Tidak ada rintangan yang tidak dapat di lalui, itulah slogan Komando
Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang membuat para prajuritnya menjadi
kuat, tangguh dan pemberani. Pembentukkan Kopaska berawal dari Seorang
perwira yang mempunyai gagasan untuk membuat satuan frogmen dalam
jajaran TNI AL Kapten (Jas) Dch Iskak yang menjabat sebagai Kepala Dinas
Duril, dengan dukungan dari Dinas Ranjau yang memberanikan diri
membentuk pasukan katak (frogman unit).
Untuk pertamakalinya direkrutlah 12 orang dan yang berhasil lulus hanya 4
orang. Kapten Iskak tidak sendirian dalam membentuk pasukan ini, di
belakang beliau ada seorang penyelidik misi militer dari Belanda. Hasil
dari pembentukan frogmen unit ini masih jauh dari harapan maka pada
tahun 1957 ALRI mengirim seorang perwira Letnan Hidayat ke US NAVY dalam
program UDT (Uderwater Demolition Team) Reserve Training Course di
Amerika, dan hasilnya memuaskan. Semenjak itu TNI AL mulai membangun
pondasi bagi pasukan yang di cita-citakan. KOPASKA secara resmi
didirikan pada tanggal 31 Maret 1962 oleh Presiden Sukarno.
Kopaska saat ini Berjumlah sekitar 300an personil (data ini tidak valid
karena Kopaska mempunyai tingkat kerahasian yang tinggi dalam hal
personil dan operasi). terbagi menjadi 2 yaitu Satu grup di Armada Barat
di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Barat (Satkopaska Armabar)
- Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
- Detasemen 2 Operasi Khusus
- Detasemen 3 Combat SAR
- Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
- Detasemen 5 Underwater Demolition
- Detasemen 6 Special Boat Units
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Timur (Satkopaska Armatim)
- Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror)
- Detasemen 2 Operasi Khusus
- Detasemen 3 Combat SAR
- Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearence
- Detasemen 5 Underwater Demolition
- Detasemen 6 Special Boat Units
Pendidikan
Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum "kesaktian" utama Kopaska adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta "digojlok" dengan standar pasukan khusus.
Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba-tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sesaat lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digembleng fisiknya (termasuk trauma fisik) oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan.
Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum "kesaktian" utama Kopaska adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta "digojlok" dengan standar pasukan khusus.
Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba-tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sesaat lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digembleng fisiknya (termasuk trauma fisik) oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan.
Semua itu hanya membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi.
Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.
Persenjataan Dan Peralatan
Karena sebagian besar tugas KOPASKA berada di lingkungan asin dan
lembab, sebagian besar senjata dan peralatan KOPASKA mencerminkan
kondisi ini.
- Pistols : Pindad P1/P2 , Sig Sauer P226 , Glock 17 , Glock 19 , H & K USP
- Submachineguns : MP5 H & K varian, Micro Uzi , Daewoo K7 , MP7
- Senapan serbu : AK-47 , Norinco Type 56-2 , Colt M16A1 senapan serbu, Pindad SS1-V1/V2 , Pindad SS2-V1/V2 , AK CZ-58 , HK416 , M4 , Steyr Agustus A3 SFO, AK-101
- Senapan sniper : Sig 550 Sniper rifle, Steyr Mannlicher- SSG 69 , Galatz Sniper Rifle, AW L96, Denel NTW-20 , Arctic Sniper, HK417 , SR-25
- Senapan mesin : Daewoo K3 , FN Minimi , FN MAG , GPMG , Pindad 12,7 MG
KOPASKA menggunakan peralatan penyelam scuba komersial. Semua personil
juga dilengkapi dengan helm ringan PRO-TEC, Tingkat III MICH helm, dan
beberapa dari mereka mengenakan Helm Airframe oleh Presisi Crye. Mereka
menggunakan sirkuit dekat, sirkuit dekat dan terbuka setengah sirkuit
peralatan aqualung, skuter atau sub-skimmer kerajinan untuk mobilitas
bawah air, dan Avon Sea Raider Rigid Inflatable Boat atau Hull (Dengan
mengempis lambung, sebuah Raider Laut dapat juga dapat digunakan sebagai
kerajinan sub-skimmer). Mereka
Parameter Kualitatif Kopaska
Parameter kualitatif Kopaska ini dibuktikan dengan Tri-Tugas yang dibebankan ABRI (sebelum TNI) kepada satuan kecil ini, diawal kelahirannya pada tanggal 31 Maret 1962. Dalam Operasi Militer merebut Irian Barat dari tangan Belanda itu, Kopaska mendapat tugas khusus :
- Melaksanakan intai pantai Biak (combat reconnai-sance) dan pada hari-H, melaksanakan penghancuran halang rintang alam maupun buatan (Belanda) di pantai pendaratan.
- Melaksanakan serangan komando (commando raid) terhadap sasaran-sasaran di laut dan di pantai pendaratan, termasuk melaksanakan pen-culikan Laksamana Reeser, Panglima Tentara Belanda di Irian Barat.
- Melaksanakan penghancuran Kapal Induk HMS Karel Doorman dengan serangan Human Torpedo.
No comments:
Post a Comment