karena memerlukan pengujian mendalam di Pusdik Dislitbang TNI-AD,” katanya.
Pengujian
ini, kata Yasdi, antara lain uji statis peluru yang menggunakan peluru
dummy atau peluru hampa. Kemudian, ada uji sistem roda gir untuk
menyesuaikan peluru keluar masuk dengan motor listrik. Insya Allah akhir
tahun ini hasil ujinya selesai. Dan akan dipasarkan dengan harga jual
sekitar Rp 1 miliar,” ungkap Yasdi.
Dari pantauan LICOM, senjata
mesin multi laras (SMML) kaliber 7,62 mm ini disatu sisi memiliki
keunggulan seperti mampu menembak 300 meter per menit untuk target
bergerak cepat.