Setelah TNI memesan 150 unit panser Anoa produksi Pindad pada tahun
2008, pabrik persenjataan di Bandung, Jawa Barat yang berstatus BUMN
itu seperti mendapat pasokan darah segar. Jumlah total dana yang
dikucurkan pemerintah untuk membeli 150 unit panser Anoa melebihi Rp 1
trilliun sehingga operasional produksi Anoa pun berjalan lancar. Sekedar
kilas balik pada Tahun 2008 sebanyak 150 unit Panser Anoa, dipesan
langsung oleh Wapres Yusuf Kalla. Hal tersebut merupakan kejutan
sekaligus tantangan karena Pindad belum memiliki pengalaman memproduksi
panser. Tapi berkat kerja keras Pindad akhirnya berhasil mewujudkan
panser yang dipesan oleh pemerintah
Hingga saat ini Panser Anoa sendiri laris dibeli oleh TNI-AD. Kesatuan yang dipimpin Jenderal TNI Moeldoko ini total telah membeli 226 unit dari Pindad. Adapun perinciannya pada 2008, TNI memesan 154 unit, pada 2011 sebanyak 11 unit, dan tahun 2012 memesan 61 unit. Serta kembali pada tahun 2013 ini PT. Pindad (Persero) mendapatkan pesanan 82 unit kendaraan tempur jenis Panser Anoa dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Untuk memproduksi panser tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membutuhkan dana hingga Rp. 800 miliar. Panser Anoa yang dipesan oleh TNI ini tidak berbeda jauh dengan oleh permintaan negara lain. Namun pesanan kendaraan tempur ini tetap disesuaikan dengan strategi pertempuran yang diterapkan oleh TNI.
Sebagian besar Panser-panser ini sudah tersebar di sejumlah Komando Daerah Militer seperti Kodam III Siliwangi, Kodam Jaya, Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres), Batalyon 201, Batalyon 202, dan Batalyon 203. Ada juga yang ditempatkan di Palembang, Makassar, Ambon, Timika, Sidoarjo, Bali, dan Yogyakarta.B erbagai varian panser yang diproduksi, di antaranya angkut personel, ambulans, recovery, komando, dan angkut logistik. Selain itu digunakan untuk pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau saat kunjungan presiden keluar kota.
Panser Anoa mendapat telah pengakuan internasional, ini dibuktikan dengan minat dari Oman, Malaysia, Nepal, dan Bangladesh untuk membeli Anoa. Boleh dibilang, Anoa adalah “Flagship” Kavaleri Indonesia, apalagi Panser Anoa telah dilbatkan dalam satuan Batalion Mekanis Kontingen Garuda di Lebanon. Informasi terakhir, 13 unit Anoa telah dikirim ke Lebanon untuk memperkuat Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXVI-D2/UNIFIL. Pindad juga mengklaim bahwa Malaysia termasuk dalam negara – negara yang telah memesan Kendaraan Tempur buatan PT Pindad ini . Malaysia pun berharap bisa membeli Ranpur Anoa ini sebanyak 32 Unit yang kemudian di beri nama “Rimau”.
Selain Malaysia, dikabarkan pula Irak menyatakan minat seriusnya untuk mengakuisisi Panser Anoa dalam jumlah yang besar, tidak tanggung-tanggung 500 unit sekaligus. Walau kesepakatan belum ada, karena kedua belah pihak masih mengkaji rencana pembelian besar ini. Sebelumnya Irak memang sudah menaruh minat besar pada alat-alat pertahanan buatan Indonesia terutama Panser Anoa. Tahun lalu utusan Irak sudah berkunjung ke Indonesia, dari situ minat mereka pada Panser Anoa sudah terlihat. Ditambah lagi dengan adanya kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ke Baghdad pertengahan tahun lalu yang diterima langsung oleh Perdana Menteri Irak, Nuri Al-Maliki serta beberapa pejabat terkait Irak lainnya.
Panser Anoa mempunyai beberapa varian. Kurang lebih ada 5 macam varian Panser Anoa yang telah digunakan TNI-AD. Pertama, jenis Panser Anoa Canon 20mm yaitu panser dengan pucuk senapan mesin kaliber 20mm. Kedua, jenis Panser Canon S-60 yaitu panser dengan pucuk meriam 57mm, kegunaan panser ini dapat digunakan sebagai anti tank maupun canon penghancur (destroyer). Ketiga adalah jenis APC (Armoured Personel Carier), fungsinya sederhana, yaitu sebagai penggangkut personel militer lapis baja. Keempat, jenis ambulance, yaitu Panser Anoa yang dialihfungsikan sebagai kendaraan paramedis ketika konflik terjadi. Kelima adalah jenis recovery, yaitu panser Anoa yang digunakan untuk tujuan mekanis (penggangkutan kendaraan rusak, reparasi dsb).
TNI-AD saat ini kurang-lebih mempunyai Ratusan unit Panser Anoa dari berbagai jenis yang akan terus ditingkatkan jumlahnya mencapai 400-600 unit hingga tahun 2014. Kita berharap pada MEF tahap II 2015- 2019 , 1000 unit Panser Anoa akan dapat melengkapi Batalyon Infanteri Mekanis yang ada pada setiap Kodam- Kodam di lingkungan TNI-AD untuk menghadapi ancaman sesuai perkembangan lingkungan strategis global yang makin dinamis dan beragam. Selain daripada itu,Pemenuhan 1000 unit panser Anoa untuk Batalyon Mekanis TNI diharapkan menjadi pembuktian bahwa Alusista Buatan Pindad ini telah menjadi “Tuan Rumah di Negeri Sendiri” sekaligus juga pembuktian kemampuan rancang bangun produk militer yang di persembahkan oleh putera-putera terbaik bangsa untuk Ibu Pertiwi,NKRI.
