ANALISIS
: Lagu Maju Tak Gentar layak dilantunkan untuk memberikan semangat
suasana hati yang gembira, bangga dan senang, utamanya untuk pengawal republik
yang sedang digagahperkasakan. Sejumlah
kado akhir tahun memeriahkan bahasa tubuh tentara dengan kedatangan berbagai
alutsista baru untuk disandangkan di satuan tempur TNI segala matra. Selasa
tanggal 17 Desember 2013 PT Dirgantara Indonesia menyerahkan 3 pesawat angkut
militer CN295 kepada TNI AU dari jumlah pesanan 9 unit. Dengan penyerahan ini TNI AU sudah memiliki 5
unit CN 295. Kemudian TNI AD mendapat tambahan
6 heli serbu Bell 412 EP. Matra darat
ini memesan sedikitnya 24 Heli jenis ini bersama 16 Heli jenis Fennec yang akan
datang tahun 2014. Minggu ini juga TNI AL mendapat kekuatan tambahan dengan
datangnya 37 unit tank amfibi maut BMP3F dari Rusia.
Kado terbesar dari semua keceriaan yang mewarnai “jalan-jalan”
bersama tentara tentu dengan diumumkannya rencana pembelian kapal selam Rusia
secara besar-besaran oleh Menhan Purnomo Jumat siang tanggal 6 Desember 2013.
Rencana ini juga bersinergi dengan pembangunan infrastruktur kapal selam di
tanah air untuk pembuatan kapal selam Changbogo. Kapal selam yang mau dibeli
itu adalah dari jenis Kilo dan Amur, dua jenis kapal selam yang paling ditakuti
di seluruh dunia. Kapal selam ini mampu
menembakkan peluru kendali dari bawah laut menuju daratan dari jarak 300 km.
Kapal selam Amur, senyap yang menggetarkan |
Dipastikan kehadiran dua jenis kapal selam paling senyap
di dunia ini akan memberikan efek gentar dan getar dalam perkuatan otot militer
TNI yang sesungguhnya. Dengan lugas dinyatakan Menhan Purnomo bahwa kehadiran
kapal selam ini untuk menjaga ALKI di laut Selatan. Maksud tersiratnya jelas pada tetangga Selatan
yang lagi galau karena dicuekin SBY. Galau dan panik karena gelombang laut
Selatan mengirim manusia perahu makin deras. Tetapi tidak hanya laut Selatan saja
dong, juga untuk memagari Laut Cina Selatan atau Ambalat, atau membatasi gerak
kapal selam negeri pulau sebelah Batam itu yang suka nyelonong ke perairan kita.
Sebenarnya berbagai alutsista lain sudah menjelang masuk
gudang arsenal TNI. Misalnya Kapal Cepat
Rudal (KCR) 40m yang ke empat buatan Palindo Batam. Kemudian Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m buatan
PT PAL. Sementara 16 jet tempur T50
Golden Eagle seluruhnya akan tiba akhir Desember ini. Juga pesawat Super Tucano dari Brasil yang
kecepatan datangnya dikalahkan Golden Eagle Korsel. Panen raya alutsista
digambarkan dengan jelas akan terjadi sepanjang tahun 2014 dengan kedatangan
beragam alutsista seperti kapal perang jenis Light Fregat dari Inggris, kapal
cepat rudal 60m, kapal angkut tank, kapal BCM (Bantu Cair Minyak), tank berat Leopard,
tank Marder, panser Anoa, MLRS Astross, artileri Caesar Nexter, artileri KH179,
rudal Starstreak, rudal Mistral, jet tempur F16 dan lain-lain.
Itu yang mau datang Pak Cik. Yang mau dipesan juga masih banyak utamanya
untuk kebutuhan MEF 2 periode 2015-2019.
Dengan prediksi anggaran belanja alutsista sebesar US$20 milyar untuk
MEF 2 maka asumsi kita minimal akan ada tambahan untuk TNI AU 1 Skuadron Sukhoi
Family, 1 skuadron f16 batch2 dan 1 skuadron Typhoon. Sedangkan untuk TNI AL akan ada pemesanan 3-5
fregat dari Rusia, tambahan 3-5 kapal PKR10514 Sigma Belanda, atau bisa saja
mengambil 2 Destroyer. TNI AD akan
memperkuat satuan Kavaleri dan Armed dengan mendatangkan MBT dan MLRS serta Heli
tempur. Heli Apache dan Blackhawk sudah
diambang pintu termasuk peluru kendali
pertahanan udara jarak sedang (SAM) yang akan memayungi Jakarta dan sejumlah pangkalan
militer.
Untuk pembangunan kapal selam, jika proyek “Sekilo Semur”
berjalan lancar maka prediksi kita pada tahun 2019 saat MEF 2 selesai Indonesia
akan memiliki sedikitnya 12 kapal selam dengan rincian 4 Kilo, 4 Amur dan 4
Changbogo. Dua kapal selam Cakra Class buatan
tahun 1980 tidak lagi dioperasikan. Sementara
teknologi Changbogo yang sudah didapatkan akan menjadi loncatan prestasi dan
sekaligus awal pengembangan teknologi kapal selam sehingga RI mampu memproduksi
kapal selam secara berkesinambungan mulai tahun 2020.
Juara di lomba ASEAN, tradisi ketangguhan TNI |
Sebuah kado sejatinya adalah sebuah momentum. Meski bukan hanya kado akhir tahun saja yang
telah diterima pengawal republik.
Sepanjang tahun 2013 ini sudah banyak kado yang dipersembahkan untuk
tentara rakyat ini. Demikian juga tahun
2014 dan seterusnya, tentara benteng NKRI akan terus mendapatkan berbagai
alutsista berteknologi terkini sebagai kewajiban dan tugas pemerintah dan
rakyat Indonesia. Wajar dong kita
mendandani prajurit kita karena mereka kita tugaskan untuk mengawal dan
mewibawakan teritori NKRI. Tentara berteknologi tempur adalah visi dan misi
yang harus disandangkan kepada siapapun yang akan memimpin republik kebanggaan
ini. Ke depan ini adalah sebuah era
dimana perebutan sumber daya energi tak terbarukan menjadi tema utama. Negara yang kaya ini harus dijaga dengan
kekuatan militer yang setara dalam teknologi.
Ke depan ini kekuatan Asia Pasifik akan dibelah menjadi
dua kekuatan besar. Cina Rusia Korut
dimungkinkan menjadi kekuatan militer gabungan melawan AS, Australia, Jepang
dan Korsel. Meski tanpa Rusia kekuatan
Cina pun sudah mulai diperhitungkan.
Insiden pencegatan kapal perang AS USS Cowpens oleh kapal pengawal kapal
induk Cina di Laut Cina Selatan 5 Desember 2013 merupakan embrio dari liga
pertarungan gengsi militer dan klaim teritori.
Indonesia mau tak mau harus ikut kompetisi itu dalam kapasitas membela
teritori, menjaga kualitas kewibawaan wilayah negara dan eksistensi NKRI. Maka kado demi kado alutsista harus terus
dipersembahkan kepada pengawal republik agar kemampuan jaga wibawa dan jago
berotot dapat diperlihatkan. Jika tentara
petarung militan dan tentara berteknologi disinergikan dengan jiwa nasionalis
sejati. Maka perhatikan apa yang akan
terjadi. Super sekali.
Sumber : Analisis
No comments:
Post a Comment