C 295 AEW&C |
Pelaksanaan
mekanisme defense offset untuk pengadaan peralatan pertahanan telah
berlangsung sejak awal tahun 1960-an sampai sekarang, sistem yang
indonesia anut selama ini ternyata membuahkan hasil yang signifikan
dalam kemandirian alutsista modern dan berdayaguna, tak
tanggung-tanggung Indonesia yang diwakili oleh PTDI dan Spanyol yang
diwakili oleh AEDS CASA, sedang menggarap Prototype baru C 295 AEW&C
(Airborne Early Warning & Control system) dengan sokongan teknologi
baru yang menggaet perusahaan dirgantara Israel yakni Israel Aerospace
Industries (IAI), perusahaan dirgantara israel ini terkenal karena
telah berhasil mengembangkan pesawat tanpa awak UAV Heron yang diklaim
teknologinya mampu menyaingi uav negara adidaya Amerika.
Kerjasama yang diwakili EADS Spanyol itu terjadi pada Pada awal tahun 2011 sedangkan Bulan Februari 2012, EADS CASA dan IAI telah melakukan uji terbang terhadap C 295 AEW&C (Airborne Early Warning & Control system) dan diklaim sukses.
Dalam uji terbang itu, pesawat C-295 AEW atau AEW&C mampu terbang 8 jam lebih dengan maksimum altitude antara 20,000ft (6,100m) hingga 24,000feet. Bukan hanya itu saja C 295 ini diinstal perangkat “integrated tactical system mission” milik IAI/ Elta sebagai penyuplai “active electronically scanned array radar”, serta piranti pendukung lainnya. C-295 juga dilengkapi dilengkapi modul anti-surface/anti-submarine warfare. Dalam fungsinya Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai:B VR Missile Guidance, Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.
Benda berharga C-295 AEW&C, benar benar sudah didepan mata Indonesia. Beberapa pesawat C 295 dirakit di PT DI. Bahkan sekitar 65 persen komponen C 295 diproduksi oleh PT DI.
Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dengan IAI/Elta Israel dalam pengadaan Skuadron UAV Heron Indonesia. Untuk itu, tidak ada kendala bagi Indonesia untuk mendapatkan piranti AEW&C Israel.
Pemerintah berencana mengadakan pesawat peringatan dini, C 295 AEW&C dengan budgetnya yang diambil dari anggaran belanja militer tahun 2014.
Tampaknya pengadaan C 295 AEW&C ini tidak akan banyak kendala karena pesawatnya memang sedang dirakit di PT DI Bandung, Jawa Barat.
Kerjasama yang diwakili EADS Spanyol itu terjadi pada Pada awal tahun 2011 sedangkan Bulan Februari 2012, EADS CASA dan IAI telah melakukan uji terbang terhadap C 295 AEW&C (Airborne Early Warning & Control system) dan diklaim sukses.
Dalam uji terbang itu, pesawat C-295 AEW atau AEW&C mampu terbang 8 jam lebih dengan maksimum altitude antara 20,000ft (6,100m) hingga 24,000feet. Bukan hanya itu saja C 295 ini diinstal perangkat “integrated tactical system mission” milik IAI/ Elta sebagai penyuplai “active electronically scanned array radar”, serta piranti pendukung lainnya. C-295 juga dilengkapi dilengkapi modul anti-surface/anti-submarine warfare. Dalam fungsinya Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai:B VR Missile Guidance, Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.
Benda berharga C-295 AEW&C, benar benar sudah didepan mata Indonesia. Beberapa pesawat C 295 dirakit di PT DI. Bahkan sekitar 65 persen komponen C 295 diproduksi oleh PT DI.
Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dengan IAI/Elta Israel dalam pengadaan Skuadron UAV Heron Indonesia. Untuk itu, tidak ada kendala bagi Indonesia untuk mendapatkan piranti AEW&C Israel.
Pemerintah berencana mengadakan pesawat peringatan dini, C 295 AEW&C dengan budgetnya yang diambil dari anggaran belanja militer tahun 2014.
Tampaknya pengadaan C 295 AEW&C ini tidak akan banyak kendala karena pesawatnya memang sedang dirakit di PT DI Bandung, Jawa Barat.
Kehadiran
C-295 AEW&C akan memberikan airborne systems: membimbing pesawat
tempur untuk mencari titik lemah formasi pesawat musuh, memberikan
kordinat pesawat musuh, melakukan electronic counter. Singkatnya C-295
AEW&C akan menjadi “theatre of battle management”.
Jika terjadi peperangan, tentu jet tempur musuh, pertama kali akan memburu pesawat AEW&C, untuk melemahkan pertahanan udara lawan. Namun karena AEW&C memiliki electronic counter, dia hanya bisa dilumpuhkan dengan rudal anti-radiasi, antara lain Kh-31P/ AS 17 Crypton, yang juga dimiliki Indonesia
Jika terjadi peperangan, tentu jet tempur musuh, pertama kali akan memburu pesawat AEW&C, untuk melemahkan pertahanan udara lawan. Namun karena AEW&C memiliki electronic counter, dia hanya bisa dilumpuhkan dengan rudal anti-radiasi, antara lain Kh-31P/ AS 17 Crypton, yang juga dimiliki Indonesia
No comments:
Post a Comment