Jakarta : Seiring hadirnya empat korvet terbaru TNI-AL dari kelas SIGMA (Ship
Integrated Geometrical Modularity Approach) yang dibeli dari galangan
Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Maka otomatis TNI-AL mendapat
tambahan alutsista (alat utama sistem senjata) anyar berupa rudal anti
pesawat ringan, Tetral. Rudal ini menjadi bagian melekat dari korvet
SIGMA yang juga dikenal sebagai kapal perang kelas Diponegoro. Pada tiap
korvet SIGMA dilengkapi dua sistem peluncur, masing-masing peluncur
memuat empat rudal.
Tetral sendiri merupakan teknologi sistem peluncur, sedangkan basis rudalnya mengambil dari jenis Mistral. Mistral adalah rudal ringan jarak dekat yang sangat populer di pasar dunia, rudal ini dibuat oleh MBDA di Perancis. Keunggulan Tetral yakni sistemnya dapat bekerja otomatis, dikendalikan secara remote dan tergolong low maintenance. Desain Tetral dirancang untuk dipasangkan pada kapal perang dengan konsep stealth.
Tetral sendiri merupakan teknologi sistem peluncur, sedangkan basis rudalnya mengambil dari jenis Mistral. Mistral adalah rudal ringan jarak dekat yang sangat populer di pasar dunia, rudal ini dibuat oleh MBDA di Perancis. Keunggulan Tetral yakni sistemnya dapat bekerja otomatis, dikendalikan secara remote dan tergolong low maintenance. Desain Tetral dirancang untuk dipasangkan pada kapal perang dengan konsep stealth.
Meski tergolong rudal ringan jarak pendek, Tetral bisa melahap multi
target, termasuk target yang bermanuver cepat, dalam hal ini seperti
pesawat tempur dan helikopter, bahkan Tetral bisa melahap target berupa
rudal. Dalam rilis yang dikeluarkan MBDA, tingkat success rate Tetral
mencapai 93 persen. Untuk menghajar target, rudal ini dilengkapi kendali
berupa canard dan sistem sensor pengarah berupa passive IR (infra red)
homing. Sensor passive IR akan bekerja 2 detik setelah peluncuran.
Dalam pengoperasiannnya, Tetral dikendalikan dari PIT (pusat informasi tempur), berat rudal ini hanya 18.7 Kg, dimana 3 Kg nya merupakan bobot bahan peledak. Sebagai rudal penghancur target jarak pendek, jangkauan Tetral memang hanya sekitar 5.3 Km, tapi soal kecepatan jangan ditanya, rudal ini bisa melesat dengan kecepatan maksimum 2.5 Mach. Sebelumnya TNI-AL juga sudah akrab dengan rudal jenis ini, lewat platform peluncur Simbad, bedanya Simbad merupakan platform peluncur untuk dua rudal Mistral dan dioperasikan secara manual oleh operator. Simbad saat ini dipasang pada fregat TNI-AL kelas Van Speijk.
Dalam pengoperasiannnya, Tetral dikendalikan dari PIT (pusat informasi tempur), berat rudal ini hanya 18.7 Kg, dimana 3 Kg nya merupakan bobot bahan peledak. Sebagai rudal penghancur target jarak pendek, jangkauan Tetral memang hanya sekitar 5.3 Km, tapi soal kecepatan jangan ditanya, rudal ini bisa melesat dengan kecepatan maksimum 2.5 Mach. Sebelumnya TNI-AL juga sudah akrab dengan rudal jenis ini, lewat platform peluncur Simbad, bedanya Simbad merupakan platform peluncur untuk dua rudal Mistral dan dioperasikan secara manual oleh operator. Simbad saat ini dipasang pada fregat TNI-AL kelas Van Speijk.
Selain Simbad dan Tetral, masih ada platform peluncur lain, yakni Sadral. Sadral pada prinsipnya mirip dengan Tetral, dimana sistem rudak diluncurkan secara remote otomatis dari PIT. Bedanya Sadral mengusung enam peluncur rudal Mistral. Baik Simbad, Tetral dan Sadral, ketiganya dapat cepat untuk diisi ulang dan dapat ditebakkan secara salvo.
Spesifikasi Tetral
- Berat Sistem Peluncur : 600 Kg (termasuk 4 rudal)
- Bearing : 310 derajat
- Sudut Elevasi : -16 sampai 75 derajat
- Berat rudal : 18.7 Kg
- Panjang : 1.86 meter
- Diameter : 0.09 meter
- Kecepatan maksimum : 2.5 Mach
No comments:
Post a Comment