Monday, April 23, 2012
Srikandi Indonesia (SI) Rancang Bangun Fighter RI
pesawat tempur
Para insinyur penerbangan Indonesia merasa, sudah waktunya untuk naik kelas. Selama ini mereka hanya memproduksi pesawat CN-235 serta membuat beberapa komponen pesawat tempur asing.
Para PT. DI (Dirgantara Indonesia) & PT. BAEC (Bandung Aerospace Engineering Centre), berkumpul dan sepakat untuk membuat pesawat tempur untuk TNI AU.
srikandi fighter 6 Srikandi Indonesia (SI) Rancang Bangun Fighter RI
Model dasar pesawat diambil dari bentuk F 16 C/D dengan pengembangan aerodinamika. Nama pesaawat ini adalah Srikandi Indonesia (SI).
Tahapannya adalah, Srikandi Indonesia akan dibuat dalam versi pesawat latih militer dengan mesin 13-300 R (Mesin Mig-21). Setelah dianggap sempurna akan dikembangkan kedalam versi militer dengan menggunakan mesin RD-133, mesin yang digunakan Mig 29.
Pesawat ini juga dilengkapi peralatan Fly By Optic system versi mutakhir. Seluruh jaringan kabel listrik diganti dengan serat optik, meningkatkan efisiensi dan menyederhanakan pemeliharaan serta lebih resistan akibat senjata elektromagnetik berbasis gelombang elektromagnetik.
srikandi fighter 2 Srikandi Indonesia (SI) Rancang Bangun Fighter RI
Bangun Rancang Pesawat jet latih Srikandi Indonesia terus diolah para insinyur Indonesia. Di saat bersamaan informasi ini didengar Korea Selatan yang juga ingin membangun pesawat tempur KFX Korean Fighter Xperiment.
Indonesia akhirnya setuju ikut dalam rancang bangun KFX atau IFX (Indonesia Fighter Xperiment). “Indonesia hanya akan menyumbang 15% untuk bagian airframe,” ujar Dita Ardonni Jafri, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia.
Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak di pidato sambutan kerjasama mengatakan, mereka membutuhkan pihak luar (Indonesia), untuk transfer teknologi.
Dalam proyek KFX ini, PT DI menjadi bagian terbesar dalam tim perancang yang dikirim Kementerian Pertahanan ke Korea Selatan pada 17 Juli lalu.
Proyek KFX menelan biaya US$8 miliar. Indonesia harus berkontribusi sebesar 20 persen dari total proyek atau sebesar US$1,6 miliar.
Keuntungannya, Indonesia mendapatkan sebanyak 50 pesawat KFX dari total 250 unit.
Kini sebagian besar tim perancang pesawat Indonesia, berada di Korea Selatan mengerjakan Proyek KFX/ IFX. Sepulangnya ke tanah air, mereka diharapkan telah berbagi kemampuan teknologi dan kembali fokus mengerjakan Pesawat Jet Tempur Srikandi Indonesia.
sumber : kaskus.com
Label:
alutsista,
dephan,
indonesia,
industri pertahanan,
pesawat tempur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment