Amerika Serikat mengaku khawatir atas kerjasama yang dilakukan Turki dan Cina dalam memproduksi rudal jarak jauh anti-pesawat.
| |
Surat
kabar Turki, Hurriyet seperti dikutip Mehr News (29/9) melaporkan,
menyusul keputusan Turki untuk menyingkirkan sekutunya di Pakta
Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam tender produksi rudal-rudal jarak
jauh anti-pesawat dan menyerahkan tender tersebut ke sebuah perusahaan
Cina yang dijatuhi sanksi Amerika, membuat Washington cemas.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika terkait hal ini mengatakan, "Kami menyampaikan kekhawatiran kami soal perundingan Turki dengan perusahaan Cina yang berada di bawah sanksi Amerika kepada pemerintah Ankara." Petinggi Amerika itu melanjutkan, "Sistem rudal ini tidak dapat beroperasi di dalam sistem anti-rudal NATO dan tidak memiliki kemampuan pertahanan komprehensif, perundingan kami dengan Turki terkait hal ini akan terus berlanjut." Perusahaan CPMIEC, Cina yang saat ini tengah melakukan negosiasi dengan Turki untuk memproduksi rudal jarak jauh anti-pesawat FD 2000 dijatuhi sanksi karena dituduh melanggar sanksi Amerika atas Iran dan Korea Utara. (TGR/IRIB Indonesia) |
Tuesday, October 01, 2013
AS Cemas Turki dan Cina Bekerjasama Produksi Rudal Jarak Jauh
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment