Kaman SH-2 Seasprite, Kemungkinan Helikopter AKS TNI AL
|
"Secara bertahap, helikopter akan datang paling lambat pada 5 Oktober 2014, dan langsung memperkuat alutsista TNI AL. Saat ini masih dalam proses, masih ada dua calon penyedia helikopter. Hanya saja, persyaratannya harus ada sebelas unit helikopter," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Marsetio, seusai menerima brevet Penerbang Angkatan Laut dan diangkat sebagai warga kehormatan Penerbangan Angkatan Laut, di Surabaya, Jumat (21/6).
Seiring dengan kedatangan helikopter itu, TNI AL juga akan membentuk skuadron baru di Pusat Penerbang Angkatan Laut (Puspenerbal), yaitu Skuadron 100 antikapal selam. "Kami akan kembali ke kejayaan TNI AL, termasuk kaderisasi calon-calon pengawaknya juga sudah kita siapkan," ujar dia. Kasal berjanji, pada 5 Oktober 2014 nanti, TNI AL akan menyajikan kekuatan tempur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), baik dari unsur kapal perang, pesawat udara, korps marinir, maupun pangkalan.
Oktober 2014, Puspenerbal Terima 11 Helikopter Anti Kapal Selam Baru
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengungkapkan kesiapan pendirian kembali Skuandron 100 di Lanudal Juanda.
“Proses pendirian kembali skuadron 100 sedang dalam persiapan. Mulai dari fasilitas gedung, hangar, fasilitas sarana dan prasaran, mekanik, dan penerbang pun sudah dalam proses,” kata Marsetio disela kegiatannya menerima brevet penerbangan Angkatan Laut dan dikukuhkan sebagai warga kehormatan penerbangan Angkatan Laut, Jumat (21/6/2013).
Skuadron 100 sendiri merupakan skuadron udara untuk helikopter jenis anti kapal selam.
Menurut Marsetio, dulunya Penerbangan TNI AL pernah memilik skuadron ini di tahun 1960an.
Namun karena pesawatnya tidak ada, skuadron ini dilebur dengan skuadron lainnya.
Selanjutnya di tahun 2013 ini, skuadron 100 akan kembali dihidupkan, dengan paling lambat tanggl 5 Oktober 2014, helikoper Anti Kapal Selam (AKS) ini akan sudah datang dan melengkapi penghidupan kembali skaudron udara 100.
”Helikopter AKS yang akan datang sebanyak 11 unit. Untuk pembuatnya, masih dalam proses lelang. Ada dua produksen yang sedang mengikuti tahap lelang,” jelas Marsetio.
Untuk nilainya, Marsetio mengaku tidak bisa mengungkapkan, karena hal tersebut merupakan wewenang dari Kementrian Pertahanan.
No comments:
Post a Comment