(Ilustrasi) Tank tempur utama Altay buatan Turki (Foto : shephardmedia.com) |
Saat pameran pertahanan International Defence Industry Fair (IDEF) 2013
ke-11 di Istanbul, Turki, lalu, Indonesia dan Turki sepakat untuk
bersama-sama mengembangkan dan memproduksi tank medium. Berdasarkan
kesepakatan itu, BUMN pembuat senjata Indonesia PT. PINDAD akan
bekerjasama dengan FNSS Defence Systems Turki yang merupakan pabrikan
kendaraan lapis baja Turki.
Penandatanganan kerja sama pembuatan tank medium itu merupakan langkah maju bagi kedua negara. Dan diharapkan nantinya Indonesia bisa menyerap teknologi tank milik Turki dan akhirnya Indonesia mampu membuat tank sendiri sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat kemandirian produksi alutsista.
"Keduanya melakukan kerjasama untuk membuat tank. Waktu kerjasama diperkirakan tiga sampai lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank tersebut selesai, tahun depan baru bisa dibuat prototipe-nya," ujar Silmy Karim, Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan.
FNSS selama ini memang sudah menguasai teknologi tracked propulsion system (kendaraan beroda trek seperti pada tank) sementara Indonesia baru menguasai teknologi wheeled propulsion systems (seperti pada Anoa). Sebut saja berbagai kendaraan tempur, lapis baja, angkut personel dan berbagai sistem senjata lainnya sudah dibuat oleh FNSS. Indonesia diharapkan bisa mempelajari teknologi tracked propulsion system serta teknologi lain dengan kerjasama ini.
Penandatanganan kerja sama pembuatan tank medium itu merupakan langkah maju bagi kedua negara. Dan diharapkan nantinya Indonesia bisa menyerap teknologi tank milik Turki dan akhirnya Indonesia mampu membuat tank sendiri sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat kemandirian produksi alutsista.
"Keduanya melakukan kerjasama untuk membuat tank. Waktu kerjasama diperkirakan tiga sampai lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank tersebut selesai, tahun depan baru bisa dibuat prototipe-nya," ujar Silmy Karim, Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan.
FNSS selama ini memang sudah menguasai teknologi tracked propulsion system (kendaraan beroda trek seperti pada tank) sementara Indonesia baru menguasai teknologi wheeled propulsion systems (seperti pada Anoa). Sebut saja berbagai kendaraan tempur, lapis baja, angkut personel dan berbagai sistem senjata lainnya sudah dibuat oleh FNSS. Indonesia diharapkan bisa mempelajari teknologi tracked propulsion system serta teknologi lain dengan kerjasama ini.
"Indonesia telah memilih Turki dan FNSS karena pengalaman dan teknologi maju kami di bidang ini sudah diakui secara internasional, ujar seorang pejabat FNSS. Dia juga mengatakan proyek co-produksi akan sampai ke bentuk jadi dalam empat tahun ke depan. "Kami sekarang sedang mengajukan proposal secara resmi untuk bersama-sama merancang, mengembangkan dan memproduksi tank medium," katanya.
Kendaraan tempur ACV-S buatan FNSS Turki |
Selain kerjasama pembuatan tank medium, Indonesia juga bekerjasama untuk
membuat alat komunikasi dengan Turki. Dalam hal ini Indonesia diwakili
oleh PT LEN dan Turki diwakili oleh ASELSAN, perusahaan yang sudah
memiliki pengalaman memproduksi peralatan pertahanan dan keamanan.
Pada IDEF 2013 tersebut, Indonesia juga mengikutsertakan delapan industri pertahanan terbaik milik BUMN dan swasta. Tidak hanya dengan Turki, Indonesia juga mengupayakan kerjasama pertahanan dengan negara-negara lain. Termasuk juga dalam hal penjualan industri pertahanan produksi dalam negeri.
Turki saat ini juga berhasil membuat tank tempur utama (MBT) dengan nama Altay. Tank berbobot 65 ton ini dipersenjatai meriam kaliber 120 mm dan senapan mesin 12,67 mm. Tank ini mampu mencapai kecepatan 70 km/jam di jalan mulus. Baru-baru ini dikabarkan, Arab Saudi berminat untuk mengakuisisi tank Altay.
Pada 21 Mei lalu, Turki juga mengumumkan telah meluncurkan kendaraan lapis baja intai baru (sistem tracked) "Kaplan" yang berarti dalam bahasa turki berarti Harimau.
Pada IDEF 2013 tersebut, Indonesia juga mengikutsertakan delapan industri pertahanan terbaik milik BUMN dan swasta. Tidak hanya dengan Turki, Indonesia juga mengupayakan kerjasama pertahanan dengan negara-negara lain. Termasuk juga dalam hal penjualan industri pertahanan produksi dalam negeri.
Turki saat ini juga berhasil membuat tank tempur utama (MBT) dengan nama Altay. Tank berbobot 65 ton ini dipersenjatai meriam kaliber 120 mm dan senapan mesin 12,67 mm. Tank ini mampu mencapai kecepatan 70 km/jam di jalan mulus. Baru-baru ini dikabarkan, Arab Saudi berminat untuk mengakuisisi tank Altay.
Pada 21 Mei lalu, Turki juga mengumumkan telah meluncurkan kendaraan lapis baja intai baru (sistem tracked) "Kaplan" yang berarti dalam bahasa turki berarti Harimau.
No comments:
Post a Comment