MBT Challenger 2 buatan Inggris |
Pemerintah Inggris mengindikasikan ingin menjual berbagai persenjataan dan peralatan pertahanan buatannya kepada Indonesia. Tema tersebut diduga akan menjadi salah satu hal yang akan dibicarakan dalam kunjungan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Indonesia selama dua hari mulai Rabu besok. Hal tersebut terungkap dari jawaban PM Cameron dalam wawancara tertulis dengan Kompas, Selasa (10/4/2012) ini. Menurut Cameron, Indonesia mempunyai hak untuk mempertahankan diri. "Kami percaya bahwa negara-negara demokratis dan bertanggung jawab, seperti Indonesia, mempunyai hak untuk mempertahankan diri dan membeli peralatan yang diperlukan untuk melakukannya," tutur Cameron.
Cameron melanjutkan, berbagai peralatan pertahanan terbaik buatan Inggris tersedia bagi Indonesia, dan pembicaraan soal itu akan menjadi bagian dari kunjungannya kali ini. "Inggris membuat beberapa peralatan pertahanan terbaik di dunia, dan wajarlah kalau peralatan tersebut tersedia bagi Indonesia, dengan kriteria yang sama seperti yang kami terapkan bagi semua mitra kami di dunia. Itulah sebabnya mengapa beberapa dari perusahaan pertahanan terkemuka kami ada bersama saya dalam kunjungan ini," papar Cameron.
Saat diingatkan bahwa hubungan kerja sama pertahanan Indonesia-Inggris memiliki catatan sejarah buruk dengan diembargonya penjualan pesawat tempur Hawk buatan Inggris ke Indonesia beberapa tahun lalu, Cameron mengatakan itu adalah bagian dari masa lalu. "Kami harus jujur dan terus terang mengenai masalah-masalah yang terjadi di masa lalu, tetapi baik Inggris maupun Indonesia telah melakukan perubahan berarti sejak saat itu," tandas Cameron.
Ia mengatakan, Indonesia telah bertransformasi dalam satu dasawarsa terakhir dan menjadi salah satu negara demokrasi penting di dunia, dengan kemerdekaan pers dan pemilihan umum yang bebas dan adil. "Militer tidak lagi memainkan peran dalam politik, tetapi memainkan peran yang benar dalam hal mempertahankan negara ini dari ancaman serangan dari luar," ujar PM Inggris pertama yang berkunjung ke Indonesia sejak 2006 itu.
Cameron mengakui, Inggris memang menerapkan berbagai syarat ketat terkait ekspor produk persenjataannya, untuk mencegah senjata-senjata itu jatuh ke tangan yang salah. "Di Inggris saat ini kami memiliki salah satu sistem lisensi persenjataan yang paling teliti dan hati-hati di dunia, untuk memastikan bahwa persenjataan tidak jatuh ke tangan mereka yang bisa menyalahgunakannya," tandasnya.
Dalam kode tata berperilaku (code of conduct/COC) ekspor persenjataan Uni Eropa disebutkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi negara calon pembeli produk senjata dari negara-negara Uni Eropa. Salah satu syarat adalah negara calon pembeli harus menghormati hak asasi manusia. Pihak negara-negara UE berhak menolak lisensi ekspor persenjataan apabila ada risiko negara calon pembeli akan menggunakan persenjataan itu untuk represi internal. Yang termasuk dalam kategori represi internal, menurut COC tersebut, antara lain, penyiksaan atau perlakukan tak manusiawi lain terhadap seseorang, eksekusi sewenang-wenang, penghilangan orang, dan penahanan seseorang secara serampangan.
internasional.kompas.com
No comments:
Post a Comment