Bicara seputar update alutsista di matra udara, selain hadirnya formasi lengkap 16 jet Sukhoi Su-27/Su-30
di skadron udara 11. Dalam waktu yang bersamaan, publik juga tengah
dibuat kagum dengan berdatangannya jet latih lanjut dari Korea Selatan,
T-50i Golden Eagle. Secara bertahap 16 unit T-50i Golden Eagle
berdatangan ke lanud Iswahjudi, hingga ditargetkan jet buatan KAI (Korea
Aerospace Industries) ini akan komplit diterima sang user, yakni
skadron udara 15 pada akhir tahun 2013 ini.
Ditilik dari spesifikasinya, T-50i punya dua peran utama, yakni sebagai pesawat jet latih lanjut (advance trainer)
dan sebagai pesawat jet tempur multirole. Dengan adanya dua kemampuan
tersebut, skadron udara 15 seolah menjadi ‘naik kelas,’ bukan saja
mengemban peran sebagai skadron latih, tapi juga punya kemampuan meng-handle tugas-tugas pertempuran, baik misi combat air to air dan air to ground.
Identitas pesawat di skadron 15 pun berubah karenanya, bila sebelumnya
dengan armada jet Hawk MK.53 label yang disematkan adalah LL (latih
lanjut), maka di sayap ekor T-50i terlihat jelas identitas TT (tempur
taktis). Ini artinya T-50i diposisikan sama halnya dengan jet Hawk
100/200 yang ada di skadron 1 dan skadron 12. Atau dimasa lalu, tugas
ini diemban oleh A-4E Skyhawk.
Kupasan atau bedah sosok elang penempur asal Negeri K-Pop ini sudah
banyak diulas oleh beragam media. Selain unsur avionic yang canggih,
sesuai standar jet tempur generasi keempat, keunggulan T-50i juga pada
adopsi aneka ragam senjata. Bila jet lawas Hawk MK.53 tidak bisa
menggotong rudal, maka T-50i justru punya seabreg sista, bahkan etalase
senjata yang bisa dibawa setara dengan F-16 Fighting Falcon.
Untuk urusan menggendong senjata, disiapkan 7 weapon station. Yang bisa dibawa mencakup rudal udara ke udara (AIM-9 Sidewinder dan
AIM-120 AMRAAM), rudal udara ke permukaan (AGM-65 Maverick), roket
(Hydra 70 -setipe dengan roket FFAR dan LOGIR – low cost guided imaging
rocket), dan untuk bom, bisa membawa tipe MK82, MK83, bom JDAM (joint
direct attact munition), dan lain-lain. Tapi senjata utamanya masih ada
lagi. Berangkat dari desain kawin silang antara F-16 Fighting Falcon dan
F/A-18 Hornet, T-50i juga dibekali kanon internal, alias senjata
organik. Jenisnya pun mengacu pada yang dimiliki F-16 dan F/A-18, yaitu
kanon gatling multi laras kaliber 20mm.
Vulcan M197 20mm
Adopsi kanon multi laras model gatling punya keuntungan tersendiri,
dimana dengan laras putar, panas pada laras akibat tembakan tinggi akan
terdistribusi secara rata, umur laras bisa lebih awet. Berbeda dengan
model laras tunggal, seperti kanon ADEN 30mm yang dipakai Hawk 100/200 dan kanon M39-A3 di F-5E/F Tiger II.
Di T-50i Golden Eagle, posisi laras kanon gatling Vulcan M197 berada
disisi kiri kokpit. Posisi penempatan laras kanon gatling di T-50i,
disisi kiri kokpit, serupa dengan yang ada di jet tempur F-16.
Dirunut dari spesifikasinya, kanon multi laras Vulcan M197 kaliber
20mm dilengkapi tiga laras putar. Sebelum digunakan oleh T-50i, kanon
buatan General Dynamics ini sudah terbilang populer diadopsi oleh
helikopter serbu AH-1F Cobra dan Super Cobra. Kanon ini pun bukan
kategori senjata kemarin sore. M197 dikembangkan pada awal 1967,
rancangan awalnya didasari kebutuhan helikopter serbu AS selama perang
Vietnam. Beberapa kalangan berpendat, kanon kaliber 7,62mm pada gunship kurang memadai untuk misi tembakan ke permukaan.
Nah, bagaimana dengan daya gempur Vulcan M197? Kanon yang punya bobot
66,36kg ini dapat memuntahkan 750 sampai 1.500 proyektil dalam satu
menit. Kecepatan luncur tiap proyektil mencapai 1.050 meter per detik.
Untuk jarak tembak efektifnya antara 1.500 sampai 2.000 meter. Jenis
amunisi yang bisa dibawa mencakup tipe API (armor piercing incendiary),
HEI (high explosive incendiary), HEI-T, dan MPT-SD. Amunisi ditempatkan
dalam drum magasin yang berisi 205 peluru.
Vulcan M61 20mm
TNI AU jelas punya pengalaman dalam mengoperasikan kanon model
gatling, tepatnya sejak kedatangan F-16 Fighting Falcon pada 1989/1990,
otomatis penerbang dan teknisi TNI AU paham dengan seluk beluk senjata
gatling, karena F-16 mengusung kanon integral Vulcan M61 kaliber 20mm.
Meski sama-sama satu produsen dan kalibenya pun sama dengan M197, tapi
Vulcan M61 dengan enam laras putar ini punya efek gempur yang lebih
dahsyat
Dilihat dari spesifikasinya, Vulcan M61A1 pada F-16 A/B Fighting
Falcon dapat memuntahkan 4.000 hingga 6.000 proyektil dalam satu menit.
Kecepatan luncur proyektilnya 1.050 meter per detik, sementara untuk
jarang tembak efektifnya bisa dibilang sama dengan M197 di T-50i. Karena
dimensi dan bobot F-16 lebih besar ketimbang T-50i, maka jumlah amunisi
yang dibawa pun lebih banyak. Dengan model magasin drum, dapat dibawa
hingga 511 peluru. Karena punya enam laras, bertanya pun mencapai 112kg,
belum termasuk feed system-nya. Sementara untuk jenis amunisinya,
setali tiga uang dengan M197, karena kalibernya memang sama. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Vulcan M197 20mm:
- Manufaktur : General Dynamics Armament Systems
- Kaliber : 20mm
- Berat : 66,36kg
- Cartridge : 20x102mm
- Jumlah laras : 3
- Kecepatan tembak : 750 – 1.500 proyektil/menit
- Kecepatan proyektil : 1.050 meter/detik
- Jarak Tembak : 1.500 – 2.000 meter
No comments:
Post a Comment