Oerlikon Skyshield TNI AU mengkombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti seragan udara jarak pendek (kemungkinan 2 x 4 peluncur), untuk merontokkan pesawat maupun rudal yang datang. Meriam otomatis ini siap menembakkan 1000 peluru / menit, jika dipasang peluru standar.
Sistem penangkis serangan udara Skyshield bisa dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya, membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sekaligus mengembangkannya pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah /area.
Harga enam baterai Oerlikon Skyshield (sistem radar, senjata, pemeliharaan dan training) diperkirakan 113 juta Euro.
Kunci dari kehebatan Oerlikon Skyshield ada di amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35 mm yang ditembakkan dari dua meriam kembarnya. Peluru 35 mm AHEAD dari Rheinmetall Oerlikon akan menyembur dan membentuk semacam perisai (metal spin-stabilised projectiles) saat berada di dekat target. Ibarat seorang nelayan melemparkan jaring ke seekor ikan. Perisai itulah yang akan menghantam dan merusak rudal/ pesawat yang datang. Rheinmetall menyebut kemampuan ini sebagai: “Skyshield” alias perisai udara.
Amunisi Ahead bisa juga ditembakkan dari twin 35mm GDF series towed anti-aircraft guns yang dimodifikasi, untuk meningkatkan kemampuan mereka terhadap target yang kecil. Sejumlah konsumer Rheinmetal juga mengambil opsi ini untuk upgrade alutsista mereka dengan biaya yang lebih murah. Khusus untuk Denmarkd dan Venezuela, mereka memesan Oerlikon Skyshield Revolver Gun, versi pertahanan pantai.
Jerman terus mengembangkan Skyshield ini dengan memunculkan versi terbaru yakni Rheinmetall MANTIS (Modular, Automatic and Network-capable Targeting and Interception System). MANTIS didisain sebagai garda terdepan untuk melindungi aset sipil maupun militer dari ancaman serangan yang terkecil, termasuk mortir, karena memiliki kemampuan:counter-rocket and mortar (C-RAM). Sejauh ini ujicoba Mantis sukses mencegat serangan artileri, mortir dan tentunya roket.
Skyshield merupakan Short Range Air Defence yang dikembangkan oleh Oerlikon Contraves Swiss yang kini menjadi anak perusahaan Rheinmetall group, Jerman.
Persiapan Paskhas
Komandan Wing II Paskhas Kolonel Budi Sumarsono mengatakan TNI AU telah menyiapkan sarana dan prasarana Oerlikon Skyshield mulai Agustus 2012. Kesiapan sumber daya manusia, dilakukan dengan melatih 300 prajurit Paskhas ke Swiss, untuk mengawaki Oerlikon Skyshield. Selain itu, TNI AU juga membentuk Detasmen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas yang diawali dari Lanud Adisutjipto.
Setelah memasang dan membenahi radar di berbagai Pangkalan Udara, TNI AU mulai meningkatkan penangkis serangan udara untuk menjaga alutsista yang terus berdatangan, seperti: SU-27/30, Super Tucano, C 130 Hercules, Grob G-120-TP, F-16, KT-1 Wong Bee, Boeing B-737-500, T-50 Eagle, C 295 dan lain sebagainya. (JKGR).
No comments:
Post a Comment