Jakarta : Menteri Pertahanan Republik Indonesia
Purnomo Yusgiantoro, Rabu (9/10) menerima kunjungan kehormatan Menteri
Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert di kantor
Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan tersebut dimaksudkan dalam
rangka meningkatkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara khususnya
di bidang pertahanan yang sudah terjalin baik selama ini.
Kunjungan Menhan Belanda di kantor Kemhan disambut oleh Menhan RI melalui upacara jajar kehormatan di depan Gedung Sudirman, Kemhan. Turut mendampingi Menhan RI antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat Eselon I di lingkungan Kemhan.
Selanjutnya kedua Menhan yang didampingi masing – masing delegasi melaksanakan pertemuan bilateral. Dalam pertemuan bilateral tersebut diantaranya membicarakan upaya – upaya peningkatan untuk memperkuat kerjasama pertahanan secara lebih konkret yang menguntungkan kedua negara.
Kunjungan Menhan Belanda di kantor Kemhan disambut oleh Menhan RI melalui upacara jajar kehormatan di depan Gedung Sudirman, Kemhan. Turut mendampingi Menhan RI antara lain Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat Eselon I di lingkungan Kemhan.
Selanjutnya kedua Menhan yang didampingi masing – masing delegasi melaksanakan pertemuan bilateral. Dalam pertemuan bilateral tersebut diantaranya membicarakan upaya – upaya peningkatan untuk memperkuat kerjasama pertahanan secara lebih konkret yang menguntungkan kedua negara.
Peningkatan kerjasama pertahanan
tersebut mencakup berbagai bidang antara lain kerjasama di bidang
pendidikan dan pelatihan, seminar dan program kunjungan antar pejabat
militer kedua negara. Kerjasama tersebut diharapkan akan mengakomodasi
peningkatan komunikasi dan interaksi antar kedua Angkatan Bersenjata.
Kerjasama pertahanan lainnya adalah di bidang pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan pertahanan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting di mana kedua negara telah bekerjasama selama bertahun-tahun.
Selain membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara, dalam pertemuan bilateral tersebut kedua Menhan juga membahas dan saling bertukar pandangan mengenai situasi keamanan internasional dan regional saat ini guna saling berbagi pengalaman tentang bagaimana menangani tantangan-tantangan keamanan tersebut.
Menhan RI mengatakan, Indonesia dan Belanda adalah dua negara penting yang memainkan peran penting dalam promosi perdamaian dan stabilitas dunia. Kedua negara telah menjalin kerjasama di berbagai bidang termasuk pertahanan. Kerjasama pertahanan kedua negara terus meningkat dan telah memberikan manfaat tidak hanya untuk kedua negara tetapi juga bagi masyarakat internasional.
Dunia saat ini memiliki sejumlah tantangan keamanan yang cenderung lebih kompleks baik secara tradisional maupun non - tradisional, tidak ada negara yang mampu untuk menanganinya sendiri. Tantangan tersebut membawa kedua negara untuk bekerja sama dalam mempromosikan perdamaian dan menjaga stabilitas perdamaian dunia.
Di beberapa bagian dunia, kedua negara masih melihat beberapa negara yang terlibat dalam konflik yang mungkin menyebabkan penggunaan kekuatan militer seperti konflik di Semenanjung Korea, isu-isu konflik internal di Timur Tengah dan Afrika Timur serta sengketa Laut Cina Selatan.
Pada saat yang sama, dunia juga memiliki tantangan keamanan non-tradisional yang meningkat secara intensif seperti terorisme, pembajakan dan keamanan maritim, serta bencana alam dan dampak perubahan iklim global. Oleh karena itu, pertemuan bilateral Indonesia – Belanda ini diharapkan akan menjadi moment yang sangat baik bagi kedua untuk saling bertukar pandangan mengenai isu keamanan di lingkup global dan regional .
Selain pertemuan bilateral dengan Menhan RI, selama kunjungannya ke Indonesia kali ini Menhan Belanda juga dijadwalkan memberikan kuliah umum kepada Mahasiswa Universitas Pertahanan serta mengunjungi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor. Menhan Belanda juga dijadwalkan akan mengunjungi PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Kamis (10/10)
Bersamaan dengan kunjungan Menhan Belanda tersebut, dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia-Belanda, Kementerian Pertahanan dari kedua negara menandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Kerjasama Pertahanan. LoI ditandangani oleh Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo mewakili Kementerian Pertahanan RI dengan Principal Director of General Policy Affairs Wim Bargerbos mewakili Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda dan disaksikan oleh Menhan dari kedua negara.
Kerjasama pertahanan lainnya adalah di bidang pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan pertahanan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting di mana kedua negara telah bekerjasama selama bertahun-tahun.
Selain membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara, dalam pertemuan bilateral tersebut kedua Menhan juga membahas dan saling bertukar pandangan mengenai situasi keamanan internasional dan regional saat ini guna saling berbagi pengalaman tentang bagaimana menangani tantangan-tantangan keamanan tersebut.
Menhan RI mengatakan, Indonesia dan Belanda adalah dua negara penting yang memainkan peran penting dalam promosi perdamaian dan stabilitas dunia. Kedua negara telah menjalin kerjasama di berbagai bidang termasuk pertahanan. Kerjasama pertahanan kedua negara terus meningkat dan telah memberikan manfaat tidak hanya untuk kedua negara tetapi juga bagi masyarakat internasional.