Salam Komando…
Hingga saat ini Panser Anoa sendiri laris dibeli oleh TNI-AD. Kesatuan yang dipimpin Jenderal TNI Moeldoko ini total telah membeli 226 unit dari Pindad. Adapun perinciannya pada 2008, TNI memesan 154 unit, pada 2011 sebanyak 11 unit, dan tahun 2012 memesan 61 unit. Serta kembali pada tahun 2013 ini PT. Pindad (Persero) mendapatkan pesanan 82 unit kendaraan tempur jenis Panser Anoa dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Untuk memproduksi panser tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membutuhkan dana hingga Rp. 800 miliar. Panser Anoa yang dipesan oleh TNI ini tidak berbeda jauh dengan oleh permintaan negara lain. Namun pesanan kendaraan tempur ini tetap disesuaikan dengan strategi pertempuran yang diterapkan oleh TNI.
Sebagian besar Panser-panser ini sudah tersebar di sejumlah Komando Daerah Militer seperti Kodam III Siliwangi, Kodam Jaya, Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres), Batalyon 201, Batalyon 202, dan Batalyon 203. Ada juga yang ditempatkan di Palembang, Makassar, Ambon, Timika, Sidoarjo, Bali, dan Yogyakarta.B erbagai varian panser yang diproduksi, di antaranya angkut personel, ambulans, recovery, komando, dan angkut logistik. Selain itu digunakan untuk pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau saat kunjungan presiden keluar kota.
Panser Anoa mendapat telah pengakuan internasional, ini dibuktikan dengan minat dari Oman, Malaysia, Nepal, dan Bangladesh untuk membeli Anoa. Boleh dibilang, Anoa adalah “Flagship” Kavaleri Indonesia, apalagi Panser Anoa telah dilbatkan dalam satuan Batalion Mekanis Kontingen Garuda di Lebanon. Informasi terakhir, 13 unit Anoa telah dikirim ke Lebanon untuk memperkuat Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXVI-D2/UNIFIL. Pindad juga mengklaim bahwa Malaysia termasuk dalam negara – negara yang telah memesan Kendaraan Tempur buatan PT Pindad ini . Malaysia pun berharap bisa membeli Ranpur Anoa ini sebanyak 32 Unit yang kemudian di beri nama “Rimau”.
Selain Malaysia, dikabarkan pula Irak menyatakan minat seriusnya untuk mengakuisisi Panser Anoa dalam jumlah yang besar, tidak tanggung-tanggung 500 unit sekaligus. Walau kesepakatan belum ada, karena kedua belah pihak masih mengkaji rencana pembelian besar ini. Sebelumnya Irak memang sudah menaruh minat besar pada alat-alat pertahanan buatan Indonesia terutama Panser Anoa. Tahun lalu utusan Irak sudah berkunjung ke Indonesia, dari situ minat mereka pada Panser Anoa sudah terlihat. Ditambah lagi dengan adanya kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ke Baghdad pertengahan tahun lalu yang diterima langsung oleh Perdana Menteri Irak, Nuri Al-Maliki serta beberapa pejabat terkait Irak lainnya.
Panser Anoa mempunyai beberapa varian. Kurang lebih ada 5 macam varian Panser Anoa yang telah digunakan TNI-AD. Pertama, jenis Panser Anoa Canon 20mm yaitu panser dengan pucuk senapan mesin kaliber 20mm. Kedua, jenis Panser Canon S-60 yaitu panser dengan pucuk meriam 57mm, kegunaan panser ini dapat digunakan sebagai anti tank maupun canon penghancur (destroyer). Ketiga adalah jenis APC (Armoured Personel Carier), fungsinya sederhana, yaitu sebagai penggangkut personel militer lapis baja. Keempat, jenis ambulance, yaitu Panser Anoa yang dialihfungsikan sebagai kendaraan paramedis ketika konflik terjadi. Kelima adalah jenis recovery, yaitu panser Anoa yang digunakan untuk tujuan mekanis (penggangkutan kendaraan rusak, reparasi dsb).
TNI-AD saat ini kurang-lebih mempunyai Ratusan unit Panser Anoa dari berbagai jenis yang akan terus ditingkatkan jumlahnya mencapai 400-600 unit hingga tahun 2014. Kita berharap pada MEF tahap II 2015- 2019 , 1000 unit Panser Anoa akan dapat melengkapi Batalyon Infanteri Mekanis yang ada pada setiap Kodam- Kodam di lingkungan TNI-AD untuk menghadapi ancaman sesuai perkembangan lingkungan strategis global yang makin dinamis dan beragam. Selain daripada itu,Pemenuhan 1000 unit panser Anoa untuk Batalyon Mekanis TNI diharapkan menjadi pembuktian bahwa Alusista Buatan Pindad ini telah menjadi “Tuan Rumah di Negeri Sendiri” sekaligus juga pembuktian kemampuan rancang bangun produk militer yang di persembahkan oleh putera-putera terbaik bangsa untuk Ibu Pertiwi,NKRI.
Salam Komando…
No comments:
Post a Comment