Banyak
orang tidak tahu, PT Dirgantara Indonesia (Persero) selain memproduksi
pesawat terbang, juga memproduksi beberapa alat peraga untuk
menerbangkan pesawat terbang, atau biasa disebut dengan Flight Simulator (FS).
|
Ide
datangnya usaha pembuatan flight simulator datang dari permintaan pihak
Malaysia untuk pesawat CN-235 yang dimilikinya. Mereka mendorong PTDI
membuat FS agar para pilot negara itu dapat melatih diri sehingga
mereka dapat mengawaki dengan baik pesawat-pesawat CN235 TUDM (Tentara
Udara Diraja Malaysia) produksi PTDI yang dimiliki.
Permintaan Malaysia ini disambut baik PTDI. Itu guna menangkap peluang
bisnis serta mengingat bahwa sistem avionik yang terpasang pada FS CN235
tidaklah jauh berbeda dengan sistem yang ada pada pesawat sesungguhnya.
Pengembangan bisnisnya juga tidak jauh beda dengan bisnis utama PTDI
dalam merancang dan memproduksi pesawat CN235.
Oleh karena itu, sejak tahun 2000, PTDI melakukan ekspansi usaha dengan
merancang bangun dan memproduksi FS CN235. Dan pada tahun 2004, PTDI
telah memenuhi pesanan Sapura Technology Malaysia dengan mengirimkan FS
CN235, dan pada saat ini Sapura Technology telah memiliki dua unit FS
CN235 buatan PTDI.
Dalam membuat sebuah flight simulator pesawat dibutuhkan data base
pesawat yang akan dibuatnya, agar FS yang dibuat dapat mencerminkan
kondisi pesawat yang sebenarnya. Namun untuk mendapatkan data base
tersebut tidaklah mudah dan kalaupun ada, harganyapun sangat mahal.
Selain FS CN235, PTDI juga telah memproduksi beberapa macam simulator,
di antaranya FS untuk helikopter Superpuma untuk kebutuhan TNI-AU,
flight simulator untuk kapal laut, Nav Trans, Olah Yudha dan untuk
kebutuhan Suralaya pembangkit listrik serta simulator untuk menangkap
ikan.
Untuk dunia penerbangan, biasa disebut dengan FS, yang dipergunakan
untuk melatih para awak pilotnya dengan biaya yang jauh lebih murah dan
efisien bila dibandingkan dengan melakukan praktek uji terbang
menggunakan pesawat seseungguhnya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, flight simulator adalah
sebuah alat bantu untuk melatih para pilot dalam menerbangkan sebuah
pesawat terbang. Alat ini, mensimulasikan kondisi pesawat terbang yang
sebenarnya.
Kemajuan teknologi memiliki andil besar dalam pelatihan menggunakan
simulator terbang, Kecanggihan simulator terbang saat ini sudah dapat
mensimulasikan reaksi terhadap faktor-faktor lingkungan eksternal,
seperti kerapatan udara, turbulensi, awan, curah hujan, bahkan mampu
membawa karakteristik pesawat tersebut secara lebih nyata lewat
simulasi.
Keuntungan Gunakan Flight Simulator
Pada saat ini, baru ada beberapa perusahan di belahan dunia yang mampu
membuat flight simulator. Umumnya adalah perusahaan yang telah
mengembangkan teknologi tinggi, seperti Amerika dan Perancis. Di
negara-negara kawasan Asean, barangkali hanya Indonesia dengan PTDI-nya
saja yang mampu membuat FS.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan penerbangan
jika perusahaannya menggunakan FS ialah menghemat biaya pelatihan
sangat mahal pilot yang akan mengawaki sebuah pesawat terbang tertentu.
Dengan menggunakan flight simulator yang dimilikinya, biaya bisa ditekan
semurah mungkin.
Para pilot dapat memelihara atau menjaga kemampuan terbangnya, juga
perusahaan akan dapat memanfaatkan secara maksimal pesawat-pesawatnya
dari pada selama puluhan jam digunakan hanya untuk latihan terbang
sesungguhnya. Dengan demikian, biaya operasional lainnya akan dapat
ditekan.
Bagi pilot yang tidak terbang dengan menggunakan pesawat sebenarnya,
namun menggunakan flight simulator, mereka tetap akan mendapatkan
lisensi jam terbang. Dengan demikian kemampuan terbang pilot yang
bersangkutan tetap tercatat dengan baik.(IRIBIndonesia/Antara/PH)
*) Penulis adalah staf senior Divisi Komunikasi PTDI |
No comments:
Post a Comment