Dunia saat ini memiliki sejumlah tantangan keamanan yang cenderung lebih kompleks baik secara tradisional maupun non - tradisional, tidak ada negara yang mampu untuk menanganinya sendiri. Tantangan tersebut membawa kedua negara untuk bekerja sama dalam mempromosikan perdamaian dan menjaga stabilitas perdamaian dunia.
Di beberapa bagian dunia, kedua negara masih melihat beberapa negara yang terlibat dalam konflik yang mungkin menyebabkan penggunaan kekuatan militer seperti konflik di Semenanjung Korea, isu-isu konflik internal di Timur Tengah dan Afrika Timur serta sengketa Laut Cina Selatan.
Pada saat yang sama, dunia juga memiliki tantangan keamanan non-tradisional yang meningkat secara intensif seperti terorisme, pembajakan dan keamanan maritim, serta bencana alam dan dampak perubahan iklim global. Oleh karena itu, pertemuan bilateral Indonesia – Belanda ini diharapkan akan menjadi moment yang sangat baik bagi kedua untuk saling bertukar pandangan mengenai isu keamanan di lingkup global dan regional .
Selain pertemuan bilateral dengan Menhan RI, selama kunjungannya ke Indonesia kali ini Menhan Belanda juga dijadwalkan memberikan kuliah umum kepada Mahasiswa Universitas Pertahanan serta mengunjungi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor. Menhan Belanda juga dijadwalkan akan mengunjungi PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Kamis (10/10)
Bersamaan dengan kunjungan Menhan Belanda tersebut, dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia-Belanda, Kementerian Pertahanan dari kedua negara menandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Kerjasama Pertahanan. LoI ditandangani oleh Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo mewakili Kementerian Pertahanan RI dengan Principal Director of General Policy Affairs Wim Bargerbos mewakili Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda dan disaksikan oleh Menhan dari kedua negara.
Belanda Sesalkan Pembatalan Penjualan Tank Ke Indonesia
Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda menyesalkan
dibatalkannya rencana penjualan tank Leopard ke Indonesia pada dua tahun
lalu.
Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert saat mengunjungi Kementerian Pertahanan RI di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Plasschaert mengaku menyesal atas keputusan parlemen Belanda untuk menolak keinginan pembelian tank oleh Indonesia kepada negara itu pada 2011 lalu.
"Pendahulu saya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu. Saya tak mau kejadian seperti ini terjadi lagi. Apalagi kalau kita bicara kerja sama dan partnership," ujarnya.
Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena dinilai rawan dengan aksi pelanggaran hak asasi manusia.
Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memroses penjualan tank ke Indonesia.
"Tidak ada deal yang spesifik saat ini," katanya.
Dia menegaskan bahwa permohonan maaf yang ia lontarkan bukan atas proses di parlemen.
Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert saat mengunjungi Kementerian Pertahanan RI di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Plasschaert mengaku menyesal atas keputusan parlemen Belanda untuk menolak keinginan pembelian tank oleh Indonesia kepada negara itu pada 2011 lalu.
"Pendahulu saya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu. Saya tak mau kejadian seperti ini terjadi lagi. Apalagi kalau kita bicara kerja sama dan partnership," ujarnya.
Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena dinilai rawan dengan aksi pelanggaran hak asasi manusia.
Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memroses penjualan tank ke Indonesia.
"Tidak ada deal yang spesifik saat ini," katanya.
Dia menegaskan bahwa permohonan maaf yang ia lontarkan bukan atas proses di parlemen.
"Saya tak bisa memohonkan maaf atas proses demokrasi yang terjadi," katanya.
Lebih lanjut dia menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara.
"Saya menghargai kerjasama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas [pembatalan penjualan] tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia - Belanda," tegasnya.
Siang ini, Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, menteri pertahanan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan secara lebih konkret yang dapat menguntungkan kedua negara.
Kerja sama pertahanan tersebut antara lain mencakup bidang pendidikan dan pelatihan serta pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting.
"Kami di sini membahas masalah-masalah yang terkait masalah global, regional, dan hubungan bilateral Indonesia-Belanda. Kami baru akan bicarakan soal MoU kerjasama pertahanan ke depan. Kita bisa bicarakan di atas kertas apa yang kami butuhkan dan mereka bisa berikan," ujar Purnomo.
Dalam waktu dekat, ujarnya, pihak Kementerian Pertahananan RI akan ke Belanda untuk memformulasikan nota kesepahaman (MoU).
Lebih lanjut dia menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara.
"Saya menghargai kerjasama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas [pembatalan penjualan] tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia - Belanda," tegasnya.
Siang ini, Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, menteri pertahanan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan secara lebih konkret yang dapat menguntungkan kedua negara.
Kerja sama pertahanan tersebut antara lain mencakup bidang pendidikan dan pelatihan serta pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting.
"Kami di sini membahas masalah-masalah yang terkait masalah global, regional, dan hubungan bilateral Indonesia-Belanda. Kami baru akan bicarakan soal MoU kerjasama pertahanan ke depan. Kita bisa bicarakan di atas kertas apa yang kami butuhkan dan mereka bisa berikan," ujar Purnomo.
Dalam waktu dekat, ujarnya, pihak Kementerian Pertahananan RI akan ke Belanda untuk memformulasikan nota kesepahaman (MoU).
Sumber : DMC
No comments:
Post a Comment