Seperti sudah bisa ditebak, kedatangan Menteri Pertahanan Amerika
Serikat ke Indonesia membawa kabar baik. Seusai pertemuannya dengan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, diumumkan pula kesepakatan
penjualan helikopter AH-64E Apache Guardian kepada Indonesia. Nilai
penjualan pun melorot drastis menjadi 500 juta dollar, dari sebelumnnya
1,4 Milyar dollar sesuai pengumuman DSCA. Bahkan disebutkan pula, harga
tersebut mencakup radar Longbow serta pelatihan.
Kehadiran Apache seri paling mutakhir ini tak pelak akan menambah
kemampuan TNI-AD, khususnya Penerbangan TNI-AD. Sebelumnya, untuk tugas
serang TNI-AD mengandalkan heli Mi-35P serta NBO-105. Kita patut
berbangga hati dalam hal ini tentunya.
Namun demikian, ada sedikit hal yang agak janggal. Seperti dalam
laporan Startribune, Indonesia disebutkan telah setuju berdiskusi untuk
memperbolehkan Amerika Serikat mencari jenazah prajurit AS yang gugur
semasa Perang Dunia ke-2, di perairan serta daratan Indonesia. Menurut
penilaian ARC, hal ini agak janggal. Pasalnya AS belum pernah secara
aktif mencari jasad prajuritnya yang gugur di perang Korea atau Vietnam.
Jika pun mencari, itu atas desakan komunitas tentara AS.
Bukan tidak mungkin, 'pencarian' yang dilakukan di perairan dan
daratan Indonesia justru digunakan untuk hal lain. Memetakan perairan
Indonesia untuk operasi kapal selam atau mendata pantai mana saja yang
cocok untuk pendaratan amfibi misalnya. Lagi pula, kebanyakan prajurit
AS bertempur di kawasan timur Indonesia. Tak perlu lah kami sebutkan ada
apa di Timur Indonesia. Para pembaca yang budiman tentu sudah bisa
menebaknya.
Akan tetapi, semoga saja itu semua tidak benar, dan Amerika memang
jujur ingin mencari jasad prajuritnya. Seandainya pun disepakati, semoga
saja perwira penghubung dari TNI bisa sigap dan mawas.
Di sisi lain, dalam pertemuan tadi juga disepakati, Indonesia dan
Amerika akan menjadi tuan rumah bersama untuk ADMM Plus, dalam kegiatan
Counter Terrorism Exercise (CTX), yang akan berlangsung pada tanggal
9-13 September 2013 mendatang di Kawasan IPSC Sentul, Bogor. Latihan
bersama yang melibatkan 18 negara ini adalah pertama yang pernah
dilaksanakan di Kawasan Asia Pasifik. Menhan Purnomo Yusgiantoro
berharap Menhan Chuck Hagel dapat hadir untuk menyaksikan latihan
bersama ini.
Sumber : ARC
No comments:
Post a Comment