Setelah menjalin kerjasama erat dengan Korea Selatan, Indonesia kini
juga mempererat hubungan kerjasama pertahanan dengan Turki. Dalam temu
wartawan di Gedung Kemhan, Rabu (15/05) siang, Kementerian Pertahanan
memastikan sejumlah kerjasama itu.
Jumpa pers itu sendiri dilakukan
oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), yang dalam kesempatan
ini diwakili oleh Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Pos Hutabarat,
Dirtekind Dirjen Pothan Marsma TNI Darlis Pangaribuan, Serta juru bicara
KKIP, Silmy Karim.
Salah satu yang menarik perhatian adalah kerjasama pembuatan tank antara Pindad dan FNSS Turki. Dari informasi yang ARC dapatkan sebelumnya, memang telah banyak komunikasi antara Indonesia dan Turki dalam bidang kerja sama pertahanan. Bahkan telah ditanda tangani pula MoU antara kedua negara. Namun, berbeda dengan Korea Selatan misalnya, belum ada satupun realisasi kerja sama antara Indonesia-Turki.
Kementrian Pertahanan selanjutnya menerangkan, kerjasama pembuatan
Tank Indonesia Turki ini mirip dengan skema kerjasama pembuatan pesawat
CN-235, yaitu dengan melakukan produksi bersama alias Joint Production.
Pindad serta FNSS kini harus membuat proposal mengenai skema program dan
pembiayaan, mulai dari desain hingga joint production.
Dengan demikian
bisa jadi tank Indonesia-Turki ini adalah jenis baru yang belum pernah
ada sebelumnya. Namun, kemhan memastikan kelas tank yang dibuat ini
dalam kelas Light hingga Medium Tank. Bagi Indonesia sendiri, Turki
dipilih menjadi partner tak lain adalah untuk mengejar teknologi
penggerak Tank. Dimana dalam hal ini, Pindad belum menguasainya.
Dalam catatan redaksi ARC, FNSS sendiri pernah mengirimkan Ranpurnya
untuk dipelajari oleh Pindad. Ranpur ACV-300 itu bahkan diuji coba
hingga ke waduk Jatiluhur. Namun, ditilik dari segi bobotnya yaitu
sekitar 14 ton, ACV-300 termasuk ke dalam kelas Tank Ringan.
Sumber : ARC
No comments:
Post a Comment