Brigade Al Qassam Tembakkan Roket ke Israel |
Sedikitnya 737 roket telah ditembakkan oleh Brigade Al Qassam, sayap
militer Hamas dari Gaza ke Israel.
Menurut Juru bicara militer Israel,
492 roket berhasil mendarat namun 245 lainnya dapat disergap oleh sistem
pertahanan Israel yang baru, Iron Dome.
Hal ini menunjukkan Iron Dome hanya sukses secara parsial, namun
Hamas justru melangkah lebih jauh dengan kemampuan barunya menembakkan
roket hingga ke Tel Aviv.
Roket Hamas ini semakin menunjukkan kelemahan
Israel yang bisa saja terus dimanfaatkan oleh Hamas.
Israel menuding kemajuan kualitas roket Israel tidak terlepas dari
transfer teknologi fajr-5 dari Iran.
Menurut Israel, komponen-komponen
roket itu dikirim ke Sudan lalu ke Mesir, untuk diselundupkan lewat
terowongan bawah tanah ke Gaza. Namun militer Iran menolak tudingan
transfer teknologi itu.
Menurut Iran, Hamas mengembangkan teknologi
roket sendiri dan Israel diminta tidak mencari kambing hitam.
Sejumlah pengamat militer juga menilai Hamas membuat kejutan dalam
perang ini karena mampu meluncurkan roket dari bawah tanah yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Hamas juga telah berkembang dengan
mamiliki rudal-anti udara.
Satu pesawat mata-mata dan, dua F-16, satu helikopter apache dan satu tank
diklaim Brigade Al-Qassam, berhasil ditembak jatuh. Mereka pun
mempublikasikan dua kartu tanda pengenal tentara Israel yang berhasil
ditangkap.
Roket -roket Hamas yang menghantam berbagai tempat di Tel Aviv,
membuat banyak penduduk Israel terguncang.
“Kini tidak ada lagi wilayah
Israel yang aman dari serangan roket Hamas, ujar seorang penduduk
perempuan di Tel Aviv.
Beberapa roket Hamas menghantam rumah, perkarangan rumah dan mobil di
Tel Aviv, yang menyebabkan beberapa penduduk terluka.
Kini warga Tel
Aviv tidak bisa lagi tidur dengan nyaman, karena setiap beberapa jam ada
raungan sirene keras di Tel Aviv, pertanda datangnya serangan roket dan
penduduk diminta berlindung.
Akibatnya selama tiga hari terakhir
penduduk Tel Aviv kurang tidur karena selalu diganggu oleh raungan
Sirene.
Kondisi di Gaza sebenarnya lebih parah.
Tidak ada tempat yang aman di
Gaza dan tidak ada pula peringatan datangnya serangan Israel melalui
raungan sirene.
Jumlah serangan Israel ke Gaza jauh lebih dasyat.
Penduduk Gaza seakan mengundi nasib, apakah dia atau keluarganya kena
bom Israel hari ini atau besok hari. Tidak ada yang pasti.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rumah sakit juga mulai
kehabisan obat obatan dan stok darah, akibat banyaknya korban yang
terkena serangan militer Israel.
Persediaan 192 jenis obat (40 persen
dari obat-obat darurat) dan 586 jenis perlengkapan medis sekali pakai
(65 persen dari perlengkapan medis darurat) sudah habis.
Operasi-operasi
yang tidak darurat ditunda karena minimnya obat bius.
Sedikitnya 90
penduduk Gaza telah tewas dan 700 lainnya terluka. Sementara di pihak
Israel, tiga tewas dan beberapa penduduk terluka.
Di tengah serangan Israel yang membabi-buta, para pejuang Palestina
menantang militer Israel untuk melaksanakan ancamannya melakukan
penyerbuan darat. Para pejuang Palestina di Gaza menyatakan telah siap
menghadapi serangan darat.
Pernyataan tantangan untuk perang darat dari pejuang Palestina kepada
militer Israel, dilontarkan juru bicara sayap militer Hamas Abu Ubaidah
setelah PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan sudah menyiapkan
pasukannya di perbatasan.
Sementara, hasil poling terakhir koran Israel Haaretz memperlihatkan
84 persen Yahudi yang tinggal di wilayah pendudukan mendukung serangan
ke Gaza. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan hanya 12 persen
responden menentang serangan ke Gaza.
Kini militer Israel tidak memiliki alasan politis lagi untuk tidak
melakukan serangan darat ke Gaza, seperti yang mereka gembor-gemborkan,
setelah mayoritas warga Israel menyetujuinya. Masalahnya adalah di
militer Israel itu sendiri, apakah mereka siap menerima resikonya atau
membatalkan serangan tersebut.
Dari perspektif masyarakat sipil, rencana peperangan darat tersebut
memang mengerikan dan tentu akan menelan banyak korban. Namun perspektif
itu berbeda dengan cara pandang sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam.
”Peperangan itu nanti ibarat seorang pemuda yang siap menjemput calon
pengantinnya. Kami akan sambut peperangan itu dengan suka cita”, teriak
anggota Brigade Al Qassam.
Akankah nyali tentara Israel sebesar itu ?. Kita lihat saja nanti.
Sumber : JKGR
No comments:
Post a Comment