Sunday, May 12, 2013
Modernisasi Alutsista TNI, Komitmen, dan Tanggung Jawab SBY
Indonesia tentu tidak mau kehilangan sejengkal tanahnya diambil oleh negara lain. Untuk ini, sudah pasti, Indonesia butuh peralatan canggih untuk menunjang kekuatan tempur militer RI sebagai ujung tombak penjaga wilayah NKRI.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disela-sela latihan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Karang Teko, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa, militer RI harus lebih kuat dari negara-negara tetangga, seperti Australia, Malaysia, Singapura dan negara Asia Tenggara lainnya. Untuk itu, Presiden akan terus berupaya untuk membangun dan menuntaskan modernisasi peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI sebelum akhir tahun depan.
Pernyataan SBY tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Melihat ekonomi Indonesia yang juga terus tumbuh, dimana pendapatan nasional yang lebih tinggi dibanding saat krisis ekonomi 15 tahun silam menjadikan Indonesia mampu memberikan anggaran lebih besar untuk modernisasi alutsista tersebut.
Sebagai contoh, penambahan sebanyak 102 alutsista baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU 2010-2014. Penambahan alutsista tersebut berupa pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob G-120, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.
Saat ini, TNI AU telah memiliki empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano, sehingga diharapkan TNI AU memiliki satu skadron pesawat Super Tucano yang ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang. Belum lagi pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS dari Rusia. Kini TNI AU sudah memiliki 10 Sukhoi dan akan lengkap menjadi satu skadron pada 2014. Diharapkan pada 2014 nanti 14 jenis alutsista akan menambah kekuatan TNI AU, seperti pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter, pesawat latih, pesawat intai dan pesawat tempur lainnya.
Departemen Pertahanan meyakini kekuatan alutsista TNI AU hingga semester I 2014 mendatang dalam rangka kekuatan pokok minimum akan mencapai 40 persen.
Demikian halnya pada kekuatan TNI AD dan AL. Kedua kesatuan ini pun terus diperkuat dengan berbagai alutsista baru dan lebih modern. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memperkirakan, hingga 2014 mendatang pada akhir masa kabinet, akan ada sekitar 45 alutsista bergerak, baik untuk TNI AU, TNI Angkatan Laut maupun TNI Angkatan Darat.
Tentu, penambahan kekuatan tempur militer Indonesia ini, bukan berarti Indonesia hendak mencari musuh atau hendak berperang dengan negara lain. Alutsista modern harus dan terus dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan negara. Kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI adalah harga mati!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment