2 Juli 2013, Jakarta: Proyek kerjasama pertahanan antara RI dan Korea Selatan khususnya dalam rangkaian pengadaan Alutsista jenis Kapal Selam mengalami perkembangan yang semakin meningkat. Indonesia telah memesan tiga Unit Kapal Selam kelas Changbogo dari Korea Selatan dengan proses alih teknologi kepada Indonesia. Rencananya dua kapal selam ini akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co.ltd, dan kapal selam ke tiga akan dikerjakan oleh ahli Indonesia di galangan PT PAL.
Asisten Kerjasama Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sekaligus komisaris PT PAL, Silmy Karim, Selasa (2/7) di Kantor Kemhan mengatakan kepada wartawan, bahwa rencana pembangunan kapal selam ke tiga di galangan PT PAL sudah sesuai dengan rencana dan terdapat kemajuan dalam proses persetujuannya.
Kemajuan rencana menjadi salah satu pembahasan pada forum pertemuan Defence Industry Coorporation Commiittee (DICC) RI - Korea ke 2 yang diselenggarakan belum lama ini di Korea Selatan. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sekjen Kemhan RI Letjen TNI Budiman menghadiri pertemuan tersebut guna membahas perkembangan kerjasama pertahanan RI – Korea Selatan khususnya pengadaan Alutsista.
Terkait beberapa kemajuan rencana produksi kapal selam ke 3 RI – Korea, Silmy Karim menjelaskan saat ini kedua negara sedang dalam tahap penyiapan design, pengiriman personel ahli Indonesia ke Korea dan penyediaan fasilitas pembangunan kapal selam di galangan PT PAL Surabaya.
Ditambahkan Silmy Karim, guna melaksanakan langkah awal proyek pembangunan Kapal Selam ke 3 dari Korea Selatan, Pemerintah Indonesia mengirimkan sekitar 190 personel yang terdiri dari user (Pengguna), TNI AL, perwakilan SDM Riset dan Teknologi (Ristek), Tim Akademisi, serta pihak industri pertahanan dalam negeri yang terkait.
“ Dengan pengiriman 190 personel tersebut, menandakan Korea Selatan lebih membuka diri kepada Indonesia dalam hal Transfer of Technology (ToT),” Ujar Silmy Karim.
Selama personel Indonesia berada di Korsel akan mendapatkan Alih Teknologi (ToT) kapal selam yang tergolong kompleks dan rumit, serta harus dapat dipelajari baik melalui metode Learning by Seeing, maupun Learning by Doing sesuai dengan kesepakatan negara maupun peraturan-peraturan yang di berlakukan oleh Pemerintah Korsel.
Menurut Silmy Karim, fasilitas galangan dijadwalkan akan selesai dbangun pada Desember 2014, dan Januari 2015 pembangunan kapal selam "steel cutting" tersebut dapat dilaksanakan. Pembangunan kapal selam ini membutuhkan waktu sekitar 40 bulan atau tiga tahun maka di perkirakan kapal selam ke 3 dari hasil produksi Indonesia akan selesai pada tahun 2018.
Sumber: DMC
No comments:
Post a Comment