jakarta : Di bawah kepemimpinan Presiden SBY selama 10 tahun terakhir, terlihat
peningkatan jumlah dan upaya modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan
(Alutsista) TNI yang cukup signifikan. Rupanya pemerintah masih
menginginkan adanya efek penggentar agar wilayah kedaulatan NKRI tidak
dengan seenaknya dapat diinjak-injak negara tetangga kita.
Untuk matra udara ada satu Skadron Sukhoi 27 dan 30 beserta amunisi dan
Rudal Kh-31P Krypton sudah komplit tergelar di Makassar, sebagian dari
16 Super Tucano sudah tiba, 34 pesawat F-16 Block 32 Upgraded hibah
dari Amerika sudah oke, 9 C-295, 4 C 130 H Hecules hibah dari Australia,
penambahan helikopter Bell 412, pesawat CN 235, rudal anti serangan
udara, sistem Radar, dan terakhir yang baru tiba pesawat jet latih
tempur T 50 Golden Eagle.
Sementara untuk matra darat ada penambahan: 100 MBT Leopard, 50 Tank
Marder, MLRS Astros II, ATGM, Meriam Caessar 155mm, Rantis Sherpa,
Panser Anoa, 12 Helikopter Fennec, MI 35P, MI 17, Rudal anti udara
Startreak, rencana pembelian helikopter AH 64 Apache, dan berbagai
senapan serbu dan amunisi buatan PT. Pindad tentu membuat taring TNI AD
semakin tajam.
Alutsista untuk matra permukaan laut juga terus ditambah dengan: 4
Korvet Sigma, 3 Nakhoda Ragam Class, 1 PKR Sigma 10514, PKR Trimaran KRI
Klewang, 4 Heavy Landing Platform Dock Makassar Class, KCR-40 puluhan
Fast Patrol Boat, Tank Amphibi, BMP-3, Rudal Jarak Jauh Yakhont dari
Rusia, Rudal C-705 buatan Cina, dan lain-lain, termasuk rencana
pembelian Korvet La Fayette dari Perancis.
Belakangan terdengar kabar bahwa TNI AL sedang membangun pangkalan
khusus untuk kapal selam di Teluk Palu. Kedalaman Teluk Palu yang sampai
400 meter dan letaknya yang terlindung, memang cocok utuk dijadikan
pangkalan kapal selam.
Dengan dibangunnya pangkalan kapal selam di Teluk Palu menunjukkan bahwa
pemerintah melalui TNI AL yang selama ini terkesan adem ayem hanya
mengandalkan 2 unit kapal selam lawas Type 209 butan Jerman Barat yang
telah ditingkatkan kemampuannya di Korea Selatan, rupanya tidak tinggal
diam.
Kini Indonesia mulai bangkit membangun kekuatan Alutsista bawah air,
dimulai dengan pembuatan kapal selam ringan oleh PT. PAL di Surabaya,
pembelian 3 buah kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, sampai
dengan pembelian kapal selam canggih Kilo Class dari Rusia yang
kelihatannya masih tersendat karena urusan Transfer of Technology,
namun tidak mengapa, yang penting tetap “Tabah Hingga Akhir”.
No comments:
Post a Comment